29.1 C
Bogor
Monday, April 28, 2025

Buy now

spot_img

TPS 3R Katulampa Jadi Role Model Pengelolaan Sampah di Kota Bogor

Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor meresmikan hasil revitalisasi Taman Kreasi Olah Sampah Terintegrasi (Takesi) TPS 3R Katulampa yang terletak di Mutiara Bogor Raya (MBR), Katulampa, Bogor Timur, pada Sabtu (26/4/2025). Fasilitas baru ini diharapkan menjadi model pengelolaan sampah berbasis masyarakat.

Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim dalam sambutannya, menekankan pentingnya peran masyarakat dalam mengatasi masalah sampah di Kota Bogor. Pengelolaan sampah bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, tetapi harus menjadi gerakan bersama.

“Mari kita terus tingkatkan kesadaran bersama untuk memilah sampah sejak dari rumah,” tegasnya.

Wali Kota juga menegaskan revitalisasi TPS 3R Katulampa menjadi bagian penting dari strategi penanganan sampah. TPS 3R Katulampa ini adalah contoh nyata bagaimana masyarakat dapat berkolaborasi untuk mengurangi dampak sampah di lingkungan.

“Kami ingin memastikan bahwa Kota Bogor tidak hanya menjadi kota yang bersih, tetapi juga memiliki sistem pengelolaan sampah yang terstruktur dengan baik,” jelasnya.

Wali Kota Dedie juga berharap bahwa konsep ini bisa diterapkan di seluruh wilayah Kota Bogor. Mereka akan terus mendorong pembentukan TPS 3R di setiap kelurahan dan kecamatan, agar sampah yang ada bisa dikelola dengan baik.

“Ini adalah upaya kita untuk mewujudkan Kota Bogor yang lebih bersih, tertata, dan ramah lingkungan,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua TPS 3R Katulampa, Bandung Sahari menjelaskan, TPS 3R Katulampa mengelola lebih dari 900 kepala keluarga dengan kapasitas pengolahan sampah mencapai 1,7 ton per hari. Sekitar 50 persen di antaranya merupakan sampah organik.

“Dengan fasilitas yang lebih lengkap, kami bisa mengolah sampah organik menjadi kompos yang bermanfaat, sementara sampah plastik yang bisa didaur ulang kami proses di bank sampah,” jelasnya

TPS 3R Katulampa, yang merupakan singkatan dari Tempat Pengolahan Sampah 3R (Reduce, Reuse, Recycle), berkomitmen melanjutkan pengelolaan Sampah terpadunya. Salah satunya dengan mengembangkan pengolahan sampah menjadi produk yang bernilai ekonomi.

“Kami bisa mengolah sampah rumah tangga menjadi produk yang bermanfaat. Kami bahkan bisa menghasilkan telur yang diproduksi dari sampah organik, yang sebelumnya kami fermentasi,” ujarnya.

Sahari juga menjelaskan sampah organik banyak diolah menjadi pakan ternak dan kompos. Ini pun bisa mengurangi jumlah sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Kota Bogor.

Tak hanya itu, TPS 3R Katulampa juga menghasilkan roster dari sampah plastik yang dicacah. Roster ini dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti pembangunan jalan setapak atau kebutuhan konstruksi lainnya.

“Roster ini berasal dari plastik bekas bungkus indomie, kopi, dan barang-barang plastik lainnya yang sulit didaur ulang. Kami mencacahnya, campur dengan material lain, dan menghasilkan roster yang bisa digunakan kembali,” ungkapnya.

Selain pengolahan sampah yang berbasis daur ulang, fasilitas ini juga menjadi pusat pembelajaran. Baik bagi warga sekitar dan pengunjung yang tertarik untuk belajar tentang ekonomi sirkular.

“Kami sering menerima tamu dari berbagai daerah yang ingin belajar tentang bagaimana sampah bisa diolah menjadi bahan yang memiliki nilai jual,” ujar Sahari.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bogor, Denni Wismanto menyampaikan, revitalisasi TPS 3R Katulampa menjadi bagian strategi pengelolaan sampah yang berkelanjutan. TPS 3R ini diklaim sebagai salah satu model pengelolaan sampah terbaik di Kota Bogor.

“Kami berharap bisa mereplikasi konsep ini ke lebih banyak titik di Kota Bogor, agar sampah dapat dikelola dengan baik dan tidak menumpuk di TPAS,” ujar Denni.

Saat ini, Kota Bogor memiliki 30 TPS 3R yang tersebar di berbagai kecamatan, namun belum semuanya memiliki fasilitas dan semangat pengelolaan sampah yang sebaik TPS 3R Katulampa. Revitalisasi ini, Denni berharap bisa meningkatkan kapasitas pengolahan sampah dan kesadaran masyarakat.

“Saat ini, pengolahan sampah di TPS 3R baru mencapai 20-25%. Ke depan, kami menargetkan bisa mencapai 30% dengan semakin banyaknya TPS 3R yang memiliki fasilitas seperti ini,” tambahnya.

Sebagai bagian dari kolaborasi lintas sektor, WWF Indonesia melalui program Plastic Smart Cities juga ikut mendukung revitalisasi ini. Program ini bertujuan mendukung upaya pengurangan sampah plastik dan meningkatkan kapasitas pengelolaan sampah di tingkat komunitas.

Program Coordinator Plastic Smart Cities WWF Indonesia, Munawir mengungkapkan, kerja sama dengan TPS 3R Katulampa sudah berjalan sejak tahun 2023. Mereka mendukung revitalisasi ini dengan memberikan sejumlah bantuan

“Salah satu diantaranya transportasi untuk mempermudah pengangkutan sampah, serta pendampingan untuk pengembangan lembaga dan kapasitas pengelolaan sampah,” ujar Munawir.

Program Plastic Smart Cities ini adalah inisiatif global WWF untuk mengembangkan pengelolaan sampah berbasis komunitas. Di Kota Bogor, mereka memiliki sembilan mitra TPS dan Bank Sampah, termasuk TPS Mekarwangi, Bank Sampah DSBI, dan Kos Pandai di Rangga Mekar.

“Kami juga berupaya mengajak industri besar kemasan untuk ikut bertanggung jawab melalui program Extended Producer Responsibility (EPR). Strategi kami adalah mendorong kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat dalam mengelola sampah,” jelasnya.

Related Articles

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles