JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) terus mengakselerasi upaya swasembada pangan nasional melalui program cetak sawah rakyat tahun anggaran 2025. Dalam rapat koordinasi percepatan cetak sawah yang digelar Kamis (17/4/2025) di Jakarta, Kementan menetapkan Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, sebagai salah satu daerah prioritas dengan alokasi lahan mencapai 800 hektar.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa cetak sawah merupakan bagian dari Asta Cita Presiden Prabowo-Gibran untuk menjamin ketersediaan pangan, energi, dan air secara berdaulat.
“Kami menyiapkan program cetak sawah rakyat sebagai langkah strategis membuka lahan produktif baru di daerah-daerah yang memiliki potensi, baik dari aspek ketersediaan air maupun kesesuaian lahan. Ini adalah investasi jangka panjang untuk ketahanan pangan Indonesia,” ujar Amran.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Amran juga menginstruksikan percepatan penyusunan dokumen survei investigasi desain (SID) yang menjadi dasar pelaksanaan fisik di lapangan. Kementan pun menggandeng berbagai pihak, mulai dari perguruan tinggi, pemerintah daerah, hingga petani setempat untuk memastikan kesiapan data dan legalitas lahan.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menambahkan bahwa percepatan cetak sawah juga menjadi momentum penguatan kapasitas SDM pertanian di daerah.
“Cetak sawah bukan hanya soal membuka lahan, tapi juga penguatan ekosistem pertanian dari hulu hingga hilir. Penyuluh, petani, dan kelembagaan tani harus dilibatkan secara aktif. Di Bengkulu, kami juga akan memperkuat peran Brigade Pangan sebagai penggerak utama di lapangan,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (BBPMKP), Sukim Supandi, yang ditunjuk sebagai penanggung jawab pelaksanaan di Provinsi Bengkulu, menjelaskan bahwa Rejang Lebong telah siap untuk memulai tahapan SID.
“Dari 800 hektar yang diusulkan, sekitar 793 hektar telah memenuhi syarat spasial dan teknis. Kami akan kawal proses SID bersama Universitas Bengkulu dan pemerintah daerah agar konstruksi bisa dimulai tepat waktu dan target tanam Agustus dapat tercapai,” ungkap Sukim.
Ia juga memastikan bahwa BBPMKP sebagai pelaksana penugasan akan mendampingi secara menyeluruh dari tahap persiapan hingga pelaksanaan. “Kita tidak ingin program ini hanya jadi proyek sesaat. Maka penting adanya sinergi pusat-daerah, dukungan petani, dan pengawalan intensif agar hasilnya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat,” imbuhnya.
Program cetak sawah ini akan dilaksanakan di Desa Tanjung Gelang, Kecamatan Kota Padang, Kabupaten Rejang Lebong, melibatkan 12 kelompok tani dan 310 petani. Selain Bengkulu, Kementan juga mengidentifikasi provinsi lain yang berpotensi dikembangkan melalui model serupa, sebagai bagian dari upaya menuju swasembada pangan nasional 2027.
(Restu/humas/