30.5 C
Bogor
Saturday, November 23, 2024

Buy now

spot_img

Pengasapan, Cara Petani Lembah Panyaweuyan Awetkan Bawang Merah

Majalengka | Jurnal Bogor

Pengasapan, cara tradisional mengeringkan bawang merah menjadi andalan petani disentra pertanaman bawang merah Lembah Panyaweuyan  Kecamatan Argapura kabupaten Majalengka. Cara ini dinilai   lebih baik dibanding pengeringan menggunakan sinar matahari. 

“Kalau dengan dijemur kan keringnya hanya lapisan kulit luar saja terus kalau panen pas musim penghujan dan matahari tidak muncul akan repot. Dengan pengasapan, hama – hama gudang, seperti cendawan, jamur  itu tidak ada karena diasap keringnya merata sehingga lebih awet,” ungkap Dede Suad Haeruddin, SP., Seksi sayuran pada Asosiasi Pasar Tani (Aspartan) Kabupaten Majalengka, Selasa (12 /04/2022).

Selain itu lanjut Dede petani dapat terselamatkan dari harga jatuh saat panen raya karena bawang bisa bertahan disimpan selama beberapa bulan, untuk dilepas ketika harga membaik. Cara inipun tak merubah rasa dan aroma bawang merah.

Kata Dede yang pernah sembilan tahun mendampingi petani setempat sebagai PPL sebelum berpindah tugas ke  BPP Kecamatan Sindang, hampir semua petani diwilayah ini memiliki sarana pengasapan.

Pengasapan memerlukan waktu seminggu sejak dipanen. Dilakukan dengan menggunakan rak – rak dari bambu yang dibawahnya diletakan kayu bakar atau sekam didalam tungku yang terbuat dari drum – drum bekas. Untuk mengatur suhu, tempat pengasapan dilengkapi dengan jendela yang dapat dibuka.

”Suhu akan stabil karena ada ventilasi udara sama atap yang tidak rapat,” jelas Dede.

 Agar bawang merah kering secara merata perlu dilakukan pembalikan atau pertukaran tempat.

Luasan pertanaman bawang merah di Lembah Terasering Panyaweuyan Kecamatan Argapura  mencapai 114 hektar  tersebar di empat desa yakni Desa Sukasari Kaler, Desa Sukasari Kidul, Desa Tejamulya dan Desa cibunut dengan produktivitas 10 – 13 ton/ha. Salah satu varietasnya  adalah  Maja Cipanas varietas lokal yang sertifikatnya hanya dimiliki kelompok tani setempat.

Selain untuk memenuhi kebutuhan lokal, bawang merah dari Kabupaten Majalengka juga diminati oleh wilayah – wilayah lain di Indonesia terutama untuk benih.

Mengenai ketersediaan bawang merah, dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR baru baru ini Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyebut produksi bawang merah surplus dan dapat dipenuhi dari dalam negeri hingga Mei 2022. Dengan begitu,  tak perlu ada impor bawang merah.

Sementara itu Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian Dedi Nursyamsi mengajak petani dan penyuluh untuk mengembangkan industri pertanian nasional yang inovatif, berkelanjutan dan ramah lingkungan.

“Jika ingin pertanian maju, majukan dahulu kualitas SDM. Karena SDM yang berkualitas bisa menghadirkan inovasi dan terobosan-terobosan yang dibutuhkan pertanian,” kata Dedi.

** Regi/PPMKP

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles