Cileungsi | Jurnal Bogor
Salah satu orang tua siswa warga Desa Dayeuh, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor menjadi korban calo pendidikan oknum LSM hingga mengalami kerugian uang sebesar 6 juta Rupiah.
Toni, orang tua siswa mengatakan, dia mendapati kesulitan untuk memasukkan anaknya ke sekolah SMPN 1 Klapanunggal, dan anaknya sudah dinyatakan tidak diterima oleh pihak sekolah SMPN 1 Klapanungal.
“Kami coba daftarkan melalui sekolah SDN BABAKAN 1 melalui sistem zonasi, namun tidak masuk padahal jarak sekolah SMPN Nekal dengan rumah kami sangat dekat. Namun anak saya gak masuk sistem zonasi tersebut,” ucap Toni kepada Jurnal Bogor, Selasa (6/9/22).
Dan disaat kondisi seperti itu, sambung ia, anak hanya ingin sekolah di Nekal (sebutan SMPN 1 Klapanunggal ). “Sebagai orang tua saya berusaha untuk mewujudkan keinginan anak masuk sekolah negeri, mengingat kami keluarga tidak mampu, dengan harapan jika masuk sekolah negeri itu akan terbebas dari biaya,” paparnya.
Disaat seperti itu, lanjutnya, ada yang memberikan informasi jika masuk Nekal melalui Pak GT LSM bisa diupayakan, namun harus membayar sebesar 6 juta Rupiah. “Dapat kabar seperti itu saya berusaha hutang pinjam pada tetangga dan istri saya memberikan uang tersebut kepada Pak GT dengan harapan anak saya bisa masuk ke sekolah negeri, tapi sampai saat ini justeru anak saya masih belum masuk sekolah,” paparnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, agar anaknya tetap bisa sekolah akhirnya dirinya mendaftarkan ke sekolah swasta walaupun dengan biaya yang cukup memberatkan. “Mau gimana lagi dari pada anak saya tidak sekolah saya masukan saja ke swasta meski berat,” paparnya.
Yang lebih parahnya lagi, lanjutnya, dia merasa dikerjai karena alasan GT di Nekal sudah penuh, namun bisa masuk ke SMPN 1 Cileungsi. “Anak saya disuruh pakai seragam ke sekolah tersebut padahal ternyata belum didaftarkan. Seperti dipermainkan, kami ini rakyat kecil yang ingin anak pintar dan sekolah di negeri,” ungkapnya.
“Kami yang berpikir jika LSM bisa membantu justeru dikerjai seperti ini, dibodoh-bodohi, untungnya ada tetangga yang membantu dan mengurus masuk kesekolah walaupun sekolah swasta, dan jika gak ada niat baik juga saya akan minta tolong kepada tetangga saya untuk menemani saya membuat laporan ke polisi,” keluhnya.
” Saya hanya minta pak GT untuk mengembalikan uang kami yang 6 juta Rupiah karena itu juga uang hasil pinjam kami ke tetangga, mengingat sudah hampir 2 Minggu ini pak GT hanya janji-janji saja, bilangnya mau mencari pinjaman dulu ke saudaranya,” pungkasnya.
Terpisah disampaikan warga yang membantu Toni. Dia mengaku sudah menyampaikan hal tersebut kepada Ketua Komisi 4 Muad Khalim tentang apa yang dilakukan oleh oknum LSM berinisial GT tersebut, dan ternyata dewan tersebut kenal akan oknum tersebut.
“Saat saya menghadap pak dewan Muad Khalim, dihadapan saya beliau langsung telepon oknum LSM tersebut dan meminta mengembalikan uangnya kepada orang tua siswa tersebut, namun sampai saat ini belum juga ada niat baik dari oknum LSM tersebut ” ucapnya.
** Nay Nur’ain