23.1 C
Bogor
Thursday, December 5, 2024

Buy now

spot_img

Kiat-Kiat Penulisan Ilmiah Populer untuk Opini Publik

Jurnal Inspirasi – Bismillahir Rahmanir Rahiem, Assalamua’laikum wr wb. Alhamdulillah, puji dan syukur, kita bisa bersua-muka dalam forum Workshop “Penulisan Artikel dan Bahan Bacaan bagi Anak-Remaja, mahasiswa dan Kaum Intelektual”, dengan penuh kebahagiaan, insyaAllah kita yang hadir tetap sehat walaffiat dan teruslah bersemangat untuk menuntut ilmu pengetahuan yang dirahmati dan diridhoi Allah SWT, Aamiin3 YRA.

Terutama bagi kalangan generasi muda (Gen-Z) harapan masyarakat, bangsa dan negara serta agama (dinnulIslam), hendaknya teruslah belajar demi menyongsong masa depan gemilang Indonesia Emas thn 2045. Salah satu faktor sukses karier profesi dengan menjadi terkenal dan tersohor di masyarakat akibat pandai.dan cerdas dalam menuliskan gagasan kreatif dan inovatif dalam bentuk artikel di HU/koran, majalah, medsos dll.

Pada kesempatan ini, saya secara tulus, tak lupa mengucapkan banyak berterima kasih kepada ICMI Orda Kota Bogor dibawa kepemimpinan Dr Arief R Badruddin, beserta sejumlah Lembaga/Ormas pendukung terlaksananya kegiatan Workshop yang bermakna edukasi ini, terkhusus kepada budayawan Sunda tersohor/legend, sahabat saya Akang Rd Ace Sumanta (Wakil Ketua MPW ICMI Orwilsus Bogor) yang terus berjuang tak pernah lelah, untuk penguatan budaya berliterasi di masyarakat.

Kita kenal beliau adalah salah aeorang tokoh penggerak Pokmas-Pokmas Taman Bacaan di Desa-Kelurahan di daerah Kab/Kota Bogor. Kang Rd Ace juga sebagai nara sumber Workshop saat ini, disamping penggagas, inisiator dan penggerak acara ini. Alhamdulillah, semoga Allah SWT senantiasa memberkahi dan memberikan kemaslahatan bagi umat dan bangsa.

InsyaAllah, saya akan menyajikan materi Workshop Penulisan ini, berkisar topik “Kiat-Kiat Penulisan Artikel Ilmiah Populer untuk Opini Publik”. Saya akan narasi dengan ringkas, “point per point” sebagaimana konten tulisan ini. Sehingga peserta Workshop ini bisa memahami, menguasai dan berkemampuan mempraktekan untuk menulis tentang gagasan/pemikiran yang diharapkan mewarnai pendapat publik (public opinion) melalui media massa/media sosial.

Selanjutnya, saya akan menjelaskan bahwa ternyata pengertian pekerjaan menulis (penulisan) berbeda dengan pengarang. Menurut Slamet Suseno (1984), istilah tulisan digunakan untuk menyatakan sebuah karya tulis yang disusun berdasarkan tulisan-tulisan, karangan dan pernyataan gagasan orang lain, yang telah terpublikasi.

Penulis yang menyusun kembali hal-hal yang sudah dikemukakan oleh orang lain itu, yang disebut pengarang. Penulis, bukan pengarang, sebab ia memang hanya bekerja mengkonpilasikan (meringkas, dan menggabungkan menjadi satu) pelbagai bahan data dan informasi sedemikian rupa, sehingga tersusun sebuah narasi (cerita) baru yang utuh. Bahkan hasil konpilasi pelbagai pemikiran tsb sering kali lebih bagus dari pelbagai karangan aslinya.

Mungkin karangan aslinya dibuat “tergesa-gesa”, sedangkan tulisan sebagai hasil konpilasi dilakukan dengan hati-hati, cermat, dengan pemikiran yang matang untuk membuktikan atau mengkritisi dan mengoreksi fenomena sosial atau hal-hal yang tidak tepat, ada “social problems” yang menghambat kemajuan masyarakat beradab, madani (civil society) Indonesia yang dicita-cita berlandaskan ideologi Pancasila dan konstitusi UUD 1945.

Saya ingin sampaikan bahwa kerja-kerja sosial menulis di media massa bertujuan mulia dan menantang, bahkan ada “resiko”. yaitu dengan beropini berupa tulisan (artikel) yang dimuat di media massa spt koran, majalah, medsos spt WA, Youtube, FB, X, Twitter, dll, akan banyak manfaat (fadhillah) bagi penulis itu sendiri, terlebih kemaslahatan untuk kepentingan dalam mengakselerasi kemajuan masyarakat, bangsa dan negara.

