31.6 C
Bogor
Friday, April 26, 2024

Buy now

spot_img

Dinkes Siapkan Skema Atasi Lonjakan Covid-19

Bogor | Jurnal Inspirasi

Wakil Walikota Bogor Dedie A Rachim melantik dr. Sri Nowo Retno, MARS sebagai Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) di Crisis Center, Jalan Raya Pajajaran pada Kamis (9/4/2020).

Pelantikan tersebut harus dilakukan karena Dinkes harus mampu menjadi leading sector dalam upaya percepatan penanganan Covid-19 di Kota Bogor.

Menurut Dedie, pelantikan Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor sudah mendapatkan rekomendasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat. “Dengan segala keterbatasan, kemudian juga kita dalam rangka lebih mengefektifkan peran dari pada Dinkes, pada akhirnya diputuskan dengan cepat dan kami lantik,” jelasnya.

Dedie berharap para dokter ini bisa saling bahu membahu dalam suasana yang cukup berat. “Dinkes harus bisa pemimpin dalam upaya kita memenangi ‘pertempuran’ ini,” tambahnya.

Dedie mengaku akhir-akhir ini pemerintah dan masyarakat dihadapkan suatu hal sangat berat dan belum pernah terjadi dalam sejarah modern setelah perang dunia kedua.

“Dan situasi berat ini ternyata sampai juga ke Bogor. Hari-hari ke depan kita sedang berusaha untuk memproses PSBB, dan sudah enam poin yang dilaksanakan semua, mulai dari pembatasan belajar mengajar, pembatasan di sektor perdagangan dan swasta,” paparnya.

Bahkan, kata dia, pembatasan di sektor spiritual keagaman pun sudah melalui surat keputusan bersama tentang pelarangan melaksanakan peribadatan di tempat-tempat ibadah dengan menggantikan dengan ibadah di rumah.

Situasi seperti itu, sambung Dedie, harus dihadapi dengan ekstra serius. Dinkes harus menjadi leader dan kemudian juga harus bisa mencarikan solusi-solusi terbaiknya.

“Dengan keterbatasan kita, kita berusaha dalam 25 hari terakhir, mencoba mengontrol, mencoba mencari solusi jangka pendek dan boleh dibilang semuanya dilaksanakan secara common sense, apa yang kita bisa lakukan ya kita lakukan selama itu masih di area kewenangan.

Sementara itu, Sri Nowo Retno siap menjalankan tugas sebagai Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor yang baru dengan penuh amanah dan dedikasi tinggi. “Situasi memang dalam kondisi berat dan prihatin tetapi memang kita harus hadapi apalagi Dinkes tadi juga disampaikan Pak Wakil harus menjadi leading sector, terutama dalam hal menyiapkan fasilitas kesehatannya,” ungkap Retno.

Ia menambahkan, segala kemungkinan harus diantisipasi, terutama jika terjadi outbreak atau lonjakan kasus. “Kita harus bergerak cepat dengan kondisi keterbatasan. Saat ini RSUD Kota Bogor sudah ditunjuk menjadi RS rujukan Covid-19 oleh SK Gubernur tetapi memang kapasitasnya belum memenuhi. Jadi sekarang sedang disiapkan rencana kita ingin sentralisasi di RSUD untuk 120 tempat tidur yang kita siapkan dengan memanfaatkan satu gedung baru,” katanya.

Sentralisasi RSUD tersebut, lanjut Retno, membutuhkan proses karena harus menyiapkan sarana dan prasarana, terutama SDM. “SDM akan kita bantu dengan melibatkan dari SDM rumah sakit lain yang kita jadwalkan. Kemudian dari tenaga puskesmas yang biasanya di bertugas rawat inap tapi tidak aktif, mungkin akan disiapkan untuk membantu RSUD,” jelasnya.

Tidak hanya fasilitas layanan kesehatan, kata Retno, Dinkes juga akan menyiapkan tempat-tempat selain rumah sakit untuk merawat ODP atau PDP dengan gejala ringan. “Ketika nanti terjadi outbreak dan ternyata RSUD dan RS lain juga tidak mampu lagi menampung, kita juga harus sudah menyiapkan tempat-tempat di luar fasilitas layanan kesehatan untuk merawat ODP atau PDP dengan gejala ringan semacam ruang isolasi yang seperti wisma atlet. Jadi pasien-pasien kategori tersebut tidak harus dirawat di RS karena perawatannya tidak memerlukan ventilator dan sebagainya,” pungkasnya.

Fredy Kristianto

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles