32.2 C
Bogor
Thursday, April 18, 2024

Buy now

spot_img

Amerika Serikat jadi Pusat Baru Pandemi

Jakarta | Jurnal Inspirasi

Jumlah kasus Covid-19 di Amerika Serikat meningkat sangat drastis setiap harinya. Akhir pekan kemarin, jumlah kasus terkonfimasi positif di Negeri Paman Sam itu sudah mencapai angka 100 ribu, bahkan di atas jumlah kasus positif di China dan Italia. Lebih dari separuh dari total 50 negara bagian di AS kini sudah menetapkan karantina wilayah. Beberapa WNI yang tinggal di Amerika pun was-was.

Kasus virus corona di Amerika Serikat kini dipastikan paling tinggi di dunia, dengan lebih dari 86.000 orang positif terinfeksi Covid-19. Merujuk data Universitas Johns Hopkins, AS melampaui China yang mencatat 81.782 kasus dan Italia yang melaporkan 80.589 kasus. Kedua negara itu sebelumnya merupakan pusat pandemi virus corona.

Tetapi dengan 1.200 kematian terkait-Covid-19, jumlah kematian AS masih jauh dibawah China (3.291) dan Italia (8.215). Tonggak sejarah yang suram ini muncul setelah Presiden AS Donald Trump meramalkan negaranya akan kembali bekerja “cukup cepat”, setelah negara itu melaporkan adanya 3,3 juta warga yang mengajukan tunjangan pengangguran pekan lalu.
Lebih dari 1.100 orang yang terjangkit Covid-19 meninggal di AS. Dalam konferensi pers di Gedung Putih, Washington, Trump mengatakan: “Mereka harus kembali bekerja, negara kita harus kembali, negara kita didasarkan pada itu dan saya pikir itu akan terjadi dengan cepat. “Kita dapat memanfaatkan bagian dari negara kita, kita mungkin mengambil bagian besar dari negara kita yang tidak begitu terdampak dan kita dapat melakukannya dengan cara itu.”

Dia menambahakan: “Banyak orang yang salah mengartikan ketika saya mengatakan kembali, mereka akan mempraktikan jarak sosial sebanyak yang Anda bisa dan mencuci tangan serta tidak menjabat tangan dan semua hal yang kita bicarakan.”

Ketika AS menyalip China dalam hal kasus virus corona terbanyak, Trump meragukan angka yang dirilis Beijing, mengatakan kepada wartawan: “Anda tidak tahu jumlahnya di China”. Namun dalam cuitannya kemudian ia mengatakan telah melakukan “percakapan yang sangat baik” dengan Presiden China Xi Jinping. “China telah melalui banyak hal dan telah memahami virus ini. Kami bekerja sama secara erat. Sangat saya hargai,” kata Trump.

Wakil Presiden Mike Pence mengatakan tes virus Corona saat ini dapat dilakukan di 50 negara bagian dan lebih dari 552.000 tes telah dilakukan sejauh ini. Bisakah presiden memerintahkan semua orang kembali bekerja?. Tidak. Awal bulan ini, Trump menetapkan periode 15 hari untuk memperlambat penyebaran virus Corona dengan mendesak semua orang Amerika untuk mengurangi interaksi publik secara drastis selama periode tersebut.

Namun imbauan ini bersifat sukarela dan tidak ada kewajiban untuk melakukannya. Padahal, dalam konstitusi AS jelas bahwa pemerintah memiliki wewenang untuk menjaga ketertiban dan keamanan publik, yang menurut para pakar adalah tanggung jawab gubernur negara bagian untuk memutuskan pembatasan terkait penyebaran virus.

Saat ini, 21 negara bagian AS telah memerintahkan warganya untuk tinggal di rumah mereka untuk mengatasi pandemi. Presiden AS telah mengeluarkan kebijakan federal untuk menangani wabah, seperti Undang-Undang Stafford, yang memungkinkan pemerintah AS untuk mengelontorkan puluhan miliar dolar untuk bantuan darurat. Trump juga telah mengajukan Undang-Undang Produksi Pertahanan, yang akan memungkinkannya untuk menasionalisasi manufaktur guna menghasilkan pasokan medis.

Asep Saepudin Sayyev |*

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles