jurnalinspirasi.co.id – Siapa sangka, di kawasan Budi Agung Jalan KH.Sholeh Iskandar, Tanah Sareal, Kota Bogor ada penjual sushi dengan harga super terjangkau, hanya Rp2.000 per potong. Meski murah, rasa dan kualitasnya tidak kalah dengan sushi di restoran. Ide unik ini datang dari seorang penjual yang awalnya hanya ingin mencari pekerjaan sampingan.
Sebelum berjualan sushi, ia sempat mencoba berbagai usaha lain seperti menjual bensin eceran dan kelapa. Namun, keinginan untuk mencoba sesuatu yang berbeda membuatnya memilih berjualan sushi — makanan khas Jepang yang jarang ditemui di daerah tersebut.
“Di sini jarang banget yang jual sushi. Bahkan bisa dibilang cuma saya doang di area Budi Agung,” ujarnya Fazna.
Harga jual yang hanya Rp2.000 bukan tanpa alasan. Menurut sang penjual, harga tersebut disesuaikan dengan kondisi ekonomi masyarakat sekitar. “Kalau di sini makanan rata-rata harganya dua ribuan, jadi saya ikut menyesuaikan biar orang nggak mikir dua kali buat beli,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa tujuannya bukan untuk banting harga, melainkan menyesuaikan diri dengan segmen pasar yang sudah ada.
Meski dijual murah, ia tetap memperhatikan kualitas bahan. Dengan cermat, ia mencari bahan baku seperti rumput laut, saus, dan mayones melalui toko daring agar bisa mendapatkan harga lebih terjangkau tanpa mengorbankan rasa.
“Kalau beli di pasar bisa dua kali lipat harganya. Jadi beli online lebih hemat dan kualitasnya tetap bagus,” katanya.
Sasaran utama dari sushi Rp2.000 ini adalah anak-anak sekolah. Ia menilai anak-anak menyukai sushi karena tampilannya menarik dan porsinya pas untuk camilan ringan sebelum berangkat sekolah.
Meski terlihat sederhana, perjuangan di balik usaha ini cukup berat. Demi menjaga kesegaran sushi, sang penjual harus bangun sejak pukul dua dini hari untuk menyiapkan bahan dan menggulung satu per satu.
“Kalau mau jualan jam enam, berarti jam dua udah harus mulai siap-siap. Capek sih, tapi kalau nggak gitu, nanti kualitasnya turun,” tuturnya.
Kini, ia tak menargetkan omset besar. Harapannya sederhana: usaha kecil ini bisa terus berjalan dan memberi penghasilan harian yang stabil.
“Yang penting laris aja, nggak usah besar-besar. Yang penting jalan terus,” katanya dengan nada santai.
Meski begitu, ia tetap berencana menambah variasi produk agar tidak monoton dan bisa menjangkau lebih banyak pembeli.
Dari usaha kecil di pinggir jalan ini, semangat dan kreativitas penjual menunjukkan bahwa peluang bisa datang dari mana saja — bahkan dari sepotong sushi seharga Rp2.000.
(mg)

