24.8 C
Bogor
Saturday, November 23, 2024

Buy now

spot_img

In Memorial Ongaku Haji Baidar, Saudagar Karet yang Baik dan Sukses

Jurnalinspirasi.co.id – Bismillahir Rahmanir Rahiem. Pagi Rabu (13/9/2023) saya berduka, baca WA, ongaku wafat subuh tadi, ucapan berlangsungkawa dari anak kemenakan, cucu dan cicit Arsyad Family cukup ramai.

Dimana dan kapan dimakamkan onga H.Baidar, itu salah satu pertanyaan yang terbaca di WAG Arsyad Family, dikirim kmdku Yean Asnudi.SPd, MPd. Saran dan usulan saya onus AA kepada anakda Roni bin Baidar , yaitu jenazah onga H.Baidar agar disholatkan dulu jenazahnya di masjid Al Mukmin Kp Baru Timur, yang almarhum pernah mengabdi membangun masjid jamiak tersebut.

Dan masjid itu adalah tempat sholat fardu berjamaahnya almarhum yang tak pernah tinggal selalu sholat di masjid Al Mukmin. Kampung Baru, setelah sholat berjemaah sholat zhuhur dilanjutkan dengan sholat jenazah.

Insya Allah banyak warga yang menyolatkan. Setelah itu acara pelepasan jenazah dengan sambutan dari abang ustadz H.Abbas Main. Kemudian peti jenazahnya  dibawa ke lokasi pemakamannya di tanah wakaf pemakaman warga Desa Kp.Baru. Jika saya tak salah almarhum onga Baidar yang ikut aktif mempelopori pembelian tanah wakaf tersebut sekitar pada tahun 1980-an.

Selanjutnya di lokasi makam, warga pengantar berdoa dipimpin abang Abbas Main, kakak iparku, dengan prosesi pemakaman Islami yang khusyuk dan tawadduh, serta bertawaqal illallah.

Innalillahi wainna illahi roojiun..
Al Fatihah..
Allahummagh.firlahu.warhamhu, waaafii wakfuanhu wanuzhulahu.

Kita doakan, almarhum wafat dalam keadaan husnul khotimah. Kita doakan juga agar arwahnya ditempatkan pada golongan orang-orang yang sholeh, berada di Syurgajannatunnaim. Aamiin.

Kepergian ongaku ini saya sungguh sedih dan mengingat kebaikannya selama hidupnya, terutama terhadap saya salah satu adiknya, yang ia didik. Saya banyak kesan kebaikannya.

Onga Baidar adalah orangnya baik dan sholeh, rajin beribadah, suka menolong dan membantu kerabatnya dan mitra kerjanya, beliau telah berjasa di tengah keluarga kami alm Haji Arsyad Kahar sebagai penyokong dan tulung punggung ekonomi keluarga, membantu omaknya Hj.Darana bintI Djamin dalam memghidupi anak yatim, setelah kita ditinggal wafat ayah H Arsyad, Selasa malam tanggal 21 Maret 1971, persis sakaratul maut dan wafat ayah dan ibuku, juga meningal dunia dan dimakamkan pada hari Rabu. Katanya termasuk pertanda hari yang baik, insya Allah.

Alhamdulillah, kita anaknya omak.alm Hj.Daranah, kini hidup selamat, tidak ada yang hidup berkekurangan alias miskin dan terlantar rasanya tidak ada. Insya Allah. Itu berkat bantuan salah satunya jasa dari alm onga H.Baidar semasa hidupnya.

Untuk diketahui, bahwa ayah onga Baidar, informasi dari ibundaku ayahnya bernama Lazim, wafat ketika onga Baidar berusia balita, di umur lk 8 bulan. Omakku kematian suami, menjanda sambil bersekolah agama Islam Madrasah Tsamaratul Azhar, Ranting Tarbiyah Cerenti, bangunan sekolahnya diatas bukut di Desa Koto Peraku Cerenti. Ibuku sejak gadis dan janda muda desa, ketika itu hingga wafatnya memang omakku cantik, cerdas dan pintar mengaji membaca kitab suci Al Quran, dan paham artinya huruf-huruf Arab.

