Jakarta | Jurnal Bogor
Moda transportasi massal lintas rel terpadu atau light rail transit
(LRT) Fase 1 rute Kelapa Gading-Velodrome Rawamangun telah beroperasi sejak
akhir tahun lalu. Namun demikian, efisiensi pembangunan moda transportasi ini
dipertanyakan.
Salah satunya oleh Ketua DPP Partai Demokrat
Jansen Sitindaon yang belakangan mengaku sering berkunjung ke Kelapa Gading.
Menurut pengamatannya, moda transportasi itu belum ramai dipakai oleh warga. “Baru
tahu LRT menuju Rawangun sepi banget ternyata,” tegasnya di akun Twitter
pribadi, Senin (17/2).
Dia bahkan berpandangan bahwa LRT ini bagian
dari proyek gagal yang dikerjakan di era Presiden Joko Widodo. Jansen Sitindaon
turut mempertanyakan hasil survei yang dijadikan dasar pembangunan LRT.
Pasalnya, jalur tersebut bukan rute para pekerja warga DKI.
Selain itu, jaraknya juga terbilang pendek,
yaitu hanya 5,8 kilometer, yang jika ditempuh dengan ojek hanya membutuhkan
waktu 10 menit untuk sampai.
“Bangunnya habis Rp 5,8 triliun. Ini mercusuar
tapi gegabah dan mubazir menurut saya. Habis berapa pemda DKI tiap tahun
subsidi ya?” tanya terheran-heran.
Lebih lanjut, Jansen Sitindaon mengamini
pernyataan yang pernah disampaikan mantan Sekretaris Kementerian BUMN, M. Said
Didu tentang jebakan infrastruktur.
Jangankan balik modal, membiayai operasional
harian aja dari penumpang yang naik tidak mampu. Jadi harus terus disubsidi,”
terangnya. “Jujur kereta api bandara yang habis Rp 5 triliun aku belum pernah
naik. Jangan-jangan itu juga sepi,” sindir Jansen Sitindaon.
Asep Saepudin Sayyev |*