32.3 C
Bogor
Monday, November 25, 2024

Buy now

spot_img

Persoalan CGM Kota Bogor “Cicing Wae” Partai dan Ormas Islam

Oleh:
Dr.H Apendi Arsyad, M.Si *)

jurnalinspirasi.co.id – Melanjutkan obrolan persoalan perayaan Cap Go Meh (CGM) tahun baru China Imlek, asal tanah leluhur Tiongkok-China sungguh menarik untuk dipersoalkan dan bahkan menjadi permasalah umat Islam.

Berarti nyambung dan sinkron, jika ada atensi soal ini di kalangan kaum muslimin Bogor, terutama para Sahabat FSM, Alumini 212, FPI, DDI, etc

Ya dakwah Islamiyah para ustadz kepada ummat Islam Bogor lebih digalakkan, yang barang tentu harus dikomando MUI Kota Bogor. Terutama materi khutbah Jumat disisipkan permasalahan Imlek. CGM menabrak aqidah dan syariah Islamiyah, jemaahnya cerdas dan istiqomah dengan Dinulislam. Baca pendapat Prof.KH Didin Hafidhufin MS (Wantim MUI Pusat, Direktur Sekolah Pasca Sarjana UIKA Bogor).

Kemudian soal dukungan Pemkot Bogor terhadap perayaan Imlek agama Konghucu, yang dikemas wisata CGM yang mengatasnamakan Nusantara itu, seharus Fraksi pro Islam di DPRD Kota Bogor seperti PKS, PKB, PAN, PBB dll harus protes dan gunakan hal kontrol dan anggaran. Jangansampai public policy pro China, perhelatan CGM Kota Bogor, jangan disampai dibiayai APBD.

Selain itu teman-teman anggota DPRD Kota Bogor harus peduli adanya ketidakadilan tersebut. Fakta adanya politik belah bambu, dimana Pecinaan (ummat Konghucu, Budha) dibantu dan dipromote habis-habisan, sedangkan kampung Arab Empang (ummat Islam) kurang mendapat perhatian baik pengembangan budaya Islamnya maupun penataan lingkungannya, tidak seperti Surken street, tertata rapi dan penuh hiasan lampu lampion.

Aya naon? Seharus para wakil rakyat kita yang muslim memiliki sense of politic for Islamic civilitation. Why? Hal ini menjadi renungan dan perhatian ormas-ormas Islam di Kota Bogor..!

Semoga Allah SWT melindungi dan menolong hamba-hamba-Nya yg berimtaq dan menegakan amar makruf nahi mungkar yaitu keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia, demikian perintah ideologi berbangsa dan bernegara Pancasila.

Perihal adanya ketimpangan public policy (social unequity) sudah saya sampaikan kepada ibu Sekdakot dan Ketua DPRD Kota Bogor.

Jangan salah paham, saya tidak anti isu suku, agama, ras dan aliran (SARA). Soal ibadah agama silakan masing-masing dan saling menghormati, firman Allah “Lakum dinukum wali adin”.

Implek dgn CGM silakan jalan, tetapi ummat Islam harus dicerahkan dengan pemberian pemahaman tentang makna Tauhidullah vs Musrik. Jangan sampai anak cucu kita tercemar dan terseret, menyembah berhala dan dewa-dewa yang membahayakan aqidah. Musyrik, adalah perbuatan menduakan Tuhan, ingat dosa besar yang tidak terampuni. Astaga
Astaghfirullah. Save aqidah ummat Islam
Hatur nuhun
Wasalam

*) Pendiri dan Ketua Wanhat ICMI Orwilsus Bogor, Pendiri dan Dosen Universitas Djuanda Bgr, Konsultan K/L Negara, Pegiat dan Pengamat Sosial

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles