JURNAL INSPIRASI – Petugas Unit Pelaksana Teknis (UPT) Infrastruktur Irigasi Kelas A Wilayah III, terus melakukan penanganan Saluran Telukpinang, di Kecamatan Ciawi. Sebab, saluran yang mengalir ke Rancamaya Kota Bogor itu, kerap banjir saat kondisi cuaca hujan.
Dedi Junaedi, pelaksana pengairan wilayah Ciawi, pada UPT Infrastruktur Irigasi Kelas A Wilayah III mengatakan, penanganan Saluran Telukpinang setiap tahun selalu dilakukan nya, terutama saat memasuki musim penghujan.
“Setiap hujan, saluran ini selalu banjir. Air meluap sampai ke jalan dengan arus yang cukup deras,” ungkapnya kepada wartawan saat melakukan penanganan di Saluran Telukpinang, di Desa Telukpinang, Rabu (29/12).
Bahkan, lanjutnya, untuk bulan Desember ini, petugas UPT Infrastruktur Irigasi sudah melakukan penanganan Saluran Telukpinang sebanyak tujuh kali, yaitu setiap kali cuaca hujan.
“Dalam satu bulan, saya hitung sudah tujuh kali melakukan penanganan,” ujar Dedi.
Pegawai UPT kepanjangan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Bogor yang akrab dengan rekan media ini pun menjelaskan, sering terjadinya saluran air disini meluap hingga banjir ke Jalan Alternatif Telukpinang-Banjarwaru, disebabkan beberapa faktor, mulai dari kondisi saluran yang sempit, longsor hingga masih banyaknya sampah.
“Kami melakukan penanganan dari Selasa (28/12) sore, saat hujan lebat ada tebing longsor di samping Villa Kuda, Desa Banjarwangi yang mengakibatkan terjadi penyumbatan saluran. Dan hari ini kami bersihkan sampah-sampah yang ada di saluran, seperti sampah bekas rumah tangga maupun dedaunan dan pohon tumbang sampai saluran air kembali normal,” jelas Dedi.
Dedi mengaku, selama ini pihaknya sudah berupaya melakukan penanganan Saluran Telukpinang agar tidak terjadi banjir saat hujan, baik dengan melebarkan saluran, menambah ketinggian saluran, melaksanakan pengerukan lumpur hingga membuat sodetan.
“Tapi tetap saja, saat hujan air dari saluran meluap dan banjir,” paparnya.
Saat melakukan penanganan, sambung Dedi, pihaknya selalu berkoordinasi dengan petugas dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) melalui UPT Pengelolaan Sampah. Itu dilakukan agar sampah-sampah yang ada di saluran, diangkut petugas DLH untuk dibuang ke Galuga.
“Pastinya setiap kali kami menangani Saluran Telukpinang, petugas DLH selalu ada dan mengangkut sampah-sampah tersebut,” imbuhnya.
Dedi berharap, adanya kesadaran dari masyarakat untuk tidak membuang sampah bekas rumah tangga ke lokasi saluran air. Sehingga, saluran air dapat mengalir dengan lancar tanpa adanya penyumbatan.
“Dari dulu saya tidak pernah bosan untuk menyadarkan masyarakat, terutama terkait pencemaran lingkungan dengan membuang sampah ke saluran air,” tegasnya.
Sementara, pengawas Ciawi pada UPT Pengelolaan Sampah Wilayah II, Sumarno mengungkapkan, setiap kali melakukan penanganan Saluran Telukpinang, volume sampah yang dihasilkan sangat banyak.
“Setiap kegiatan penanganan, sampah bekas banjir yang dihasilkan dari saluran ini mencapai empat kubik,” akunya.
Marno panggilan akrab pengawas wilayah Ciawi tersebut menyatakan, saat dilakukan pengangkutan, bukan hanya sampah plastik atau bekas rumah tangga saja yang ditemukan, tapi sampah bambu dan pohon tumbang serta dedaunan juga ada di saluran ini.
“Semua jenis sampah ada di saluran ini. Dan kami angkut semua untuk dibuang. Pengangkutan sampah yang kami lakukan sekarang, sudah ke tujuh kalinya di lokasi saluran air ini,” tukasnya.
** Dede Suhendar/Deni Pratama