Cerita ibuku kepadaku semasa hidupnya, ayahku H.Arsyad Kahar, orangnya juga agak “parlente”, berpenampilan dan berbusana “necis”, hobinya menembak burung atau binatang seperti tupai di lahan perkebunan desa, termssuk Desa Pulang Jambu, daerah rumah nenekku Maitah. Ketika ayahku berjalan-jalan mencari burung-burung liar, terbang dan hinggap di pepohonan, seketika itu ayahku mencuri pandang, melihat ibuku yang janda cantik di pelataran rumah nenekku Maitah.

Beliau menyapa, dan kemudian bertegur sapa, ibuku sering diberi oleh-oleh cendramata oleh pak Arsyad, akhirnya ibuku luluh,  singkat cerita mereka menikah resmi, punya anak 9 orang, dan menjadi 10 orang anak kandung ibuku Daranah, yang sulung onga Baidar.

Padahal  ayahku berprofesi saudagar karet pada waktu itu adalah suami orang namanya Hj.Fatimah, beranak 3 orang, salah seorang diantara anaknya ongaku H Edward Arfa.SH, hidup rukun, tetapi lama kemudian ibu Fatimah minta cerai dengan H.Arsyad Kahar.

Sewaktu usia balita ongku Baidar dipelihara oleh nenekku Maitah di Desa Pulang Jambu Kec.Cerenti, karena ibu janda muda “kembang’ bersekolah agama. Setelah ibuku berumah tangga yang disunting H Arsyad, onga Baidar kembali kepangkuan ibuku, dipelihara dan dibesarkan ibu/omakku H.Darana bin Djamin (wafat diusia 106 thn, pada tahun 2021 yang lalu).

Kata omakku, ayahku sangat sayang kepada anak tirinya Baidar, sehingga ayahku mendidiknya menjadi saudagar karet, “mamboli gotah” dari para penyadap karet di beberapa desa seperti di Candi, Topiang Komang dll. Jatuh bangun usaha ongaku, karena waktu itu, dia agak “nakal” suka main judi, tetapi ayahku sabar mendidiknya, akhir onga Baidar taubat tidak nakal lagi, berkeluarga menyunting gadis desa yang cantik bernama Ramona, dan selanjutnya sukses berusaha, menjadi saudagar ghotah. Orangnya jujur, sehingga para Tauke China sangat senang berteman bisnis dengan ongaku itu, para Tsuke sering memberikan pinjaman modal untuk membeli karet berton-ton per minggu dibawa ke Rengat dengan perahu kapal “blungkang’ milik Tauke China pebisnis karet.  Ongaku sukses menjadi “induk somang” dengan para panakiiak gotah, urang kampuang yang berlangganan, yang menjadi “anak somangnya” tahun1970 sd 1980-an, masa jayanya.

Kata ibuku, pernah orang lain, memanggilnya Baidar anak Lazim, dia ongaku marah kepada orang tersebut, karena di masa usia balita dan remaja, beliau hanya  mengetahui, mengenal dan mengakui bahwa ayahnya adalah Haji Arsyad, ayah kandungku yang ganteng itu.

Begitulah ceritanya bahwa saya memang berlain ayah dengan ongaku itu. Walaupun demikian faktanya, tetapi saya juga merasakan bahwa ongaku Haji Baidar itu adalah kakak kandung saya yang sesungguhnya, dan beliau berhak dipanggil juga H.Baidar Arsyad, jika saya menulis surat kepadanya ketika saya berstatus sebagai siswa SMA di Pekanbaru  dan mahasiswa IPB, berkuliah di Bogor.

