Jurnal Bogor – Kementerian Kebudayaan RI melalui Direktorat Sarana dan Prasarana Kementerian Kebudayaan meresmikan Padepokan Silat Cimande sekaligus mendukung Festival Rakyat Cimande di Desa Cimande, Kabupaten Bogor. Kegiatan tersebut merupakan komitmen untuk mengembangkan ekosistem tradisi silat agar nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya tetap relevan dan lestari di tengah perkembangan zaman.
Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, hadir secara langsung untuk meresmikan Padepokan Silat Cimande. Dalam sambutannya, Menbud Fadli menyambut baik revitalisasi gedung dan peresmian Padepokan Silat Cimande. Menurutnya, aktivasi ruang publik merupakan satu komitmen penegasan bahwa negara hadir untuk memastikan ruang budaya benar-benar hidup, terawat dan memberi manfaat bagi masyarakat.
“Kita bisa membuat ekosistem di mana Cimande ini bisa membuat orang datang untuk berbagai tujuan, misalnya untuk workshop dan belajar pencak silat. Kita juga bisa menciptakan platform budaya yang mendata literasi tentang pencak silat, kemudian bisa
juga dibuat festival yang bisa menghidupkan ekonomi budaya masyarakat Cimande sendiri,” terang Menteri Fadli, Sabtu (20/12/25).
Lebih jauh, Menbud menegaskan bahwa Desa Cimande dapat menjadi pusat ekonomi dan
wisata, seperti wisata kesehatan, wisata religi, hingga wisata kuliner. Ia menambahkan,“Semoga wilayah Padepokan Cimande dan sekitarnya ini semakin maju, pencak silat juga semakin maju, di samping itu juga ekonomi di sini dengan keberadaan ini juga tentu
semakin maju.”
Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan Kementerian Kebudayaan, Ahmad Mahendra, menjelaskan bahwa aktivasi Padepokan Silat Cimande memiliki sejumlah fungsi strategis dalam pemajuan kebudayaan. “Pusat Pencak Silat Cimande ini kami dorong untuk menjalankan berbagai fungsi, yakni pusat edukasi dan regenerasi dari pencak silat, terutama pusat pengarsipan sejarah dan pengetahuan Cimande. Kemudian, resminya padepokan ini dapat menjadi destinasi pariwisata berbasis pengalaman budaya yang menawarkan interaksi dan kearifan lokal,” imbuh Dirjen Mahendra.
Sebagai langkah nyata dalam menumbuhkan ekosistem seni silat, Kementerian Kebudayaan memberikan atensi penuh pada penyelenggaraan Peresmian Pusat Pencak Silat Aliran Cimande (PPSAC) dan Festival Rakyat Cimande. Agenda ini dimaknai bukan sekadar sebagai seremonial semata, melainkan sebagai momentum strategis dalam
mengaktivasi sarana dan prasarana kebudayaan dengan berbagai kegiatan, agar kebudayaan terus hidup di tengah masyarakat.
Sepanjang tahun 2025, Kementerian Kebudayaan telah merealisasikan 60 lokus bantuan sarana dan prasarana di berbagai daerah, 24 lokus revitalisasi fisik dan 36 lokus pendukungan penyediaan peralatan kesenian, fasilitas aktivitas budaya, dan sarana layanan budayanya. Dari total bantuan, 29 lokasi di antaranya telah diaktivas.
Hadir mendampingi Menteri Kebudayaan, antara lain Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan Kementerian Kebudayaan, Ahmad Mahendra Direktur Sarana dan Prasarana Kebudayaan, Ferry Arlius Direktur Pengembangan Budaya Digital, Andi Syamsu Rizal; serta Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX, Retno Raswaty. Turut hadir Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor, Ria Marlisa anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Ricky Kurniawan; Wakil Ketua KNPI Jawa Barat, Ropi Rizal jajaran keluarga Kasepuhan, serta sejumlah pegiat budaya.
Kementerian Kebudayaan berharap sinergi antara peresmian infrastruktur dan penyelenggaraan festival budaya ini dapat memicu dampak berganda. Aktivasi ruang publik ini diharapkan mampu menggerakkan ekonomi kreatif masyarakat sekitar Desa Cimande
dan menjadikan Padepokan Cimande sebagai model ideal bagaimana sarana kebudayaan dapat memberdayakan masyarakat sekitar. Yudi