Hal ini bisa dipahami bahwa penulisan artikel berupa sarana komunikasi publik, memiliki tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapai atau diwujudkan oleh para pemangku kepentingan (stakeholders) yang berkomunikasi.

Menurut beberapa literatur Ilmu Komunikasi Massa, secara umum minimal ada 4 (empat) macam tujuan akan dicapai dalam komunikasi seperti menulis (artikel) di media massa yaitu :

  1. Memberikan informasi atau berita (informatif),
  2. Mendidik, membujuk (educate, persuasif),
  3. Memberikan hiburan (entertainment), dan
  4. Menekan dan mempengaruhi regulasi dan kebijakan publik, karena masyarakat pembaca tersadarkan dan tercerahkan, sehingga menimbulkan protes dan demontrasi massa terhadap pembuat kebijakan publik yakni Pemerintah dan DPR RI, dll.

    Misalnya saya pernah menulis thn 2015 dgn judul “memperjuangkan Alm Ajengan KH Sholeh Iskandar” sehingga issunya menggelinding yg akhirnya direspon pihak pemerintah. Begitu juga issu sosial spt ancaman dan bahaya LGBT (2015) memunculkan demontrasi besar di Kota Bogor, tulisan saya “Kembalikan Bogor sebagai Dayeuh Ulama” dll direspon banyak pihak spt Unpak, LSM-FSM dan Ormas2 Islam.

Jadi pekerjaan menulis pada media massa/medsos itu, sebenarnya akan berdampak positif (bahkan bisa juga “negatif”) bagi masyarakat. Barangtentu kita akan menseleksi (filter) secara bijak, cerdas dan ketat, yang mana yg layak atau tidak pantas tentang materi pesan (content massages) yang kita tuangkan dalam sebuah artikel.

Pengalaman saya selama ini menulis di media sosial spt WA, saya sdh siap dengan segala kemungkinan munculnya “pro vs kontra” terhadap konten atau pesan moral, etik dan ideologis yang saya kemukakan, tulis di medsos. Kita menyadari bahwa setiap masyarakat, memikiki strata sosial yg beragam (heterogen, bukan homogen), mereka mempunyai minat (interest), bakat, selera atau pola/gerak-gerik budaya (culture gusture) dan gaya hidup (life style) bahkan affiliasi politik yang berbeda-beda.

Jadi wajar kiranya, munculnya respon ada sependapat (pro) dan tidak sependapat (kontra) terhadap konten tulisan di media massa tsb. Saya sering mendapat dukungan (supporting, dan bahkan appresiasi dari para pembaca tulisan, akan tetapi ada juga sebagian kecil “tidak sependapat”, apalagi tulisan saya bersifat mengkritisi kebijakan publik dan perilaku oknum pejabat publik spt perbuatan korupsi/kkn, dinasti politik, dll.

Dalam mensikapi “pro vs kontra” terhadap opini publik yg saya bangun dalam artikel saya AA, saya cukup bersikap sabar dan bijak. Jika mereka “sependapat dan mendukung”.. ya saya ucapkan kalimat “Alhamdulillah”, dan sebaliknya “menolak” ya ..saya ucapkan “Astaghfirullah”, sebab saya sadar bahwa saya ini manusia biasa, tidak luput dari salah dan dosa.

Biasanya dengan artikel yang cukup populer di lingkungan sosial, konsekwensinya akan muncul berbagai respon, yang tak terelakan, berupa ada yang opini/bersikap kontra yg mendalam dan “meruncing”. Untuk hal demikian itu saya minta mereka yg mengkritik, menulis lagi di media massa.

Maksud saya agar informasi berlangsung berimbang (ceck and balance), sehingga komunikasi 2 arah tsb, akan menjadi sehat dan kondusif, juga mendidik warga masyarakat pembaca, cerdas, biarlah publik yg menilai “mana yg waras”, atau “rasional” dan sebaliknya “emosional”, begitu saja “egp”.

Lebih lanjut, agar artikel ilmiah populer, kita tulis itu berdampak positif terhadap masyarakat pembaca, maka konten artikel yg ditulis upayakan ..”agar tulisan dapat menarik, enak dibaca, karena lancar dan teratur bahasanya dengan menggunakan tata bahasa yg baik dan benar, serta based on factual, ada dukungan sejumlah data dan informasi yg akurat (ilmiah), sebagaimana dikemukakan Slamet Suseno, 1984, dalam bukunya “Teknik Penulisan Ilmiah Populer”, Gramedia Press).

