Babakan Madang | Jurnal Inspirasi
Masyarakat masih bertanya-tanya atas ketidaksinkronan penjelasan dari petinggi Kabupaten Bogor perihal pembukaan jalur Puncak 2 Hambalang. Sebelumnya pernyataan terlontar dari Babinsa Desa Kadumanggu, Suprapto yang menyatakan bahwa mobil yang mengangkut tanah keluar adalah milik Kodim dan dikelola langsung oleh Dandim, tidak ada pengusaha ikut ambil tanah di dalam proyek.
“Ini mutlak program TNI yang dikelola oleh Dandim, namun perihal dibuang kemana tanahnya dan untuk kepentingan apa kami tidak tahu, tapi saya jamin bahwa tidak ada pengusaha yang ikut terlibat di dalamnya,” jelas Suprapto.
Namun hal berbeda disampaikan Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Rudi Susmanto baru-baru ini saat dimintai keterangan dalam kegiatan resesnya mengatakan, jkehadiran Bupati saat itu melihat kondisi jalur yang akan dibuka, dan program tersebut dipercayakan kepada Dandim Kabupaten Bogor bukan untuk membuka galian.
“Saya minta jangan salah persepsi kedatangan Bupati Ade Yasin ke lokasi tersebut bukan untuk membuka galian tanah tapi untuk program membuka jalur Puncak 2 yang dipercayakan kepada Dandim dengan program Karya Bhakti Skala Besar, jadi tidak ada material yang dibawa keluar lokasi,” jelasnya.
Lanjutnya, tolong dicek jika ada material yang diangkut keluar berarti itu adalah galian. Izinnya tetap harus dipertanggung jawabkan, karena program Bupati adalah membuka jalur bukan membuka galian, sehingga jika ada yang mengeluarkan material sekalipun itu program dikelola Dandim harus tetap mengikuti prosedur perizinan.
“Tidak boleh ada tanah yang keluar, karena jika ada tanah yang keluar sudah pasti ada sisi komersil yang dihasilkan dan itu harus dipertanggung jawabkan dan dijelaskan sekalipun dikelola oleh Dandim, jangan sampai ada yang memanfaatkan program Bupati untuk kepentingan sendiri,” tandas Rudi Susmanto.
Sementara terpantau, mobil dump truck dengan berbagai nama perusahaan keluar dari lokasi melintasi Desa Kadumanggu setiap pukul 19.00 – 04.00 pagi dengan ada yang menggunakan stiker, namun ada juga yang tidak disertai stiker.
** Nay Nur’ain