Bengkulu Tengah | Jurnal Bogor
Kementerian Pertanian (Kementan) terus memperkuat komitmennya dalam mendukung percepatan tanam sebagai bagian dari strategi nasional ketahanan pangan.

Melalui rapat koordinasi di Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu, Kementan bersama pemerintah daerah dan mitra strategis menyatukan langkah untuk mengakselerasi capaian Luas Tambah Tanam (LTT), khususnya menjelang akhir musim tanam pertama tahun ini.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa penguatan ketahanan pangan nasional tidak bisa menunggu.
“Percepatan tanam bukan hanya soal kuantitas, tapi juga efisiensi, teknologi, dan kolaborasi. Kita tidak boleh kalah oleh musim atau tantangan lapangan. Setiap hektare yang berhasil ditanami adalah kemenangan untuk kedaulatan pangan bangsa,” tegasnya.
Sejalan dengan hal tersebut, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menekankan bahwa keberhasilan percepatan tanam sangat bergantung pada kekuatan sumber daya manusia, khususnya para penyuluh.
“Capaian LTT baru akan berdampak signifikan jika semua pihak bergerak bersama. Penyuluh menjadi ujung tombak di lapangan. Terlebih saat ini, kinerja mereka telah terhubung langsung dengan sistem penilaian Kementan, sehingga kontribusi mereka akan terlihat secara nyata,” ujar Santi.
Sebagai Penanggung Jawab Program Pertanian di Provinsi Bengkulu, Balai Besar Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (BBPMKP) mendorong percepatan tanam melalui penguatan koordinasi dan pelaporan.
“Kami hadir bersama penyuluh, dinas, dan petani untuk menyusun strategi percepatan LTT yang berbasis data dan kondisi riil di lapangan,” ungkap Irfan, perwakilan PJ Provinsi Bengkulu dari BBPMKP.
Rapat koordinasi yang digelar di Aula Dinas Pertanian Kabupaten Bengkulu Tengah Selasa 15 April 2025, menghadirkan narasumber dari Balai Penerapan Modernisasi Pertanian (BPMP) Provinsi Bengkulu, Dinas Pertanian Bengkulu Tengah, serta BBPMKP. Agenda utama meliputi evaluasi capaian LTT, sosialisasi pelaporan di e-Pusluh, serta strategi percepatan tanam padi gogo dan sawah tadah hujan.
Dedy Irwandi, Kepala BPMP Provinsi Bengkulu, menekankan pentingnya teknologi dan pemanfaatan lahan marginal.
“Kita punya potensi besar dari lahan cetak sawah rakyat hingga program pertanian presisi. Tapi itu tidak akan maksimal tanpa sinergi lintas pihak, termasuk TNI/Polri, petani, penyuluh, dan pemerintah daerah,” katanya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pertanian Bengkulu Tengah, Ansoni, memaparkan bahwa sekitar 2.200 hektare lahan potensial masih bisa dioptimalkan, meskipun menghadapi banyak kendala.
“Kami dorong pembentukan Brigade Pangan sebagai langkah percepatan tanam berbasis wilayah,” ujarnya.
Berbagai kendala seperti keterlambatan distribusi benih, irigasi rusak, dan keterbatasan teknologi pertanian juga diungkap oleh para penyuluh pertanian dalam forum ini. Namun semangat untuk bangkit tetap kuat, dengan ajakan membangun sistem tanam yang lebih sinkron dengan musim serta perbaikan sistem pelaporan digital.
Melalui kolaborasi pusat dan daerah, Kementerian Pertanian berharap percepatan LTT di Kabupaten Bengkulu Tengah dapat mencapai target yang ditetapkan, sekaligus menjadi model sinergi penguatan ketahanan pangan yang berkelanjutan.
(Restu/Humas)