Malang | Jurnal Inspirasi
Pada setiap kesempatan Menteri Pertanian Dr. H. Syahrul Yasin Limpo, S.H., M.Si., M.H menyatakan, hidupnya pertanian adalah hidupnya bangsa, termasuk generasi milenial dan saatnya sekarang berbicara pertanian yang maju, mandiri, dan modern adalah dunianya petani milenial. Target program ini adalah terciptanya 100.000 Petani Milenial di 10 provinsi dengan memberikan pelatihan secara bertahap, termasuk pembiyaaan dan permodalan, IT atau digital, kemampuan berbisnis dan UMKM, dan kemampuan menjadi eksportir komoditas, yang akan didukung oleh lintas kementerian dan lembaga lainnya.
Sejalan dengan itu Kepala Badan PPSDMP, Prof. Dr. Ir. Dedi Nursyamsi M.Agr mengatakan, target program ini adalah terciptanya 100.000 Petani Milenial di 10 provinsi dengan memberikan pelatihan secara bertahap, termasuk permodalan, teknologi digital, kemampuan berbisnis dan UMKM, dan kemampuan menjadi eksportir komoditas, yang akan didukung oleh lintas kementerian dan lembaga lainnya.
Pelatihan yang digelar Kementerian Pertanian melaui BBPP Batu yang berlangsung di Balai Pelatihan Pertanian dan perkebunan provinsi Nusa Tenggara Barat, selama tujuh hari dengan metode blendded learning tiga hari offline dan empat hari Online. Pada pembukaan dihadiri oleh Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB Muhammad Riyadi, SP. M.EC. Dev, Kepala Balai BBPP Batu Dr. Wasis Sarjono, S.Pt M,Si, Kepala Balai Pelatihan Pertanian dan Perkebunan provisi NTB Haji Hendro Yulistiyono, SP M.Si, widyaiswara BBPP Batu, Dr. Dodik Suprapto, S.Pt M.Sc, dan Hardi, SST MM, serta praktisi M. Azwar Fuadi yang juga ketua P4S Urip Tani, pelatihan ini diikuti oleh 59 peserta, yang merupakan perwakilan pengurus dan anggota DPM dan DPA yang berasal dari sembilan kabupaten dan kota se provinsi NTB.
Dalam sambutanya Riyadi mengatakan bahwa tanah NTB itu ibaratnya “gemah ripah loh jinawi” ini menggambarkan tanah NTB itu sangat suburnya, banyak hasil bumi baik berupa padi, jagung, ternak sapi, sayuran dan lainya yang bisa dihasilkan di sini, namun petani yang terlibat dipertanian ini sudah usianya lebih dari 50 tahun, ini kalau kita biarkan akan menjadi malapetaka bagi dunia pertanian, namun adanya pelatihan kewirausahaan bagi petani muda sangatlah bisa memupus kekawatisan tersebut. “Kami atas nama Dinas sangat menyambut baik dan akan mensuport program ini, “ujarnya.
Ditempat yang sama Dr Wasis Sarjono, S.Pt M.Si mengatakan bahwa di era 4.0 di era globalisasi dan ujian pandemi covid 19, tentunya minside belajar kita harus berubah 180 derajat, artinya belajar bisa dimana saja, dimana saja dan oleh siapa saja dan tentunya metode dan efektifitasnya harus ditingkatkan sehingga perubahan perilaku sikap, pengetahuan dan keterampilan tetap terjamin walaupun tidak bisa bertemu secara langsung atau konvensional, inilah pesan dari pak Dr. Wasis kepada petani milenial dan dia juga mengucapkan selamat berlatih.
** Catur Puryanto SST/BBPP Batu