Jakarta | Jurnal Inspirasi
Jalannya persidangan terdakwa kasus pelanggaran protokol kesehatan Habib Rizieq Shihab diwarnai protes. Habib Rizieq mempertanyakan Pengadilan Negeri Jakarta Timur yang menayangkan langsung jalannya sidang dakwaan jaksa dan jawaban jaksa atas eksepsi secara streaming di laman Youtube PN Jakarta Timur. Sementara saat terdakwa dan penasehat hukum membacakan eksepsi tidak ditayangkan.
Habib Rizieq keberatan karena pihak pengadilan menayangkan secara utuh saat jaksa membacakan dakwaan kasus kerumunan di Petamburan, Megamendung hingga kasus RS Ummi Bogor.
“Saya betul-betul sangat dirugikan, saya lihat ini merupakan tindakan diskriminatif dari Pengadilan Negeri Jakarta Timur dari yang bertanggungjawab di bidang streaming,” kata Habib Rizieq di PN Jakarta Timur, Rabu (31/3).
“Jadi publik se-Indonesia mengetahui dakwaan jaksa, begitu saya melakukan eksepsi dengan penasehat hukum tidak satupun ditayangkan oleh bagian streaming Pengadilan Negeri Jakarta Timur, dan itu sangat merugikan saya, sehingga publik tidak tahu apa pembelaan saya terhadap kasus saya ini,” ujar Habib Rzieq
Menariknya, tandas Habib Rizieq, ketika terdakwa dan penasehat hukum membacakan eksepsi atau keberatan atas dakwaan, pengadilan tidak menayangkan, tapi begitu jaksa memberikan jawaban terhadap eksepsi ditayangkan.
“Begitu jaksa baca dakwan ditayangkan, giliran jaksa baca tanggapan eksepsi ditayangkan, giliran saya membela diri eksepsi tidak ditayangkan. Ini sangat-sangat merugikan saya dan ini tindakan diskriminatif,” tegasnya.
Senada, kuasa hukum Habib Rizieq juga meminta melalui majelis hakim agar pengadilan bersikap adil dalam hal teknis penayangan sidang secara langsung. Sebab, sidang ini dibuka dan terbuka untuk umum.
“Selama ini kita sangat dibatasi pada saat dakwaan kemarin itu ada streaming dari pengadilan negeri dan sekarang untuk jawaban eksepsi juga ada streaming. Yang kami tanyakan kenapa waktu eksepsi pembelaan dari kami itu tidak streaming? Jadi selanjutnya kami mohon kalau memang itu sidang streaming seterusnya harus streaming biar adil,” terang kuasa hukum.
“Jadi usulah penasehat hukum bahwa harus ada streaming nanti kami koordinasikan dengan majelis lain,” sahut majelis hakim.
Sementara akademisi Rocky Gerung mencium keanehan rentetan peristiwa bertepatan dengan sidang Habib Rizieq Shihab. Ledakan bom Gereja Makassar, Moeldoko singgung soal terorisme dan teror di Mabes Polri. Hanya saja, Rocky Gerung memandang kekerasan sebagai tindakan yang tidak berguna bagi agama, kemanusiaan, juga demokrasi.
“Masyarakat selalu memiliki fantasi bahwa setiap ada upaya untuk membongkar kejahatan selalu timbul kejahatan baru,” ujar Rocky Gerung dalam kanal Youtubenya.
Rocky Gerung menilai ada orang atau kelompok tertentu yang memang berniat untuk menciptakan kekerasan demi memaksakan kepentingan politik. ”Publik lebih cerdas melihat lapisan di belakangnya. Kenapa pas hari Minggu? Kenapa pas sidang Habib Rizieq? Kenapa juga setelah Moeldoko menyampaikan pernyataan soal terorisme? Mahfud MD sebulan lalu sudah menyampaikan perlunya stabilitas,” kata Rocky Gerung.
Rocky Gerung menilai aksi bom gereja Makassar sebenarnya sudah ada tanda-tandanya. Sehingga harusnya bisa dicegah. “Kan artinya kekuasaan tahu itu. Kalau sudah tahu, kenapa tidak dicegah? Bukan setelah terjadi lalu sibuk mencari keterangan,” kata dia.
”Bagi kita yang berupaya melihat bangsa ini bertumbuh justru mencurigai dan kecurigaan itu sah. Karena ada kait mengkait sehingga akhirnya terbaca, mozaik itu mulai tersambung. Ini yang berbahaya sebenarnya,” lanjutnya.
Kata dia lagi, sangat bahaya jika publik tidak percaya lagi soal peristiwa kekerasan di Makassar dan menganggapnya sebagai rekayasa semata. Maka seluruh keterangan pemerintah akhirnya tak lagi bisa menenangkan masyarakat.
“Ada semacam pancing memancing untuk menutupi isu yang sedang berlangsung hari-hari ini, misalnya soal Habib Rizieq. Ada upaya untuk membenturkan kembali soal agama,” paparnya.
“Dengan peralatan negara yang lengkap mulai informasi, intelijen, kenapa tidak dilakukan pencegahan? Itu sebenarnya yang menjadi tanda tanya besar publik,” pungkas Rocky Gerung.
** ass