32.7 C
Bogor
Saturday, August 23, 2025

Buy now

spot_img

Pemkot Harusnya Buka Ruang Dialog

jurnalinspirasi.co.id – Aksi mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) saat menyampaikan aspirasi di Balaikota Bogor pada Kamis (21/8/2025), dinilai sebagai ekspresi kekecewaan terhadap kepemimpinan Wali Kota Bogor saat ini.

Demisioner Ketua HMI MPO Cabang Bogor 2023–2024, Irfan Yoga, menyayangkan sikap Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor yang dianggap terlalu reaktif dalam menanggapi peristiwa tersebut. Menurutnya, esensi aspirasi mahasiswa tidak semestinya direduksi hanya pada persoalan coretan di dinding.

“Sebagai mahasiswa, saya hanya ingin mengingatkan Pemkot dan Polresta Bogor, ekspresi berupa coretan di dinding bukanlah poin utama dari penyampaian aspirasi. Yang lebih penting adalah bagaimana Pemkot melakukan evaluasi total atas kepemimpinan hari ini, yang memang banyak menuai kritik dari berbagai kalangan,” tegas Irfan.

Irfan menjelaskan, vandalisme dalam sebuah aksi tidak bisa serta-merta dilihat sebagai tindak kriminal. Lebih jauh, ia menilai aksi itu merupakan simbol kekecewaan yang lahir akibat ruang dialog yang tertutup.

“Meskipun cara yang ditempuh mahasiswa bisa dikritisi, Pemkot tetap harus bijak melihat akar masalah yang mendorong lahirnya aksi tersebut. Jika pemerintah hanya menanggapi dari permukaan, maka substansi tuntutan mahasiswa akan semakin kabur,” jelasnya.

Ia mendorong agar Pemkot Bogor lebih membuka ruang komunikasi dengan mahasiswa. Menurutnya, dialog terbuka akan menghadirkan solusi konstruktif dan menjadikan mahasiswa mitra kritis yang produktif bagi pembangunan Kota Bogor.

“Seharusnya Pemkot membuka ruang dialog, duduk bersama dengan kawan-kawan mahasiswa. Dengan begitu, mahasiswa bisa menyampaikan keresahannya secara langsung dan konstruktif, tanpa harus melampiaskan melalui coretan di dinding Balaikota,” pungkasnya.

** Fredy Kristianto

Related Articles

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles