Cibinong | Jurnal Bogor
Aktivis madrasah terus mempertanyakan janji politik Bupati Bogor Ade Yasin soal madrasah. Mereka menilai keberpihakan Bupati dan Wakil Bupati Bogor soal madrasah hanya sebelah mata. Seperti diungkapkan Azwar Annas yang mempertanyakan Karsa Cerdas, khususnya soal keperpihakan terhadap madrasah. Kini masih banyak di Kabupaten Bogor sekolah madrasah yang kondisi bangunannya rusak serta guru-guru madrasah yang masih jauh dari kata sejahtra.
“Dalam janji politik begitu indah, tapi pada kenyataan sampai saat ini masih banyak sekolah madrasah rusak dan kumuh kurang lebih ada 1000 bangunan madrasah rusak dengan kondisi sangat memprihatinkan. Salah satunya di wilayah Bogor Barat,” kata Azwar Annas, kepada Jurnal Bogor, kemarin.
Sementara anggota DPRD Kabupaten Bogor Ruhiyat Sujana meminta transparasi soal dana hibah yang diberikan Pemkab Bogor ke Kemenag soal bantuan madrasah. “Harus dijelaskan kepada publik (masyarakat) Kabupaten Bogor bantuan untuk madrasah jangan sampai hanya program saja namun bentuk transparasi tidak ada,” ujarnya.
Sementara Pemkab Bogor melalui protokolnya Gus Udin mengatakan, tidak tahu apa sebenarnya yang dipersoalkan kalangan aktivis madrasah. Padahal sudah jelas Pemkab Bogor pada tahun ini sudah menetapkan anggaran 9 miliar untuk rehab madrasah dan 9 miliar untuk isentif. Adapun insentif itu kata dia tentunya tidak dibisa diberikan langsung kepada guru madrsah karena terbentur aturan.
“Karena bantuan itu tidak bisa langsung diberikan ke madrsah tapi ke Kemenag sesuai anturan yang ada. Dan bantuan itu sebenarnya sudah menjadi kebijakan Bupati sebagai bentuk kepedulian Bupati melalui RPJMD 2019. Jadi saya kira semuanya sudah jelas realisasinya, dan semua itu berdasarkan semua elemen madrasah pada saat itu mana yang prioritas,” kata Gus Udin mengakhiri.
Cepi Kurniawan