27 C
Bogor
Saturday, November 23, 2024

Buy now

spot_img

Ketahui Batas Aman Berlari Agar Terhindar dari Cedera

Bogor | Jurnal Bogor

Aktivitas berlari bisa bermanfaat bagi kesehatan jantung, namun jika dilakukan berlebihan memiliki risiko cedera lutut.

Nah, agar berlari memberi manfaat, batasi berlari tak melebihi jarak tempuh 25-50 km per pekan.

“Bila Anda berlari dengan jarak tempuh 25-50 km per pekan, itu aman untuk lutut, bahkan itu bisa menurunkan risiko arthritis lutut,” jelas ahli saraf dari Apollo Hospitals, Dr Sudhir Kumar di laman Indian Express dikutip dari RMOL, Rabu (26/7).

Sebaliknya, Dr Kumar mengatakan orang-orang yang berlari dengan jarak tempuh lebih dari 25-50 km per pekan cenderung lebih berisiko mengalami masalah lutus. Salah satunya adalah masalah arthritis lutut.

Selain berlari dalam jarak tempuh yang aman, Dr Kumar juga menganjurkan orang-orang yang hobi berlari untuk selektif dalam memilih sepatu. Sepatu yang digunakan harus mampu menunjang aktivitas berlari dengan baik.

“Ganti sepatu setelah menggunakannya (untuk berlari) sejauh 800-1.000 km,” lanjut Dr Kumar.

Hal serupa juga disampaikan oleh Dr Akhilesh Yadav dari Max Hospital Vaishali. Menurut Dr Yadav, batas maksimal jarak tempuh berlari setiap orang sebenarnya bisa berbeda-beda. Perbedaan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti teknik berlari, tingkat kebugaran tubuh, hingga riwayat cedera masing-masing individu.

Bila seseorang berlari dalam jarak tempuh yang aman, maka aktivitas lari bisa memberikan sejumlah manfaat seperti meningkatkan ketebalan tulang rawan dan lubrikasi sendi. Lari dengan kecepatan yang sedang juga dapat membantu membangun otot lutut dan meningkatkan stabilitas serta sokongan tubuh.

Namun, aktivitas berlari yang dilakukan secara berlebihan dapat memberikan tekanan lebih pada sendi lutut. Dampak lain yang mungkin terjadi adalah tulang rawan atau cartilage berpotensi menjadi aus, dan risiko osteoarthritis dapat meningkat seiring waktu.

“Ini terjadi karena lari menyebabkan sendi lutut mendapatkan hentakan berulang kali, yang dapat membuat cartilage menjadi aus,” tambah Dr Yadav.

Berlari secara berlebihan juga dapat membuat orang-orang lebih berisiko terhadap patellar tendinitis. Patellar tendinitis merupakan cedera pada tendon yang menghubungkan tempurung lutut dengan tulang kering.

Untuk menghindari masalah lutut akibat jarak tempuh lari yang tinggi, orang-orang yang hobi berlari perlu melakukan sejumlah penyesuaian. Salah satunya adalah meningkatkan jarak tempuh lari secara bertahap.

Penting juga untuk fokus pada penggunaan teknik berlari yang tepat. Selain itu, orang-orang yang hobi berlari sangat dianjurkan untuk melakukan sejumlah latihan lain seperti latihan kekuatan dan latihan fleksibilitas.

“Dan perhatikan sinyal-sinyal yang diberikan tubuh,” tutur Dr Yadav.

** yev

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles