Caringin | Jurnal Bogor
Sekelompok monyet hutan turun ke jalan di ruas jalur alternatif Pancawati-Tapos, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor. Monyet-monyet itu berkeliaran, untuk mencari makan dengan mendatangi warga yang sedang berada di warung kopi.
Dadan Sudanji, warga Desa Pancawati mengatakan, sejak tujuh bulan lalu, monyet-monyet yang berasal dari hutan Gunung Gede Pangrango turun dan berkeliaran untuk mencari makan. “Waktu itu musim kemarau. Mungkin tidak ada pasokan makan, monyet-monyet ini akhirnya turun ke jalan,” ungkapnya kepada wartawan.
Menurut Dadan, awalnya hanya tiga monyet, yakni satu monyet berjenis kelamin betina dan dua lagi pejantan. Karena berkembang biak, akhirnya sekarang bertambah banyak menjadi 23.
Dadan mengungkapkan, setiap hari sekelompok monyet ini mulai dari pagi sampai sore sudah turun ke jalan dan menunggu warga yang memberikan makan.
“Kebetulan saya punya warung kopi dan ada makanan. Makanya saya suka berikan makanan apa saja, mulai dari roti, gorengan, pisang dan lainnya yang bisa di makan,” jelas pria yang seharinya sebagai buruh pabrik di perusahaan air di wilayah Pancawati.
Keberadaan monyet-monyet tersebut, lanjutnya, selama ini tidak pernah galak atau pun membuat warga takut. Sebab, monyet ini hanya ingin makan dan tidak pernah berbuat macam-macam. “Hanya dengan dikasih makan, sekelompok monyet ini lalu pergi lagi. Baru besoknya kembali lagi ke sini,” papar Dadan.
Dadan pun mengaku, tidak khawatir terhadap monyet-monyet yang beragam, mulai dari induk sampai anaknya berbuat sesuatu ke tempat usahanya itu. “Monyetnya baik, tidak pernah ambil makanan di warung. Dan monyet-monyet itu hanya makan yang diberikan warga,” paparnya.
Bahkan, karena sudah merasa tidak aneh lagi, banyak warga yang sengaja datang ke warung hanya sekedar untuk memberikan makan kepada monyet. “Warga sini ada yang nitip uang ke saya agar memberikan makanan untuk monyet. Ada juga yang sengaja membeli pisang untuk diberikan ke monyet-monyet disini,” imbuhnya.
Tak hanya di lokasi warung kopi, sekolompok monyet lain juga kerap mendatangi lokasi Kopi Daong untuk mencari makan. “Saat Daong tutup, monyet-monyet itu sampai memberantakan tempat sampah yang ada di Daong. Karena tidak ada makanan,” tukas Asep, warga Pancawati lainnya.
** Dede Suhendar