Tanjungsari | Jurnal Bogor
Pascalongsor yang menimpa warga Kp.Cibeureum, Desa Buanajaya, Tanjungsari, Kabupaten Bogor, masih menyisakan sejumlah pekerjaan. Salah satunya yang sampai saat ini masih sedang dikerjakan ialah pembuatan penahan tanah dari Bronjong dengan panjang yang dibutuhkan mencapai 300 meter dan tinggi 5-7 meter.
Pembuatan bronjong tersebut dikerjakan oleh warga sekitar dengan bantuan dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Bogor.
Kades Buanajaya, Sudarjat menjelaskan meski dikerjakan oleh warga, namun tetap diawasi oleh DPUPR sebagai pelaksana yang mengatur pembuatan bronjong. Mengingat sifatnya darurat sehingga dibuat menyesuaikan lokasi.
“Karena tidak ada gambar, yang penting bisa menahan longsoran tanah dari atas. Untuk tahap pertama, informasi dari pengawas DPUPR, bantuan yang diturunkan sebanyak 500 kubik untuk pemasangan batu bronjong. Namun, jika kita melihat di lokasi, kebutuhan lebih dari itu, dan bisa dilihat kondisi saat ini pohon-pohon sudah mulai miring, itu menandakan pergerakan tanah masih terjadi,” ungkap Sudarjat kepada Jurnal Bogor, Rabu (21/6/23).
Sudarjat meminta, pemasangan batu bronjong jangan dilakukan secara bertahap, karena bencana bisa kapan saja datang. Usahakan diselesaikan sesuai dengan kebutuhan yang diajukan, karena ini sifatnya darurat sehingga minta diutamakan.
“Kedepannya mungkin disini akan direlokasi ke tempat yang lebih aman, sampai saat ini kami masih sedang menunggu hasil tes lab tanah yang dilakukan ahli, jika hasilnya nanti keluar, itulah tindakan yang akan dilakukan,” tuturnya.
Keinginan pihak desa untuk saat ini, jelas Sudarjat, DPUPR menyelesaikan pemasangan bronjong sampai finis, dan jangan tahap bertahap, karena pergerakan tanah masih labil. Hal ini bisa dilihat dari jarak longsoran tanah ke rumah warga kurang dari 50 meter.
“Saya ucapkan terimakasih kepada DPUPR yang sudah cepat tanggap, BPBD yang membantu dari awal bencana, Dinsos yang sudah memberikan pasokan pangan, dan kepada semua tim relawan dan donatur yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Terkhusus saya ucapkan terimakasih juga kepada Dewan Ahmad Fathoni yang sudah mengawal kami dari awal sampai bantuan ini turun, karena dari sekian banyak dewan di dapil satu hanya beliau yang menginjakan kakinya ke Kp.Cibeureum untuk melihat kondisi warga kami,” bebernya.
Sementara, salah satu warga Cibeureum Usman (45) merasa bersyukur dengan dibuatkannya bronjong sebagai penahan tanah. Pasalnya, jarak longsoran dari rumahnya sangatlah dekat sekali, apalagi kondisi saat ini setiap sore sudah turun hujan.
“Bisa dilihat sendiri, pohonan sudah miring, mungkin akarnya sudah bergeser akibat longsoran. Untuk kedepannya jika memang ada relokasi kami sih siap aja, asal luas lahan yang kami miliki itu diganti sama luasnya sama pemerintah jika pindah nanti, untuk saat ini saja belum tau siapa yang akan mengganti sawah kami yang kena longsoran, sedangkan cuma itu lahan pencaharian kami untuk mencari nafkah,” keluhnya.
“Semoga pemerintah peka, dan dewan tidak hanya sibuk ngurusin warga saat mau kampanye saja, pas udah jadi lupa,” sambungnya.
** Nay Nurain