27.6 C
Bogor
Monday, November 25, 2024

Buy now

spot_img

Warga yang Positif di Stasiun dari Luar Bogor

Bogor | Jurnal Inspirasi

Tes swab yang dilakukan di Stasiun Bogor pada pekan lalu menunjukan bahwa tiga orang dinyatakan positif Covid-19 dari 325 penumpang yang diambil spesimennya secara acak.  “Ketiganya laki-laki. Tidak ada yang warga Kota Bogor. Hasil telusur kami, dua orang tinggal di Jakarta, satu orang tinggal di Sukabumi,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno, Senin (4/5).

Retno menjelaskan, ketiga penumpang yang terkonfirmasi positif tersebut diketahui bekerja di Jakarta dan kini sudah mendapatkan penanganan oleh masing-masing Dinas Kesehatan domisili mereka (DKI Jakarta dan Sukabumi). “Mereka setiap hari menggunakan KRL. Yang orang Sukabumi kerja di Jakarta. Dua orang lagi juga sama kerja di Jakarta tapi sedang melakukan tugas ke Bogor. Kami meneruskan ke dinas kesehatan setempat dan kepada yang bersangkutan. Kami sudah memberikan saran untuk segera mendapatkan penanganan,” jelasnya.

“Untuk tracing kami serahkan ke Dinkes domisili pasien, tetapi kami Dinkes Kota Bogor juga melakukan tracing untuk menelusur riwayat kontaknya di sini. Ada tiga yang positif itu berarti ada potensi besar penularan Covid di stasiun, berarti harus di tingkatkan kewaspadaan. Ada sumber potensi penularan,” tambahnya.

Retno mengimbau, bagi masyarakat yang benar-benar harus keluar rumah harus tetap memperhatikan protokol PSBB. “Tetap pakai masker, jaga jarak. Kalau tidak penting-penting banget tidak usah keluar rumah. Kalau pakai moda transportasi umum, mempunyai risiko seperti itu yang kita tidak tahu,” ujar dia.

“Tiga orang yang positif itu tanpa gejala. Merasa sehat-sehat saja tapi berpotensi menularkan virus itu lebih bahaya karena mereka beraktivitas normal, merasa sehat dan merasa tidak memiliki virus. Kalau dia menularkan ke orang yang rentan yang mempunya penyakit bawaan, itu akan jatuh ke dalam kondisi yang lebih buruk. Itu yang perlu diwaspadai,” tandasnya.

Sementara Walikota Bogor Bima Arya meninjau aktivitas di Stasiun Bogor, Senin (4/5). Dari pantauannya, terlihat masih terjadi kepadatan penumpang pada pagi hari. “Memang sudah berkurang 60 persen. Dari keadaan biasa sampai PSBB itu berkurang 60 persen. Tapi 40 persen ini adalah orang-orang yang bekerja disektor yang dikecualikan seperti perbankan, cleaning service, apotek, minimarket, logistik,” ujar Bima.

Ia menyatakan, harus ada evaluasi kebijakan agar PSBB yang sedang berlangsung tidak menjadi hal yang sia-sia. “Jadi opsi pertama paling ideal adalah stop (operasional KRL) total. kedua, memperketat di sini (stasiun). ketiga mungkin dievaluasi layanan gerbong dan jadwalnya semaksimal mungkin,” jelasnya.

“Opsi lain yang bisa diambil mungkin memaksimalkan layanan antar jemput dari perusahaan yang dikecualikan boleh beroperasi selama PSBB di seputar Jakarta. Jadi ada perusahan, pabrik atau unit ekonomi apapun silahkan menyediakan layanan bagi karyawannya. Jadi lebih terkontrol,” tambahnya.

Berdasarkan kajian epidemiologi, kata dia, yang terpapar Covid-19 itu mayoritas dari kerumunan seperti stasiun dan pasar. “Kerja keras kita di PSBB ini adalah stasiun dan pasar. Terbaru, hasil tes swab 3 orang dinyatakan positif kemarin itu kan dari stasiun. Dan ini Orang Tanpa Gejala (OTG), dia berkeliaran tapi bisa mematikan orang,” katanya.

Rekomendasi-rekomendasi tersebut, lanjutnya, akan disampaikan kepada pemerintah pusat untuk menjadi dasar perubahan kebijakan. “Tidak bisa tidak, harus ada evaluasi kebijakan. Kemarin kita koordinasi di Whatsapp Group 5 kepala daerah. Kita akan bersurat lagi lebih detail memberikan opsi-opsi tadi untuk dibahas oleh kementerian,” pungkasnya.

** Fredy Kristianto

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles