29.3 C
Bogor
Monday, September 29, 2025

Buy now

spot_img

Akmal Buruh Kulit Lumpia, Korban Ledakan Gas Akhirnya Meninggal Dunia

jurnalinspirasi.co.id – Derita panjang yang dialami Akmal (17), buruh kulit lumpia asal Cianjur, berakhir pilu. Setelah hampir dua pekan berjuang melawan luka bakar akibat ledakan tabung gas, ia menghembuskan napas terakhir di RSUD Depok, Jumat (26/9/2025) pagi.

Kabar duka itu disertai beban lain yang tak kalah berat. Tagihan perawatan Akmal yang semula Rp43 juta kini membengkak menjadi Rp53 juta. Yandi, pemilik UMKM kulit lumpia tempat Akmal bekerja, tak kuasa menahan kepedihan.

“Selama ini semua pakai tunai. Sudah Rp43 juta, sekarang jadi Rp53 juta dan itu juga dicicil baru 7,5 juta saya kasih ke RS sama jaminan BPKB motor saya,” ungkapnya dengan suara berat.

Yandi sebenarnya sempat berusaha agar biaya perawatan Akmal ditanggung BPJS. Pada hari kedua dan ketiga, pihak rumah sakit sempat menyatakan bisa ter-cover. Namun di hari keempat, keluarga justru diberitahu BPJS tidak bisa digunakan dengan alasan Akmal sedang bekerja saat insiden terjadi.

Akmal bukan satu-satunya korban. Rekannya, Danu (18), juga menderita luka bakar serius dengan tagihan menembus Rp36,4 juta. Pembayaran hanya bisa dilakukan dengan jaminan KTP dan BPKB motor.

Dua remaja tanggung yang seharusnya masih bisa merajut mimpi, justru terperangkap dalam penderitaan panjang akibat ledakan yang terjadi pada Senin (15/9/2025) di Tulang Kuning, Desa Waru, Parung, Kabupaten Bogor.

Saat itu mereka tengah bekerja di UMKM kulit lumpia, hingga kebocoran gas berakhir jadi bencana besar. Api menyambar dan meledak hebat, menghanguskan tubuh keduanya.

Jenazah Akmal langsung dimakamkan di kampung halamannya, Ciranjang, Cianjur, selepas shalat Jumat. Air mata keluarga bercampur dengan doa yang tak henti dipanjatkan, mengiringi kepergian anak muda yang belum sempat meraih masa depannya.

Kini Yandi hanya bisa berharap uluran tangan pemerintah. “Kalau tidak ada bantuan, saya tidak tahu harus bagaimana lagi. Harapan saya pemerintah memberi keringanan. Usaha saya bukan PT atau pabrik, hanya usaha di kontrakan,” lirihnya.

(MH.Arinta)

Related Articles

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles