Jakarta | Jurnal Inspirasi
Presiden Joko Widodo dalam waktu dekat bakal melakukan reshuffle atau perombakan Kabinet Indonesia Maju lagi. Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin mengatakan, kemungkinan perombakan kabinet akan dilakukan pekan ini. “Mudah-mudahan pada pekan ini. Supaya cepat orang bisa bekerja dan tidak ada aral melintang,” jelas Ali Ngabalin, Selasa (13/4).
Perombakan kabinet tersebut meyusul pembentukan nomenklatur baru pasca penggabungan kementerian disetujui DPR RI. Kementerian yang dimaksud yakni Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dengan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) serta membentuk Kementerian Investasi.
Disinggung soal sosok yang akan dirombak di kabinet, Ngabalin menyerahkan sepenuhnya kepada presiden.”Presiden paling tahu. Tidak ada kesulitan bagi Pak Jokowi untuk menentukan bawahannya atau menterinya nanti,” tandasnya.
“Ya bisa dua menteri itu, bisa kepala badan lagi, bisa lagi ada menteri yang lain. Karena itu kan hak prerogatif presiden,” tandas Ngabalin.
Seperti diketahui, dengan adanya Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjadi lembaga otonom, maka keberadaan Kementerian Riset dan Teknologi dihapus, dan fungsinya beralih ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Sementara pengamat politik Lingkar Madani, Ray Rangkuti menilai ada sejumlah nama menteri yang layak direshuffle. Menurutnya Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko jadi salah satu menteri yang layak direshuffle.
“Kalau dengan etik saya kira Pak Moeldoko layak untuk dipertimbangkan apakah beliau masih tetap mau bergabung sebagai kepala KSP, atau sebaliknya mulai memikirkan aktivitasnya politiknya lebih luas dari sekedar ketua KSP di kabinetnya Pak Jokowi,” kata Ray dalam diskusi daring, Selasa (13/4).
Selain Moeldoko, Ray melihat Menko Perekonomian Airlangga Hartarto juga dinilai layak direshuffle. Secara pertimbangan politik, tokoh-tokoh yang berpotensi bertarung di 2024 lebih baik mengundurkan diri.
“Diluar alasannya secara politik, saya kira juga pertama ya ribut soal omnibus law, ribut soal impor beras, enggak bisa dilepaskan dari nama beliau,” ujarnya.
Tidak hanya itu, nama Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi juga dianggap berpeluang untuk direshuffle. Kebijakan impor beras dinilai berimbas pada harga padi dan beras.
“Meskipun kebijakan itu dibatalkan tapi implikasi psikologiknya sudah sulit untuk disembuhkan. Oleh karena itu saya kira pertimbangan Muhammad Lutfi untuk direshuffle sangat rasional,” tuturnya.
Sedangkan Ketua Relawan Jokowi Mania (Joman) Immanuel Ebenezer menyebut salah satu pos menteri yang layak dilakukan reshuffle adalah Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno.
Dia pun mengusulkan dua nama yang layak menggantikan sosok Pratikno di lingkaran Istana. Pria yang akrab disapa Noel itu menyebut salah satu tokoh yang dinilai cocok menggantikan Pratikno adalah Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra. Hal itu diungkapkannya dalam diskusi daring bertajuk ‘Resuffle Kabinet Sebuah Kenisyacaan’, Selasa (13/4).
“Dari pengalaman-pengalaman yang ada, yang menguasai ketatanegaraan dan berkenaan dengan negara, saya rasa pak Yusril layak untuk menggantikan pak Pratikno,” kata Noel.
Tak hanya pakar hukum tata negara itu, Nuel juga menyebut tokoh lain. Tokoh yang dimaksud dalam hal ini adalah mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Asshidiqie. “Ada juga mantan ketua MK, Jimly Asshidiqie. Itu kan mereka orang-orang yang secara keilmuan atau secara apa gitu, mereka mumpuni gitu dua orang itu,” ujarnya.
** ass