Ciawi | Jurnal Inspirasi
Penyuluh di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi melakukan gerakan cepat (Gercep) membantu pemasaran bunga Gerbera dan Krisan yang dihasilkan petani bunga Desa SudayaGirang dan Desa Karawang yang merupakan sentra bunga potong yang berada di bawah kaki Gunung Gede. Bunga dipasarkan kepada para ASN, Instansi, perkantoran dan masyarakat sekitar.
“ Kami membaca situasi saat ini, dimana kegiatan – kegiatan keramaian yang biasanya menggunakan bunga dibatasi. Ini solusi untuk petani bunga, agar tetap semangat dan bisa menjual bunganya sehingga tetap bisa mendapatkan pemasukan dari panen bunganya, “ ujar Diat Sudjatman Penyuluh Kecamatan Sukabumi, saat dihubungi Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP), Senin (6/4).
Diat menuturkan ini adalah salah satu tugas penyuluh membantu petani tidak hanya dalam budidaya tapi juga disaat seperti sekarang dimana petani sangat memerlukan uluran tangan penyuluh.
Hal ini sesuai dengan arahan Kepala Dinas Pertanian Kab. Sukabumi, agar penyuluh selalu memotivasi petani untuk tidak patah semangat.
Kualitas bunga potong dari Kecamatan Sukabumi (Selabintana) sudah dikenal baik. .Dalam sepekan petani bisa menghasilkan bunga 450 gabung. Gabung merupakan hitungan untuk bunga potong.
“ Bunga potong itungannya gabung, satu gabung terdiri dari 10 ikat, satu ikatnya jumlahnya 40 tangkai untuk gerbera dan satu ikat 10 tangkai untuk bunga krisan, “ terangnya.
Selama ini petani memasarkan bunga ke Rawabelong, Taman Mini Indonesia Indah, Sukasari Bogor dan Pasar Bunga Bandung. Sementara Penyuluh memasarkan bunga, petani dianjurkan memanfaatkan waktu senggang bertanam dengan pemeliharaan Green House (GH), dan saluran air di kebun bunganya dengan memperhatikan protokol pencegaahan penyebaran covid-19.
“ Penyuluh mengajak petani bersatu melawan pandemi corona, taati apa yang dianjurkan pemerintah, selalu jaga kesehatan lingkungan kita dan Semoga pandemi ini segera berakhir, “ pungkas Diat. RG/PPMKP