Alm ongaku Baidar Arsyad ini sangat hormat dan memuliakan ibunya, omak kandungnya Hj.Daranah bin Djamin, terutama makanan, beliau selalu tidak lupa, jika membeli ikan Patin sungai yang gurih, atau ikan Tapah, Belida, Bawung dll, atau daging sapi atau kerbau atau tunjang kaki sapi untuk istri dan makanan anak-anaknya, beliau selalu menitipkan dan mengirim untuk ibunya di rumah di Kp Bukit Gudang Desa Kp.Baru Cerenti. Juga terkadang mengirim ke omakku, masakan lawuk-pawuk enak-lezat, yang dimasak kak Ramona, istrinya.

Makanya saya berkeyakinan, bahwa anak yang memuliakan ibunya seperti alm.ongaku akan banyak rezeki melimpah oleh Allah SWT itu yang saya amati pada sosok ongaku Baidar itu, yang pernah berjaya bisnisnya.

Saya adiknya banyak belajar dan menarik pelajaran (lesson learned) dari cara kehidupannya. Dia adalah guru Kehidupanku dan panutanku, suritauladan dalam berbisnis, beragama dan bermasyarakat.

Onga Baidar adalah seorang sosok “pengganti” alm ayahku. Dialah orang, dunsanakku, yang mendidik dan mengajar menjalani hidup dgn bekerja keras, prihatin, disiplin dan berdagang untuk mendapatkan penghasilan yang cukup agar hidup layak.

Saya sudah lama, belasan tahun sejak 1973 bekerja dan menumpang hidup dengannya, titipan omakku di keluarganya, guna membantu, menjadi asisten beliau, bekerja banyak rupa baik di rumah tangganya membantu kakak Ramona, menjaga warung “toko kelontong” beternak memelihara sapi dan kerbau, berdagang membeli gotah, membantu bongkar muat, dan lain-lain.

Sekolah saya dari sejak SDN no.1 Cerenti di kls 5 dan 6, lanjut ke SMPN Cerenti, lanjut lagi ke SMPP Nomor 49 di Pekanbaru, hingga masuk ke PT IPB Bogor ditanggung biaya hidup dari beliau, dan sebahagian besar dari beliau, dan sebagian lagi dari kakakku, yang lain diantaranya andak Hj. Nurmi Arsyad Abbas dll.

Setelah beberapa semester kuliah di IPB Bogor tahun 1982, saya dibantu oleh ongaku H.Edward Arfa SH, pak hakim mukim di kota Tg Pinang Kepulauan Riau, sampai selesai studi Sarjana di prodi Sosek Faperikan  IPB, riset di kawasan Barelang.

Onga Baidar usaha bisnisnya pun mulai agak menyusut dan tak berkembang akibat perubahan zaman, ketika saya akan menamatkan kuliah S1 di IPB University. Walaupun saya memdapat beasiswa, tetapi terus terang kurang mencukupi hidup waktu itu dan alhamdulillah saya dibantu onga Edward, hakim  Ketua di PN Tg Pinang dalam penyelesaian riset  untuk penyusunan karya ilmiah Skripsi, studi di pulau Bintan dan sekitarnya di Kep.Riau.

Saya bersyukur kepada Allah SWT  atas kemurahan hati sanak saudaraku, mau menyisihkan sebagian rezekinya untuk studi lanjutan adiknya di Perguruan Tinggi dari onga H.Baidar (85 thn), onga H. Edward (82 thn), mereka berdualah sungguhnya sangat besar jasanya, juga para dunsanak/kerabat yang telah membantuku baik material dan moril untuk kelancaran pendidikan saya.

Dan terima kasih saya ucapkan kepada mereka-mereka, khususnya kepada onga Baidar bin Lazim (85 thn) yang hari ini berpulang ke rahmahtullah dengan tenang. Satu dua hari lalu ngobrol dengan anak-anaknya, beliau meminta maaf dan mengkonfirmasi pembagian tanah warisannya, kata Roni Baidar. Semoga almarhum husnul khotimah, dan perbuatan-kebaikan dan kebajikan selama hidupnya menjadi amal sholeh dan dianugerahi  pahala yang melimpah, sehingga memudahkannya menghadap Allah SWT, Sang Maha Pencipta (Al Khalik) dan Pemilik Alam semesta beserta isinya.

