Lewiliang l Jurnal Inspirasi
Pihak sekolah SMAN 1 Leuwiliang membenarkan siswanya terpapar Covid-19 yang diketahuinya pada 6 April 2021. Hampir 2 pekan siswa tersebut tidak masuk sekolah. Wakepsek Bidang Humas SMAN 1 Leuwiliang, Didah mengatakan, kronologis awal siswa yang terpapar Covid-19 itu ketika seorang guru mengabsen siswa kelas XI IPS, siswa ada yang menyampaikan bahawa ada siswa yang sakit, tidak hadir ke sekolah selama 2 minggu dari 25 Maret sampai 6 April.
“Menurut temanya sedang sakit dengan gejala kehilangan indra penciuman. Guru tersebut melaporkan ke wakil kepala sekolah di bidang hubungan masyarakat, beliau melaporkan ke Kepala Sekolah dan langsung mengambil tindakan untuk memanggil ke-3 siswa yang kontak langsung dengan siswa tersebut,” ujar Didah kepada wartawan, Kamis (8/4).
Pihak sekolah dijelaskannya mengambil langkah melakukan rapid test. Hasilnya 1 orang siswa non reaktif dan 2 reaktif. Dokter memberikan surat rekomendasi untuk pemeriksaan selanjutnya yaitu PCR. Selanjutnya pihak sekolah memanggil wali kelas siswa tersebut untuk menghubungi siswa tersebut.
“Saat dihubungi melalui via telepon oleh pihak sekolah, siswa tersebut menyatakan dirinya positif Covid-19, sudah melakukan isolasi mandiri di Tasikmalaya karena orang tuanya disana. Wali kelas menelpon siswa yang reaktif, untuk memberitahukan hasil pemeriksaan dari dokter dan menyarankan PCR,” tuturnya.
Lanjut dia, setelah itu, pihak sekolah melakuan rapat untuk melaporkan terkait hal ini kepada KCD dan memutuskan untuk melakukan pembelajaran daring. “Pada hari Rabu 07 April, 2021. Pihak sekolah kedatang Kepala Puskesmas Leuwiliang, untuk menindak lanjuti kejadian tersebut. Dua siswa yang reaktif beserta masing-masing keluarganya dan juga teman-temannya yang kontak langsung dengan siswa yang reaktif melakukan rapid test antigen di Pukesmas Leuwiliang,” tukasnya.
** Arip Ekon