Jurnal Inspirasi – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta penguatan kelembagaan dilakukan kaum Milenial. Hal ini karena petani Milenial memiliki potensi besar untuk membawa inovasi dalam pertanian untuk mendukung ketahanan pangan nasional.
Terpisah Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti mengatakan salah satu kelembagaan petani, yakni Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) merupakan mitra BPPSDMP yang memiliki peran strategis sebagai tempat pelatihan sekaligus magang, guna akselerasi dan adopsi teknologi pertanian para petani milenial.
Turut mendukung ketahanan pangan yang digaungkan Kementerian Pertanian (Kementan) P4S Kaniang Banana di Desa Banjaragung Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal Jawa Tengah mengembangkan budidaya pisang Cavendish.
Pisang tersebut dianggap multifungsi, selain dapat menjadi sumber pendapatan, pisang cavendish ini juga dapat menjadi alternatif pangan yang turut menyukseskan program pemerintah dibidang ketahanan pangan.
Hal ini diungkapkan Meka Brata Ketua P4S Kaniang Banana. P4S ini merupakan penumbuhan yang direkomendasikan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian kabupaten Tegal dan menjalani klasifikasi pada kegiatan Reklasifikasi dan Penumbuhan P4S Jakarta dan Jawa Tengah yang dilaksanakan Balai Besar Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (BBPMKP) Ciawi belum lama ini.
Pria yang akrab disapa Meka ini bercerita Ia adalah juga seorang guru di Tegal. Dibesarkan di lingkungan petani, hidup dan menempuh pendidikan dari pertanian, membuatnya tak bisa berpindah hati dari pertanian. Disela – sela kesibukannya mengajar, Meka menanam pisang cavendish. Ia mulai menanam pisang cavendish pada Oktober 2020 dan mulai merasakan manisnya keuntungan menanam cavendish pada panen pertama di bulan Mei 2021.
” Saya dibesarkan dan hidup dilingkungan petani. Kakek, nnenek juga petani. Jadi kalau hidup dan kuliah juga dari pertanian. Jadi petani karena bertani merupakan usaha yang menguntungkan, hasil bagus, harga juga bagus, ” ungkapnya, Jum’at (15/11/2024).
Berbekal belajar menanam pisang cavendish dari berbagai sumber dan Youtube salah satunya Meka menanam pisang Cavendish dilahannya seluas 1,5 Ha, dengan populasi 2.700 pohon.
Dari pohon tersebut panen dilaksanakan setiap dua minggu sekali dengan hasil 3 ton per panen. Jika produksi tinggi menembus angka 6 ton per dua minggu sekali. Setandan pisang cavendish bisa menghasilkan 13 – 25 kg. Untuk pemasaran pisang tersebut dikemas dalam box, 1 box berisi 13 kg buah pisang.
Siklus tanam jenis pisang ini kata Meka, sejak tanam hingga berbuah 5 sampai 6 bulan. Buah mulai montong atau muncul jantung saat pohon berusia sekitar 5 bulan. Sekitar 3 bulan setelah montong baru buah bisa dipanen.
” Siklus tanam Cavendish ini, sejak tanam hingga berbuah memerlukan waktu lima sampai enam bulan. Untuk sejak montong sampai panen tiga bulan, ” terangnya.
Untuk memasarkan pisang cavendish tidaklan sulit. P4S yang Ia kelola telah bermitra dengan ritel lokal di Tegal dan di Jakarta.
” Pemasaran kami bermitra dengan ritel lokal di Tegal dan salah satu mitra di Jakarta. Omzet sangat menguntungkan, karena sekali tanam panen bisa berkali-kali, ” ucapnya.
Menurut Meka buah pisang adalah tanaman yang tidak kenal musim sehingga untuk panen bisa menyesuaikan. Begitupun dalam hal perawatan tidak terlalu merepotkan asalkan konsisten dalam perawatan, pemupukan dan pengendalian gulma, pisang sudah tumbuh sangat baik. Yang tak kalah penting menurut Meka, karena pisang ini dinilai dari kebersihan kulit buah maka menjaga kebersihan kulit pisang merupakan hal utama.
” Perhatikan perawatan buah dan antisipasi hama utama pisang ini yaitu jamur, lakukan injeksi jantung dan brongsong tepat waktu. Bisa menjaga kulit buah pisang mulus, ” ujarnya.
(Regi/BBPMKP)