Jurnal Inspirasi – Sebagai garda terdepan dalam menjaga keamanan hayati dan pangan nasional, Badan Karantina Indonesia (Barantin) menaruh perhatian besar pada pembentukan karakter dan kompetensi sumber daya manusianya.
Menyadari pentingnya membentuk ASN yang tidak hanya cakap secara teknis, tetapi juga berkarakter dan berintegritas, Barantin menggandeng Unit Pelaksana Teknis Pelatihan Kementan, Balai Besar Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (BBPMKP), untuk melatih para CPNS melalui Pelatihan Dasar (Latsar) Gelombang III yang dibuka secara resmi, Kamis (17/07/ 2025).
Langkah ini menjadi bagian dari komitmen Barantin dalam menyiapkan ASN muda yang siap menjadi pelindung bangsa, pengawal lalu lintas komoditas strategis, serta penjaga pintu pertahanan pangan dari ancaman biologis. Pelatihan ini bukan sekadar rutinitas birokrasi, melainkan proses penting dalam menanamkan nilai-nilai pengabdian dan loyalitas terhadap negara.
Kegiatan ini merupakan sinergi antara Barantin dan BBPMKP sebagai Unit Pelaksana Teknis pelatihan di bawah Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan. Pelatihan diikuti oleh 112 peserta CPNS yang berasal dari berbagai satuan kerja Barantin, dan dilaksanakan secara full distance learning selama 70 hari pelatihan.
Pelatihan ini menjadi bagian dari komitmen Kementerian Pertanian untuk membentuk aparatur yang berdaya saing, berintegritas, serta berperan aktif dalam menjaga kedaulatan pangan dan biosekuriti nasional, sebagaimana selalu ditekankan oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam berbagai kesempatan.
Senada dengan hal tersebut, Kepala BPPSDMP, Idha Widi Arsanti, menyampaikan bahwa pelatihan ASN bukan hanya soal administrasi, tetapi sebagai proses pembentukan nilai-nilai dasar profesi yang mencerminkan ASN yang BerAKHLAK, menjunjung etika publik, menjaga netralitas, serta memiliki kepekaan sosial dan komitmen kebangsaan.
Kepala BBPMKP, Sukim Supandi, dalam sambutannya menegaskan bahwa pelatihan dasar CPNS bukan sekadar kegiatan administratif ataupun rutinitas birokrasi, melainkan titik tolak pembentukan jati diri ASN yang siap menjadi pelindung bangsa.
“Kami tidak hanya menghadirkan pelatihan formal, tetapi ruang pembentukan karakter ASN yang mampu menjadi penggerak perubahan dan pelayan masyarakat. ASN Barantin tidak cukup hanya cerdas secara intelektual, tapi juga harus memiliki kecerdasan moral, loyalitas, dan kesadaran akan tanggung jawab kebangsaan,” tegasnya.
Barantin sebagai lembaga teknis yang memiliki peran strategis dalam perlindungan keanekaragaman hayati, pengawasan lalu lintas hewan, ikan, tumbuhan, serta penjaga keamanan pangan, membutuhkan ASN yang siap menjadi garda terdepan. Mereka berperan penting dalam mencegah masuknya hama dan penyakit dari luar negeri, sekaligus memastikan produk ekspor Indonesia tetap aman dan sehat di mata dunia.
Kepala Biro Organisasi dan SDM Barantin, Suwarno Tri Widodo, menyampaikan apresiasi atas kerja sama strategis antara Barantin dan BBPMKP dalam membentuk ASN Barantin yang tidak hanya tangguh secara teknis, tetapi juga kuat secara karakter.
Melalui pembelajaran yang mencakup agenda bela negara, nilai-nilai dasar ASN, peran PNS, habituasi aktualisasi, serta penguatan kompetensi teknis substantif dan administratif, para CPNS dibekali dengan pondasi kepemimpinan dan etika kerja yang kuat.
Kementan berharap, para CPNS Barantin yang mengikuti pelatihan ini akan menjadi ASN yang tidak hanya menjadi pelaksana kebijakan, tetapi juga penggerak reformasi birokrasi di lapangan. Mereka diharapkan menjadi wajah pelayanan publik yang profesional, adaptif, dan menjadi pelindung sejati pertahanan hayati dan pangan bangsa.
(Restu/BBPMKP)