Bogor |Jurnalbogor Terbuat dari susu kedelai yang dimurnikan hingga membentuk tekstur seperti agar-agar lembut, kembang tahu disajikan hangat dengan kuah manis dari gula merah, rempah jahe, dan daun pandan yang wangi.
Saat disendok, rasa manis legit langsung menyatu dengan hangatnya rempah—seolah memeluk jiwa di tengah udara dingin khas Bogor.

Salah satu pelestari kuliner ini adalah Apin, seorang pedagang keliling yang setiap hari membawa dagangannya menyusuri gang-gang Kota Bogor.
Setiap Hari, ia bisa ditemui di kawasan Perkampungan Tegalega Kota Bogor dengan Pukulan yang dilengkapi wadah khusus untuk menjaga suhu kembang tahu tetap hangat.
“Satu porsinya cuma Rp 6.000, murah dan menghangatkan,” ujarnya sambil tersenyum ramah, kamis (23/10/2025)
Untuk memenuhi permintaan, Wawan salah satu Konsumen dipagi hari ini , Mas Apin /kang apin mulai berjualan pagi hari di lokasi lain, lalu beralih ke area pemukiman saat senja tiba.
apin menjajakan kembang tahu dengan cara dipikul — cara tradisional ini masih ia lakukan untuk menyusuri gang -gang kecil , saat ini banyak pedagang kembang tahu demi menjangkau lebih banyak pelanggan, beralih ke motor roda dua, mas Apin masih mempertahankan jualannya dengan dipikul keliling kampung
Meski penyajiannya secara modern proses pembuatan kembang tahu tetap dipertahankan secara tradisional: kacang kedelai digiling halus, direbus, lalu diendapkan hingga membentuk lapisan tipis seperti selaput di permukaan—mirip tahu sutra.
“Itulah yang disebut kembang atau bunga dari tahu,” jelas Apin.
Kuahnya sendiri direbus lama dengan jahe dan daun pandan agar aroma dan rasa meresap sempurna.

Sekedar info Kembang Tahu Kembang tahu bukan sekadar camilan, tapi bagian dari budaya Betawi dan Sunda yang kini nyaris punah.
di masa lalu, sering disajikan saat musim hujan, acara keluarga, atau sebagai teman minum teh malam.
Saat ini generasi muda mulai tertarik melestarikan kuliner ini melalui proyek UMKM mikro, bahkan ada yang menjual versi frozen untuk pasar online. Pemerintah Kota Bogor sedang menginisiasi program “Warisan Kuliner Takbenda”, di mana kembang tahu masuk dalam daftar prioritas dokumentasi.
Hidangan ini rendah lemak, bebas kolesterol, dan cocok untuk vegetarian—namun konsumsi tetap harus moderat karena kandungan gulanya cukup tinggi.
Kembang tahu menyimpan nilai budaya dan emosional yang besar. Ia adalah simbol dari kesederhanaan, ketahanan, dan kehangatan keluarga. (Wawan Hermawanto)