Bogor | Jurnal Bogor
Pembangunan dua titik u-turn (jalur putar balik) di Jalan Pandu Raya, Kecamatan Bogor Utara, mendapat kritik pedas dari Anggota Fraksi PPP DPRD Kota Bogor, Akhmad Saeful Bakhri. Hal itu lantaran, belum genap sebulan dibangun, namun tak lagi dipergunakan.
Bahkan, saat ini kondisi u-turn tersebut terlihat tengah diperbaiki dan ditutup water barrier, serta terdapat beberapa pohon yang ditebang.
“U-turn itu kan dibuat untuk mengurai kemacetan di Jalan Pandu Raya. Tapi belum sebulan dipakai susah ditutup water barrier. Bahkan pengendara kembali diarahkan menggunakan u-turn lama,” ujarnya kepada wartawan, Minggu (5/1).
Ia menilai bahwa pembangunan u-turn tersebut tidak melalui proses perencanaan yang matang. Hal itu terbukti dari banyaknya keluhan warga yang mengaku kesulitan saat memutar balik menggunakan jalur tersebut.
“Banyak warga yang mengendarai mobil mengeluh, karena kesulitan berputar pada area itu. Jalurnya sempit, dan belokannya terlalu tajam,” ucap pria yang akrab disapa Gus M itu.
Sementara itu, Anggota DPRD Kota Bogor Daerah Pemilihan Bogor Utara, Endah Purwanti menegaskan bahwa pihaknya sempat mengomplain keberadaan u-turn itu kepada Dinas Perhubungan (Dishub). “Pas dikomplain Dishub, bilang itu kewenangan PUPR,” katanya.
Seharusnya, kata Endah, seharusnya sebelum dilaksanakan pembangunan dinas terkait melakukan kajian matang, sehingga tidak mengakibatkan pemborosan anggaran.
“Ketika mengerjakan di site plan kan ada hitungannya. Kurangnya perencanaan membuat pemborosan dana. Walaupun alasan pemeliharaan, tetap saja menggunakan anggaran,” ungkap politisi PKS itu.
Selain itu, dinas terkait juga seharusnya melaksanakan sosialisasi sebelum pembangunan dilaksanakan. “Harus ada petunjuk juga dari dinas soal u-turn tersebut. Atas dasar itu, wali kota mestinya mengevaluasi dinas terkait,” tandasnya.* Fredy Kristianto
