Pandeglang | Jurnal Inspirasi
Ancaman krisis pangan yang dilontarkan oleh FAO tidak boleh dipandang remeh. Melambatnya perekonomian dunia dan prediksi meningkatnya masyarakat miskin akan berimplikasi pada pemenuhan pangan bagi masyarakat.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo senantiasa menegaskan komitmennya untuk menjaga ketahanan pangan. Komitmen tersebut diwujudkan dengan berbagai langkah strategis dalam upaya peningkatan ketersediaan pangan di era new normal, antara lain mengajak masyarakat untuk memanfaatkan lahan pekarangan.
Penyuluh Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Cisata Kabupaten Pandeglang memanfaatkan lahan kosong dilingkungan BPP untuk bertanam cabai rawit. Hal ini dilakukan sebagai upaya memberi contoh dan mendorong masyarakat memanfaatkan pekarangan,
“ Saya sangat mengapresiasi hasil kerja keras PPL Cisata, memanfaatkan lahan 2000 m2. Inilah hasilnya cabai rawit dan cabai besar. Cabai rawit baru panen perdana, hasilnya luar biasa., “ Ujar Atang Suhana Camat Cisata yang turut menyaksikan panen perdana, Minggu, (28/6).
Atang berharap kegiatan yang dilakukan penyuluh kecamatan Cisata dapat menjadi contoh bagi masyarakat sekitar untuk memanfaatkan pekarangan untuk bertanam.
Karsito, koordinator penyuluh BPP kecamatan Cisata menuturkan panen perdana cabai rawit sebanyak 1000 batang, dengan produksi 70 kg.
Selain Camat, panen perdana cabai rawit dihadiri para penyuluh dan petugas pengamat organisme pengganggu tumbuhan (POPT).
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menuturkan dengan problem pembangunan pertanian yang semakin kompleks dibutuhkan penyuluh yang cerdas, pintar, gesit dan bermental kuat untuk menjadi contoh dan pendamping petani.
“Penyuluh itu otak nya petani. Penyuluh itu kopassus nya pertanian kalau penyuluh nya hebat petani nya juga hebat, begitu juga sebaliknya,” ujar Dedi.
Regi/PPMKP