Bogor | Jurnal Inspirasi
Kasus positif di DPRD Kota Bogor bertambah satu. Dengan demikian, wakil rakyat yang terpapar Covid-19 menjadi dua orang pada Rabu (30/9). Ketua DPRD Kota Bogor, Atang Trisnanto pun membenarkan informasi tersebut. Menurutnya, dari 31 orang yang menjalani swab test, satu di antaranya dinyatakan positif corona Sedangkan sisanya negatif.
“Benar, ada tambahan satu positif. Yang bersangkutan adalah anggota dewan,” ujar Atang saat dihubungi melalui whatsapp, Rabu (30/9) malam.
Atang menyatakan, berdasarkan hasil tracing anggota dewan tersebut terpapar Covid-19 melalui transmisi lokal. “Kemungkinannya dia terpapar di Bogor,” kata politisi PKS ini.
Sementara itu, Wakil Walikota Bogor, Dedie A. Rachim mengatakan bahwa DPRD Kota Bogor belum dapat dikategorikan sebagai klaster corona. “Kalau jumlahnya tiga orang keatas baru jadi klaster. Mudah-mudahan tidak ada tambahan lagi,” katanya.
Dedie yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penangan Covid-19 Kota Bogor ini menuturkan bahwa anggota dewan yang terpapar corona terjangkit virus tersebut dari aktivitas di luar parlemen. “Bisa dilingkungan rumah atau aktivitas keluarga. Karena itu kami sedang melakukan tracing kontak erat di luar DPRD,” ucap Dedie.
Hingga kini, sambung Dedie, pihaknya belum mengetahui berapa jumlah kontak erat dari pasien terkonfirmasi positif tersebut. “Masih dilacak,” singkatnya.
Sebelumnya, Anggota DPRD Fraksi Partai Demokrat, Anita Primasari Mongan secara terbuka menyatakan bahwa ia terpapar Covid-19, dan saat ini tengah menjalani isolasi mandiri di kediamannya.
Anita mengaku, mengetahui bahwa ia terpapar corona setelah menjalani tes swab secara mandiri pada Senin (28/9). Padahal, sebelumnya ia sempat melakukan rapid test dan dinyatakan non-reaktif.
Iapun menegaskan bahwa pengumuman sebagai pasien positif corona dilakukan agar memberikan pembelajaran kepada publik.
Anita pun bercerita sempat mengalami demam tinggi pada Sabtu (26/9) malam. Namun ketika itu, demamnya sempat turun usai mengkonsumsi vitamin dan obat. “Setelah diswab hasilnya positif. Kemudian, iapun melaksanakan isolasi mandiri. Saya harus bisa self healing ini. Penyakit ini belum ada obatnya. Jadi saya minum vitamin-vitamin aja dan makanan bergizi, termasuk ramuan jamu,” ungkapnya saat dihubungi melalui whatsapp, Selasa (29/9) malam.
Anita mengatakan bahwa ia melaksanakan isolasi mandiri di kediamannya selama 10 hari atas saran Dinkes dan Pak Wali. Kondisi fisik saya baik, makanya isolasi mandiri,” tegasnya.
Iapun meminta masyarakat tetap waspada dan tidak kendor untuk tetap jalankan protokol kesehatan. Tetap pakai masker jika keluar rumah, cuci tangan, jaga jarak dan selalu jaga imunitas agar terhindar dari Covid-19.
“Virus ini masih mengintai, kita jangan kendor dalam protokol kesehatan. Hasil rapid test non-reaktif bukan jaminan aman dari virus ini. Saya belajar dari sini bahwa akhir-akhir ini pandemi makin tinggi, tapi sayanya agak kendor menjaga protokol kesehatan,” pungkasnya.
** Fredy Kristianto