Istilah populer digunakan untuk mengungkapkan pikiran (gagasan, ideologi) atau sesuatu yang akrab, menyenangkan bagi populus (rakyat), atau disukai orang kebanyakan karena menarik dan mudah dipahami akibat menyederhanakan persoalan atau problem sosial yang rumit.

Oleh karena itu, sebelum kita memulai menulis artikel ilmiah populer, agar berdampak besar (effect or impact), konsekwensinya kita mempertimbangkan minimal 5 (lima) hal, yaitu:

  1. Keterbukaan (openness), adanya saling keterbukaan antara penulis dgn para pembaca (reeders)”apa adanya” objektif,
  2. Empati, kemampuan seorang penulis untuk memproyeksikan dirinya dalam peran orang lain/warga masyarakat (emphaty), ada “idealisme”,
  3. Kepositifan, sikap yang membawa kemaslahatan, kebajikan dan kebaikan diri sendiri penulis dan warga masyarakat pembaca yg lain,
  4. Dukungan, sikap perilaku yang mendukung terhadap apa konten tulisan tsb, based factual and data/informasi akurat, salah satu cara dengan sumber bacaan/literasi bermutu, dan
  5. Kesamaan, yaitu adanya unsur atau variabel sosial yang dimiliki oleh pihak-pihak yg beropini publik, ada segmentasi pembaca, sasaran siapa tergantung jenis pesan (massage). Dalam hal ini, dalam komunikasi massa kita teori dan konsep: S (Source)-M (Massage)-C (Channel) -R (Receivers) dan E (Effect).

Jadi dalam menulis ilmiah populer, kita sudah semestinya memperhatikan sejumlah aturan, sistem norma dan kaidah sosial yang berlaku di masyarakat (rakyat, publik).

Tujuan menulis secara efektif adalah menyampaikan kehendsk, isi hati, pikiran kepada pihak lain secara tertulis dengan menggunakan tata bahasa yang efisien dan efektif, sehingga makna pesannya tersampaikan ke khalayak.

Agar penulisan dapat mencapai tujuan yang sebaik-baiknya dan sebesar-besarnya harus diperhatikan 4 aspek, yaitu 1.susunan tata bahasanya, 2. Kontennya yang bermutu, based on data dan informasi akurat, 3. teknik penyusunan bahasa, pilihan kalimat dan kata-kata, dll, 4. bahasa yang teratur, enak dibaca dan menyenangkan, mencerahkan dsb.

Dalam menyusun gagasan dalam tulusan ilmiah populer, sebaiknya mengikuti alur pikir, sistematika sbb :

  1. Ada judul, topik yang menarik, relevan dan inklusif terhadap kontennya,
  2. Pendahuluan, latar belakang dan tujuan/sasaran tulisan,
  3. Inti, konten yang bernas, analisis yang tepat, jika bisa mendalam, argumentatif,
  4. Kesimpulan, kalimat penutup tulusan sebuah penegasan, harapan dan doa untuk kemaslahatan serta pesan-pesan moral, etik dan ideologis, ruhnya artikel tsb, dan lain-lain.

Mengenai Isi (konten) dari artikel ilmiah populer yang akan ditulis, sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan, yaitu a. Kejelasan (clear), b. Singkat (concise), c. Menyakinkan (convince), d. teliti (accurate), dan e. Kesederhanaan (simplicity).

Demikian materi yg bisa saya sampaikan dalam forum Workshop Penulisan Artikel ini, semoga bermanfaat dan dirahmati Allah SWT. Aamin3 YRA
Sekian dan terima kasih atas kesungguhannya dalam menyimak materi ini.

Gallery and Ecofunworkshop, Wangun Atas RT 06/Rw 01 No.16 Kel.Sindangsari Botim City, Sabtu 30 November 2024

Wassalam
====✅✅✅
Dr.Ir.H.Apendi Arsyad,MSi (Pendiri dan Dosen Universitas Djuanda Bogor thn 1986-2024, Pendiri dan Ketua Wanhat MPW ICMI Orwilsus Bogor merangkap Wasek Wankar MPP ICMI, Konsultan K/L negara, Pegiat dan Pengamat serta Kritikus Sosial melalui Tulisan di Media Sosial, kini Asisten Dosen di SPS program S3-IPB University)

Related Articles

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles