Bismillahir Rahmanir Rahiem
Ok ya nduk Fathia, sebentar Ayah menyusul ke Mal Madiun Plaza, dahulu dikenal Mal Sri Ratu, dan ayah sekarang mau sholat dulu di Masjid Agung “Baitul Hikmah” Alun-alun Kota Madiun dahulu. Tadi ayah barusan jalan-jalan ke pasar wisata kuliner Sleko Kota Madiun, berangkat dari rumah Sendang Gayam, dan pasar Slekonya tampak tertata apik dan menawan, ayah dengan berjalan kaki sambil berolahraga agar hidup tetap sehat walafiat dan berstamina.
Kota Madiun tampak semakin bersih, tertata rapi, apik, cantik nan menawan. Hidup..! bpk Walkot Madiunnya, yth Bpk Dr.drs.H.Maidi.SH.MM.MPd. Walkot yang sukses membangun, menggerakan partisipasi warga Kota di setiap Kelurahannya, dan memajukan Kota besar melegenda, yang dipimpinnya, menjadi Kota Yang Berperadaban Maju.
Ekosistem dan lingkungan hidup perkotaannya ditumbuhi aneka pepohonan, vegetasi beraneka ragam sumberdaya hayati (flora dan fauna) dan taman-taman serta ornamen bola-bola dan lampu-lampu hiasan jalan raya Kota Madiun tertata apik, indah dan menawan.
Penempatan dan penataan lokasi berjualan KUKM juga tertata apik. Nama bapak Walkot Madiunnya, namanya cukup pendek hanya 5 huruf “Maidi” tetapi gelar beliau amat panjang.5 gelar, bahkan 6 sama gelar hajjinya. Jadi beliau Walkot Madiun bpk Maidi ini akalnya memang panjang, orangnya cerdas dan berpengalaman kepamongan yang cukup lama di Pemkot Madiun, mantan pejabat karier, terakhir beliau adalah mantan Sekdakot Madiun sebelum mencalonkan diri sebagai Calon Wali Kota Madiun, dan sosok yang visioner, yang dicintai Rakyatnya/warga Kotanya.
InsyaAllah bpk Walkot Maidi bebas dan bersih dari perbuatan jahat korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), clean and good government, jangan seperti kelakuan Walkot Madiun sebelumnya banyak yang tersangkut perkara korupsi, ditangkap KPK akhirnya disidang peradilan, kemudian masuk penjara.
Perbuatan korupsi itu menyebabkan kotanya bermunculan banyak areal kumuh (slumd area), lingkungan sosial kotor dan jorok serta berbau busuk, menyengat di areal selokan atau dranasenya. Karena kurang atau nihilnya dana atau anggaran kebersihan dan penataan lingkungan hidup di kawasan perkotaan, akibat birokrasi koruptif.
Selarang semua yg buruk dan busuk sirna oleh Walkot Madiun bpk Maidi. kampung Sendang Gayam Kelurahan Kutoharjo, Kota Madiun pun tempat rumah mertuaku bermukim, kini tampak perkampungannya bersih, apik dan menawan, yang dipenuhi tanaman hias dan buah-buahan di deretan pot bunga-bunga yang warna-warni yang apik dan menawan, sedap dilihat mata memandang.
Bau busuk yang menyengat di got-got saluran air, kini sudah hilang, tidak ada lagi, sebab got-got, saluran air yang tadinya terbuka, kini oleh Pemkot ditutup dengan betonisasi, diatasnya dibangun kios-kios UKM dan deretan pot-pot bunga dan tanaman buah-buahan, yang indah, apik dan menawan.
Kota Madiun, zaman Now sudah berubah kearah kemajuan, menjadi kota wisata kuliner, kota herritages, kota bersejarah karena terdapat beberapa monumen, antara lain monumen TRIP di SMPN 2 Kota Madiun. Sekarang sudah ada juga Tugu 0 kilometer, ada mesium.”Kereta Api Cepat, Whoosh” Indonesia dengan beberapa Gerbong KA lama terdampar di komplek pertokohan Kota Madiun.
Ada juga monumen Reflikasi patung Liberty, patung Lion, menara Eifel, Taman Pahlawan Religi Center dengan reflikasi bangunan Kakbah yang saklar, dll, yang memanjakan mata wisatawan yang berkunjung. Dengan istilahnya bahwa Kota Madiun sudah mengalami proses transformasi menjadi Kota Berperadaban maju, bersih, aman dan nyaman serta kota ramah lingkungan (smart city atau green city).
Saya berjalan menelusuri trotoar keramik yang rapi dan apik, diselingi berjarak berdiri tempat nongkrong (shelter) rumah kecil yang antik terbuat, berornamen kayu Jati, dan di sekelilingnya dipasang lampu-lampu dan bola-bola hias, serta belahan-ketupatnya dengan tiangnya terbuat dari besi yang menawan, sungguh menarik memang, apalagi di malam hari pencahayaan (lighting) lampu-lampu hias warna-warni cukup menawan.
Saya beberapa kali duduk, istirahat di shelter berornamen ukiran kayu Jati tsb di depan deretan pertokoan, yang menjual aneka barang kebutuhan rumah tangga/kelontong dan konveksi-aneka mode fashion, sambil menyaksikan warga masyarakat baik pribumi maupun para pendatang sedang berbelanja makanan khas Oleh-oleh Madiun spt Brem, Bluder Cokro dan aneka macam kue kering lainnya untuk persiapan lebaran atau bekal “Oleh-oleh” sebagai buah tangan balik ke negeri “perantauan”nya masing-masing.
Akibat situasi perekonomian nasional yang kurang membaik, dampak negatifnya terasa di Kota Madiun, pasar dan sejumlah toko agak kurang, lesu dan sepi mengunjung. Padahal pada hari minus satu hari menjelang Hari Raya Idul Fitri, 1 Syawal 1446 H, pasar atau pusat-pusat perbelanjaan ramai para pengunjung berbelanja barang-barang kebutuhan bahan Sembako dan pakaian lebaran (fashion).
Tapi kini saya lihat fenomena kehidupan masyarakat kota, berada berkunjung di kawasan pertokohan tidak begitu ramai di pagi hingga siang harinya. Entahlah kondisi di mal-mal sore hingga malam hari nanti, kayaknya pasti ramai pengunjung, terutama di Mal Madiun Plaza, sekitar kawasan Taman Kreasi dan Inovasi, Pahlawan Religi Center dengan reflikasi Kakbahnya, dan juga reflikasi Kereta Cepat Singkansen, Jepang. Posisi lokasinya berdekatan dengan Balai Kota Madiun, jln.Pahlawan Kota Madiun, sebagai sentra kuliner di malam hari, dan ramai pengunjungnya.
Saya sholat zuhur dan asyar berjemaah di masjid Agung Baitul Hakim di kawasan Alun-Alun Kota Madiun, subhanallah, sarana dan prasarana ibadahnya juga apik, bersih, ada taman bunga di pekarangan Masjid, dan warna dinding masjid bertuliskan kaligrafi yang warna warni cukup apik dan menawan dipandang dari kejauhan, serta lingkungan sekitar masjid tampak bersih, termasuk tempat berwuduknya. Sholat zuhur dan asyar berjemaah di dalam masjid terasa aman dan nyaman, alhamdulillah sholat fardhu dan sunnatku pun khusuk.
Jalan-jalan.raya di Kota Madiun setiap saat disapu oleh para petugas Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup Pemkot Madiun, sehingga kelihatan tampak selalu bersih, asri, segar dan bunga-bunga.serta pepohonan (flora) yang terawat baik sebagai penghasil oksigen, burung-burung (fauna) pun berterbangan di sela-sela pepohonan dengan dedaunan hijau yang rindang sebagai sumber penghasil oksigen, atau berfungsi sebagai paru-paru Kota.
Kota Madiun sudah menjadi “green city” yang indah, apik dan menawan hati. Kota Madiun selama kepemimpinan Walkotnya bpk.Maidi telah meraih berbagai penghargaan atas prestasinya pada tingkat nasional dengan berbagai kategori spt kota layak anak, kota superbikes, kota UKM, kota ramah lingkungan, Laporan Keuangan Pemkot yg WTP, dll.
Saya berani berkata, bahwa saya percaya diri untuk merekomendasikan Madiun Smart City ini layak menjadi salah satu kota destinasi wisata, yang cukup diperhitungkan secara nasional. Tersedia banyak Hotel dan Resto dengan aneka macam kuliner yang enak, lezat dan harganya relatif “murah” sudah siap menerima para wisatawan domestik dan mancanegara dengan kultur Sapta Pesonanya, insyaAllah.
Demikian narasi singkat catatan pulang kampung, Nagori asal isteriku yang tercinta untuk berlebaran Idul Fitri 1446 H/2025 M di Kota Madiun yang berkemajuan dan berperadaban, serta melegenda. Semoga Allah SWT senantiasa memberkahi kehidupan Kota ini.Aamin YRA. Akhirul kalam, saya mohon maaf apabila ada hal-hal yang kurang berkenan bahasanya dalam artikel ini, kata-katanya kurang pas. Selamat berlebaran Idul Fitri 1 Syawal 1446 H, mohon maaf lahir dan bathin sehat walaffiat dan always happy ***
Gallery and Ecofunopoly, Kp Wangun Atas Rt 06 Rw 01 Kel.Sindangsari Botim City, West Java, Ahad 30 Maret 2025.
Wassalaam
=====✅✅✅
Dr.Ir.H.Apendi Arsyad.MSi (Dosen, Konsultan, Pegiat dan Pengamat serta Kritikus Sosial melalui Tulisan-tulisannya di media sosial)