Cisarua | Jurnal Inspirasi
Adanya penyebaran virus Corona (Covid-19) ke Kabupaten Bogor disikapi pemerintah tingkat kecamatan yang langsung mengimbau masyarakat untuk mengurangi aktivitas atau berdiam diri di rumah atau mengisolasi sendiri. Namun upaya ini berdampak ke perekonomian masyarakat yang kini mati. Terlebih wilayah Cisarua dan Megamendung merupakan wilayah pariwisata yang tempat tempat wisatanya sudah melakukan penutupan sementara.
“Saya yang hidup dari mencari nafkah tiap hari benar-benar ini merupakan pukulan. Memang maunya kita berdiam diri di rumah. Tetapi kebutuhan hidup untuk keluarga sangat mendesak untuk tetap keluar. Karena siapa lagi kalau bukan saya yang harus mencari nafkah untuk hidup sehari hari. Anak anak dan istri kita butuh makan,” ujar Rohman, warga Cisarua yang usaha sebagai pedagang asongan.
Yang terpantau cukup miris bagi keberadaan masyarakat yang hidup di garis kemiskinan. Selain susahnya untuk mendapatkan uang untuk biaya hidup, wabah virus Corona dan berbagai berita kematian seputar penderita virus yang selalu menjadi headline di media sosial kerap menghantui keberadaan mereka. Tak ayal, wajah-wajah muram terlìhat jika bertemu dengannya. “Saya butuh untuk makan anak-anak. Walaupun sepi pembeli terpaksa kami berjualan,” kata Ikin.
Sejak beredarnya wabah tersebut, keberadaan para pengusaha wisata yang ada di dua kecamatan itu tampak tidak peduli kepada warga sekitar. Mereka seolah olah lupa akan keberadaannya. Untuk pencegahan Covid 19, masyarakat dengan swadaya atau secara pribadi melakukan penyemprotan di lingkungan. Jatnika (56), warga Kelurahan Cisarua dan teman-temannya merasa terpanggil untuk melakukan penyemprotan ke beberapa desa dan membagi bagikan masker kepada warga yang ditemuinya.
“Kami merasa terketuk hati untuk melakukan hal itu. Warga butuh perhatian yang nyata. Semoga wabah ini cepat berakhir. Selain kita harus membentengi diri supaya tidak terkena, berdoa kepada Allah SWT itu jangan sampai ketinggalan. Kita berharap warga Cisarua dan sekitarnya tidak ada yang menjadi korban virus Corona,” tutur Jatnika.Â
Dadang Supriatna