Saya bersama keluarga mendoakan, semoga arwah onga Baidar yang wafat hari ini Rabu 13 September 2023 menjelang subuh, di Klinik Medica Taluk Kuantan, Riau ditempatkan di Syurgajannatunnaim, Aamiin.

Almarhum onga Baidar adalah orang sholeh, rajin dan taat beribadah, juga berakhlaq mulia, suka membantu orang dan sanak family yang butuh dan susah hidup.

Orangnya jujur, berpuluh tahun lamanya dipercaya menjadi bendaharawan Masjid Al Mukmin Desa Kp Baru, keuangan masjid sehat dan pembangunan masjid masjid berjalan terus karena ongaku dipercaya jemaah masjid, orangnya amanah, punya modal duit dan mau berkorban, berdarma, berinfaq atau bersedeqah.

Kesan dan pengalamanku yang lain bersamanya, onga Baidar adalah pekerja keras, disiplin pemanfaatan waktu, sukses berdagang (saudagar) gotah (karet), terkadang mencari ikan di sungai Kuantan dengan alat tangkap jaring dan jala, dan berusaha ternak Sapi dan Kerbau, dan perkebunan karet dan sawit yang sukses di Kecamatan Cerenti.

Dalam berdagang karet, dia dipercaya oleh beberapa Tauke Gotah, keturunan China yang ada di desa kami Kecamatan Cerenti, salah satu teman bisnisnya bang Senci, nama WNI-nya Ibrahim. Saking akrabnya mereka berkongsi dagang, saling menolong dan membantu, akhirnya mereka berdunsanak adat (sanak Gito) berdua, dan mengajak bersama omakku Hj.Daranah. Sehingga omakku menjadi ibu angkatnya abang Senci dan cucu angkat dari anak-anak kandungnya abang Ibrahim “Senci” warga keturunan Tinghoa tersebut. Hingga kini kami tetap bersaudara, berkomunikasi saling teleponan dan WA-an.

Hingga sekarang, saya dengan “keponakanku” anak bang Senci (Ibrahim) yakni Ayun, Acai, Singkiang, Acin, Akuang,  Lihua, Likiua dll, masih bersambung. Faktanya ada beberapa diantara putra-putra Alm bang Senci mempestakan anak-anaknya, saya diundang, alhamdulillah saya pun hadir beserta keluarga baik di Jakarta maupun di kota Bandung.

Demikian itulah watak baik (good caracters) almarhum ongaku Baidar, beliau pandai bergaul dengan siapapun, antar sesama terutama dengan para penyadap karet yang menjadi “anak semang” langganan berjual-beli hasil perkebunan karet, gotah di daerahnya. Ongaku sering membantu mereka para penyadap pohon karet, “panakiak gotah” pada musim paceklik tiba, biasanya pada musim hujan yang cukup lama dan berhari-hari. Ongaku Baidar memberikan pinjaman uang atau utang belanja barang berupa bahan-bahan Sembako seperti beras, gula, kopi, teh, rokok dll.

Alhamdulillah, ongaku Baidar, termasuk saudagar pribumi karet ysng sukses di zamannya tahun 1970-an, murah rezeki dan hartanya pun banyak, termasuk “orang kaya”, berada, dan terpandang di kampungku semasa itu. Tapi gaya hidup ongaku Baidar selalu berpenampilan sederhana, tidak bermewah-mewahan (hedon) dan tidak sombong.

