Bogor | Jurnal Inspirasi
Rumah Sakit Lapangan resmi ditutup, dengan demikian tempat tersebut tak lagi dapat menampung pasien positif Covid-19. Namun, masih ada kewajiban untuk melunasi pembelian beberapa alat kesehatan (alkes).
Wali Kota Bima Arya pun tak membantah mengenai adanya permasalahan tersebut. “Masih ada, beberapa kewajiban yang akan diselesaikan secara bertahap,” ujarnya di RS Lapangan, Senin (19/4).
Saat ini, Inspektorat sedang melakukan review terhadap pembelian alkes di RS Lapangan. Namun, sambungnya, alkes masih akan tetap berada di RS Lapangan. Hal itu dilakukan, agar bila suatu saat ada lonjakan kasus Covid-19, RS Lapangam dapat diaktifkan lagi.
“Nakes masih tetap, alat juga, semuanya siaga. Bisa diaktivasi lagi bila ada kebutuhan mendesak. Memang ada juga yang habis kontrak, beberapa kembali ke RSUD Kota Bogor, tapi ada juga yang standby disini,” katanya.
Bima Arya mengatakan bahwa penghentian operasional RS Lapangan yang telah beroperasi selama tiga bulan sudah sesuai kontrak yang berakhir pada Minggu (18/4).
“Hari ini (kemarin, red) RS Lapangan dinonaktifkan lantaran kebutuhan sudah tak ada lagi,” ujar Bima.
Menurut dia, mulanya RS Lapangam didirikan lantaran kebutuhan terhadap angla keterisian Bed Occupancy Rate (BOR) yang tinggi. Sementara saat ini kondisinya sudah terkendali.
“Sekarang jauh dibawah angka yang ditentukan WHO, semua tercukupi di faskes yang ada dan rujukan RS,” jelasnya.
Kendati demikian, RS Lapangan masih memungkinkan untuk dioperasionalkan kembali ketika ada kebutuhan mendesak. “Mudah-mudahan tidak ada lagi, aman dan terkendali. Kami akan terus koordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB),” kata Bima.
Ia menegaskan bahwa nantinya BNPB akan melaksanakan evaluasi serta asesment RS Lapangan. Inspektorat dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). “Setelah itu baru disampaikan ke BNPB. Kemudian BNPB akan melaksanakan kajian,” imbuhnya.
Bima berharap agar Pemkot Bogor melakukan antisipasi lonjakan kasus positif Covid-19. Ia menuturkan bahwa saat ini jumlah kasus terus melandai, dengan jumlah penambahan rata-rata 30 kasus per hari.
Atas dasar itu, pada saat Ramadhan harus tetap dijaga agar tak terjadi lonjakan, dan meneruskan tren positif Covid-19.
“RS Lapangan sangat efektif. Selama operasional, total pasien yang telah dirawat sebanyak 346 dirawat, 298 pasien dinyatakan sehat sisanya dirujuk dan kondisinya terus membaik,” bebernya.
Sementara untuk 222 nakes dengan rincian 10 dokter umum, delapan dokter spesialis, 52 perawat 52, 12 supir, delapan satpam, 30 orang di manajemen, dan 102 nin nakes. “Mereka akan dikembalikan ke tempat tugas. Kalau karyawan kontrak otomatis berakhir,” katanya.
Sebagai informasi, pengadaan alkes untuk RS Lapangan menelan biaya Rp3 miliar dari total dana bantuan BNPB yang mencapai Rp16 miliar.
** Fredy Kristianto