jurnalinspirasi.co.id – Meski telah disurvei beberapa tahun lalu, SDN Rimba Kencana yang rusak berat itu tak kunjung dibangun. Sekolah SDN Rimba Kencana berada di pelosok kampung yang jauh dari keramaian kota di Desa Bantarkaret, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor kini luput dari perhatian Pemerintah Kabupaten Bogor.
Kepala Sekolah SDN Rimba Kencana Suryana Kusmayadi membenarkan, sekolah SDN Rimba Kencana telah mengalami kerusakan yang cukup berat.

“Sudah lama mengalami kerusakan, namun belum juga dibangun. Apalagi kondisi SDN Rimba Kencana saat ini sangat memprihatinkan,” kata kepala SDN Rimba Kencana Suryana Kusmayadi saat dihubungi Jurnal Bogor, Senin (21/10/2025).
Suryana menerangkan, pada tahun 2022 SDN Rimba Kencana sempet disurvei oleh pihak terkait namun setelah itu tidak ada kabarnya lagi. Sampai saat ini kondisi SDN Rimba Kencana cukup parah lantaran belum juga dibangun Pemkab Bogor.
“Setelah disurvei waktu itu, sampai sekarang belum ada tindak lanjutnya,” paparnya.
Tak hanya SDN Rimba Kencana, sebelumnya diberitakan SDN Cisarua 01 Nanggung, Kabupaten Bogor kondisi bangunan sekolahnya juga nyaris ambruk.

Kepala Sekolah SDN Cisarua 01 Yedih mengaku setelah ambruknya SDN Nangela di Desa Nanggung, ia juga khawatir bangunan sekolahnya yang sudah tua itu sewaktu-waktu bisa ambruk.
“Satu ruangan sudah sangat tua, khawatir bisa ambruk juga seperti di SDN Nangela waktu itu,” kata Yedih kepada Jurnal Bogor, Senin (8/9/2025).
Kekhawatirannya memang cukup beralasan dimana usia sekolah sejak dibangun tahun 1982 belum pernah dibangun lagi dan hanya saja pernah rehab ringan saja. Kini sejumlah guru dihantui ketakutan karena usia bangunan sekolah yang menahan beban berat genteng itu bisa saja seketika ambruk.
Pihak sekolah juga mengakui jaringan listrik sudah diputus, sebab pihak sekolah tak mau mengambil risiko ketika sewaktu-waktu sekolah itu ambruk. Disaat hujan dan genteng bocor pun, sejumlah guru tak ada yang berani memperbaikinya .
“Tak ada yang berani memperbaiki, karena kondisi bangunan sekolah yang sudah tua itu membahayakan. Serta adanya keterbatasan ruangan, terpaksa kegiatan belajar terbagi dua sift,” ungkap Yedih.
Dia berharap Pemerintah Kabupaten Bogor segera membangun sekolah yang nyaris ambruk itu, karena tidak menutup kemungkinan sekolah yang dibangun 1982 itu bisa saja terjadi ambruk.
(Arip Ekon)