jurnalinspirasi.co.id – Calon Wali Kota Bogor nomor urut 5, Dokter Raendi Rayendra memenuhi undangan Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Cabang Kota Bogor, pada Selasa (15/10/2024).
Dengan didampingi tim pemenangan, Dokter Rayendra menyapa puluhan pengurus dan anggota IPHI. Kemudian, Ia memaparkan visi misi dan program-programnya yang dimilikinya untuk membangun Kota Bogor ke depan bersama Eka Maulana.
Rayendra mengatakan, keikutsertaan dirinya maju sebagai walikota ini semata-mata ingin membangun Kota Bogor agar lebih baik lagi. Hal ini pun sesuai dengan tagline yang selama ini dibuat oleh pasangan Dokter Rayendra – Eka Maulana yakni, Sudah Waktunya Bogor Glowing.
“Kami punya visi misi dan program unggulan sebanyak 23. Dan semuanya saya sampaikan, dengan tujuan agar para pengurus IPHI Cabang Kota Bogor ini memahami visi misi dan program kami,” kata Dokter Rayendra di Aula IPHI Cabang Kota Bogor, Jalan Raya Pajajaran.
Selain memaparkan visi misi dan program, lanjut Rayendra, dalam pertemuan ini pihaknya membuka ruang untuk tanya jawab, termasuk meminta saran dan masukan terkait bagaimana cara melayani yang baik dan benar. Sebab, tugas walikota Bogor salah satunya adalah melayani, dan tadi disampaikan terkait melayani masyarakat yang sudah lanjut usia (lansia).
“Jumlah lansia di Kota Bogor ke depan akan semakin banyak, sehingga kita juga harus memberikan fasilitas dan pelayanan publik khususnya kepada lansia,” jelasnya.
Di sisi lain dalam program khusus untuk pelayanan Haji, dikatakan Rayendra, memang program khusus untuk Haji belum dipikirkan. Tetapi bagaimana pihaknya melayani agar pelayanan Haji bisa berjalan dengan baik, dan tadi pun disampaikan bahwa bantuan untuk IPHI sendiri belum ada. Padahal, IPHI sudah tercatat di Pemerintah Kota Bogor sebagai organisasi masyarakat tetapi belum mendapat perhatian.
“Tentu ketika nanti kami pasangan Dokter Rayendra – Eka Maulana mendapat amanah sebagai walikota dan wakil walikota Bogor akan memperhatikan hal tersebut. Dalam perhatian yang diberikan bukan hanya sekadar jumlahnya, tetapi pemerataannya. Tadi juga saya tekankan bahwa bantuan itu bukan soal jumlah, yang selalu chaos adalah ada yang dapat dan ada yang tidak dapat bantuan, jadi ini soal pemerataan,” tuturnya.
Kemudian dia juga menyampaikan terkait kuota Haji. Meskipun kebijakannya ada di Pusat dalam hal ini Kementerian Agama, tetapi pihaknya memperjuangkan agar kuota Haji untuk Kota Bogor ada penambahan tiap tahunnya.
“Memang (kouta Haji) ini kebijakan pusat, tapi sangat mungkin kita akan menyuarakan untuk peningkatan jumlah kuota haji di Kota Bogor, sehingga waktu tunggu untuk warga Kota Bogor tidak sampai 20 tahun,” tegasnya.
Disamping itu juga Dokter Rayendra mendapat aspirasi di bidang pendidikan. Menurut Rayendra, jumlah sekolah di Kota Bogor sebetulnya cukup, hanya saja pemerataan (jumlah siswanya) belum rata, lebih banyak di sekolah negeri.
“Kita bisa saja membangun sekolah negeri yang baru, tapi itu butuh waktu. Sementara sekolah sekolah swasta di Kota Bogor sudah ada bahkan sudah mencukupi, jadi solusinya bagaimana kehadiran pemkot untuk berkontribusi memberikan bantuan kepada sekolah swasta, agar anak-anak bisa sekolah gratis. Intinya, kita tidak ingin ada masyarakat yang anaknya putus sekolah,” pungkasnya.
** Fredy Kristianto