Gunung Putri | Jurnal Bogor
Material lumpur diduga limbah B3 yang diangkut oleh armada milik PT Lintas Harapan Mandiri (LHM) berjatuhan berserakan di jalan raya Tlajung Udik, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, dan menyebabkan puluhan pengendara sepeda motor terjatuh, bahkan nyaris telindas kontainer yang melintas, Sabtu malam (1/7/23).
Limbah B3 yang diangkut oleh armada PT.LHM tersebut milik PT. Hijau Lestari Prakarsa Utama, berjenis HWSF yang akan dibawa ke PT Indocement itu, berceceran dijalan raya Tlajung Udik, sepanjang 300 meter.
Salah satu pengendara yang terjatuh, Santi (35) mengaku tidak tahu jika yang dilalui berserakan material limbah. Meski dengan kecepatan lamban, namun terjatuh karena licin.
” Saya gak tau kalau ada limbah berserakan. Saya jatuh karena melindas limbah yang licin,” keluhnya.
Santi yang merupakan warga Condet itu mengaku hendak pergi ke Cisarua bersama suami dan anaknya. Beruntungnya ketika terjatuh tidak ada kendaraan dari arah belakang yang menghantam, dia dan suaminya hanya mengalami luka lecet.
“Alhamdulillah gak kenapa-kenapa, hanya mengalami lecet suami saya. Untung anak saya juga nggak alami luka, dan juga pas gak ada kendaraan dibelakang yang kenceng jadi gak kehantam,” akunya.
Sementara itu, Rohmat pengemudi angkutan PT. LHM mengatakan, awalnya dia ditugaskan untuk mengangkut limbah oleh perusahaan bekerja ke PT. Hijau Lestari Prakarsa Utama yang berada di Jonggol.
“Ya saya disuruh pengurus mengambil limbah di PT Hijau Lestari Prakarsa Utama Jonggol yang akan dibuang ke PT Indocement,” katanya kepada Jurnal Bogor.
Menurut Rohmat, sebelum mengendarai angkutan limbah, dia sempat bertanya kondisi kendaraan dump truk yang dinilai kurang layak. Namun pihak perusahaan meyakinkan sudah sesuai dengan ketentuan.
“Tadi juga saya ngomong, aduh gak kenapa-napa ini soalnya mobilnya gak safety. Seperti buat penyanggah itu udah putus, terus kata saya mobilnya yang bagus aja pak, lagian ini udah tua, eh bener kejadian seperti ini (limbah berserakan),” bebernya.
Padahal, lanjut Rohmat, biasanya kendaraan yang dia kemudikan untuk mengangkut limbah tidak seperti saat ini hingga berceceran dan menyebabkan puluhan pengendara berjatuhan.
“Biasanya gak begini waktu angkut sampah dari Bantar Gebang, bukan kaya gini, kalau ini mah dari pabrik,” tuturnya.
Terpisah disampaikan oleh salah satu pemerhati Lingkungan Hidup, Rayra Agustina mengatakan, seharusnya limbah jenis B3 milik PT.Hijau yang akan dibuang ke PT.Indocement itu bukan menggunakan mobil jenis dump truck. Apalagi, jelas itu lumpur hasil produksi pengolahan limbah B3.
” PT.Hijau itu harus punya armada sendiri yang safety untuk mengangkut limbah lumpurnya yang akan dibuang ke PT.Indocement. Disini terlihat bahwa perusahaan limbah tersebut belum siap dan terkesan sembrono. Selain hawa bau yang dihasilkan dari aroma limbah, menggunakan dump truck untuk membawa limbah jenis B3 juga termasuk tidak sesuai dengan SOP yang seharusnya,” papar Rey sapaan akrabnya.
Rey menyebut, PT.Hijau harus bertanggungjawab penuh dengan kejadian ini, dan pihak kepolisian pun harus mengambil sikap akan kejadian ini. Karena apa?, hasil dari kesembronoan perusahaan yang mengabaikan safety dalam usahanya sehingga mengakibatkan orang lain celaka itu ada unsur pidananya.
” Pihak berwenang lebih paham soal itu, tapi kelalaian ini harus segera disikapi. Apalagi saya baca di media massa, PT.Hijau ini juga masih bersoal dengan masyarakat sekitar yang terganggu dengan bau yang dihasilkan dari proses pembakaran yang dilakukan,” cetusnya.
” Dinas terkait, pihak kepolisian, harus turun tangan dalam hal ini. Jangan diam dan menganggap seolah ini sebuah musibah biasa, apalagi saya lihat dari video, cara membersihkan lumpur hasil limbah B3 itu tak menggunakan pelindung apapun, betul-betul harus dikroscek ulang kesiapan PT.Hijau yang bergerak dalam bidang limbah tersebut,” imbuhnya.
** Nay Nur’ain