Saya tahu wataknya, beliau karena beberapa tahun, saya membantunya, dan dipercaya memegang kunci brangkas uangnya yang isinya jutaan rupiah di laci meja warung yang saya jaga dan duduki, ketika beliau pergi keluar kota, urusan dagang dan berdarmawisata di Padang, Bukit Tinggi dan Pekanbaru. Sayalah orang kepercayaannya, dan saya dididik jujur dengan kepercayaan penuh.

Apa yang saya lakukan tersebut adalah amanah yang harus saya jaga baik-baik, saya tak mau mengambil uang untuk kepentingan pribadiku, kecuali sepengetahuan dan persetujuannya.

Alhamdulillah, saya dididik almarhum onga Haji Baidar dengan berlatih kerja keras, disiplin dan diberi kesempatan mengelola warung barang-barang kelontong dan sembakonya, berdagang karet (ghotah) serta dipercaya memegang uang kas dan brangkasnya, alhamdulilah saya memiliki pengalaman berharga, kepercayaan (trust) dan modal sosial (social capital) yang baik, banyak,  untuk saya bisa.hidup pernah  “susah” di rantau orang selama bersekolah, menuntut ilmu.

Dalam perjalanan hidup selama saya bersekolah di SMPPN No.49 Pekanbaru, dan berkuliah di IPB Bogor, hidupku sehari-hari “pas-pasan” jika malu dibilang sulit, hidup miskin dan agak memprihatinkan. Tapi alhamdulillah dari ujian hidup, karena saya sudah dididik oleh ongaku dengan ilmu “perjuangan hidup” candradimuka.

Hasil didikan ongaku Baidar selama membantunya, saya bernasib hidupku menjadi begini, alhamdulillah Allah SWT memberikan nikmat-Nya yang cukup banyak, hidup senang dan berbahagia bersama keluarga dan para Dunsanak (kerabat) Arsyad Family.

Hari ini, Rabu 13 September 2023, langit Cerenti berduka, dan kami juga sangat berduka, kehilangan sosok, seorang kakak yang baik, telah menjadi panutan. Kami dalam keluarga besar, akan dimakamkan disamping istrinya kakak Ramona di TPU tanah wakaf Desa Kp.Baru Cerenti. Saya dan kita hanya bisa berdoa, semoga arwah ongaku H.Baidar diterima disisi-Nya ditempat mulia Syurgajannatunnaim Aamiin.

Dan keluarga yang ditinggalkannya, diberikan kesabaran dan bertawaqalillah. Saya sendiri, ingin sekali pulang melihat wajah ongaku yang terakhir kali dan ikut mengantarkan ke pusaranya. Akan tetapi tidak bisa saya kerjakan saat ini untuk pulang ke kampung, berangkat dari Kota Bogor menuju Cerenti. Insya Allah beberapa lagi ke depan saya bisa pulang kampung untuk berziarah ke pemakaman ongaku yang aku cintai, nanti.

Saya sudah menelpon anakku Roni Baidar SP dan adikku Latifah Arsyad, bahwa saya memberitahu dan minta izin belum bisa pulang kampung, karena putriku kedua Inna Rahmawati SP.Kom akan operasi sakit usus buntu, dan juga ada tugas mengajar di kampus UNIDA, memasuki awal semester TA 2023/2024. Mohon doanya dan harap maklum.

Demikian narasi memorial ongaku Haji Baidar, yang wafat hari ini, sebagai curahan kasih sayang dan menghormati kepergian almarhum ongaku Baidar, saya pun menulis agar mereka yang membaca tahu bahwa almarhum orang baik, insya Allah sholeh.

Wabillahit taufik walhidayah wr wb.
Wassalam

====✅✅✅

Penulis:
Dr.Ir.H.Apendi Arsyad, M.Si
(Dosen Ssnior dan Pendiri Universitas Djuanda Bogor, Pendiri dan Wasek Wankar ICMI Pusat merangkap Ketua Wanhat MPW ICMI  Orwil Khusus Bogor, Konsultan K/L negara, Pegiat dan Pengamat Sosial)

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles