28.8 C
Bogor
Friday, December 5, 2025

Buy now

spot_img

Tangkap Pelaku Penyebar Video Rekaman Pembicaraan Presiden dan Menhan


JURNALINSPIRASI.CO.ID, JAKARTA == Maraknya pembicaraan terkait isi rekaman video berisi percakapan antara Menteri Pertahanan (Menhan) RI Jenderal (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin dan Presiden RI Jenderal (Purn) Prabowo Subianto yang bocor ke publik. Menjadi perhatian khusus karena pembicaraan yang bersifat rahasia antara kepala negara dan mentrinya.
“Kita prihatin dengan bocornya pembicaraan itu ya, tentunya itu dalam katagori rahasia, kalau menurut kami. Karena itu pembicaraan antara Menteri dengan kepala negara, apapun tentu tidak boleh tersiar ke publik.” Kata Erlambang selaku Sekjen Gerakan Asta Cita Nasional, Jum’at (05/12/2025).
Erlambang juga menambahkan Isi percakapan kedua abiturien Akademi Militer (Akmil) 1974 tersebut merujuk rencana pertemuan Menhan Sjafrie dengan Perdana Menteri (PM) Jepang Sanae Takaichi di Tokyo pada 18 November 2025, tersebut meminta agar diusut tuntas bagi penyebar video tersebut.
“Yang kita bingung, siapa yang merekam, dan siapa yang membocorkan. Bukan masalah isi pembicaraan, bukan fokus pada isi, kenapa bisa di rekam, kenapa bisa bocor pembicaraan tersebut, tentu ada motivasi nya, jadi dalam hal ini, kami tentunya mendesak agar masalah ini tidak bisa di biarkan, harusnya diusut tuntas,”tegas Erlambang.
Tidak hanya itu, Erlambang juga berharap, agar kejadian tidak terulang lagi dan tidak dapat dibiarkan.” Apabila ini dibiarkan, akan menjadi preseden buruk kedepanya, jadi tidak adalagi marwah kepala negara dan dalam hal ini ada pembicaraan dengan menteri bisa bocor, sekali lagi, ini sangat berbahaya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.” jelasnya.
Sementara itu, diketahui Bocornya Informasi yang didapatkan video yang viral di berbagai kanal media sosial (medsos) itu diambil sebelum keberangkatan Sjafrie ke Tokyo dalam pertemuan 2+2 bersama Menlu Sugiono. Setelah bertemu Menhan dan Menlu Jepang, baik Sjafrie dan Sugiono diterima PM Sanae.
Presiden Prabowo memberi pesan hati-hati kepada Sjafrie jika pemerintah Jepang mengajak joint statement, apalagi menyangkut isu Taiwan. Hal itu lantaran PM Sanae sebelumnya sempat membuat komentar akan mendukung Taiwan jika diserang China.
“Oh yang perempuan itu. Siap,” kata Sjafrie merespons Prabowo. “Jadi kita hati-hati, jangan diajak bikin statemen yang,” kata Prabowo yang langsung dijawab “siap diperhatikan” oleh Sjafrie.
Lalu Percakapan berlanjut, Prabowo menekankan agar Sjafrie memegang teguh kebijakan pemerintah RI yang hanya mengakui kedaulatan China. “Kita jaga hubungan kita dengan Tiongkok, masalah Taiwan bagi kita kan sudah jelas itu, provinsinya Tiongkok,” ujar Prabowo dari ujung telepon yang lagi-lagi dijawab “siap” oleh Sjafrie.
Prabowo menegaskan, masalah Taiwan menjadi urusan dalam negeri Tiongkok. “Apa yang mau dibuat oleh RRT kepada Taiwan yaitu urusan di dalam negeri dia,” kata Prabowo kepada Sjafrie.
Prabowo melanjutkan, “Sama kalau nanti ada apa-apa sama Papua, itu urusan provinsi kita. Jangan ada negara asing terlibat, semua orang di dunia mengakui One China Policy.”

Menhan periode 2019-2024 itu meminta Sjafrie menunjukkan sikap sopan ke pemerintah Jepang. Namun, Indonesia berbeda dengan Jepang yang mengakui Taiwan sebagai negara merdeka terpisah dengan China.
“Tapi kita jaga netralitas kita, tapi masalahnya adalah tetap kita akui One China Policy. Itu saja, kita tidak bergeser dari sikap kita bahwa kita tidak mau mengurusi urusan dalam negeri negara sahabat,” kata Prabowo yang dijawab “siap” berulang kali oleh Sjafrie.
Prabowo tidak lupa berpesan, Indonesia bersikap halus, tapi tegar dan tegas dalam urusan dengan pengakuan kedaulatan China. “Terima kasih,” ucap Prabowo. Sjafrie pun menjawab dengan kalimat pamungkasnya. “Saya perhatian Presiden,” kata mantan pangdam Jaya itu. (nyil)

Related Articles

Stay Connected

20,832FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles