23.7 C
Bogor
Wednesday, December 4, 2024

Buy now

spot_img

Dukung Ketahanan Pangan, Kementan Tingkatkan Kapasitas Penyuluh Kelola Pompanisasi

Jurnal Inspirasi – Dalam rangka mendukung ketahanan pangan, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Balai Besar Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (BBPMKP) Ciawi menggelar pelatihan pompanisasi untuk para penyuluh pertanian di Kabupaten Indramayu.

Pelatihan yang berlangsung di UPTD Perlindungan dan Perbenihan Hortikultura Kecamatan Jatibarang ditutup, Rabu (06/11/2024) bertujuan memperkuat kapasitas para penyuluh dalam mengoperasikan, merawat, dan mengelola sistem pompanisasi yang menjadi salah satu solusi untuk menghadapi masalah irigasi dan kekeringan yang kerap melanda sektor pertanian.

Pelatihan pompanisasi ini merupakan bagian dari program Kementan dalam mengatasi isu kekeringan dan meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya air guna meningkatkan produktivitas dan produksi pertanian, khususnya di musim kemarau panjang atau saat fenomena El Nino.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaeman menyebut, pompanisasi ditujukan mengairi lahan di luar irigasi reguler dengan menggunakan pompa. Upaya ini merupakan antisipasi kondisi kekeringan akibat el nino, yang diprediksi BMKG bahwa Indonesia masih mengalami kondisi itu pada 2024.

Sebelumnya, saat membuka pelatihan tersebut, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti mengatakan kesiapan sumber daya manusia sangatlah penting dalam menghadapi krisis pangan global.

“Intensifikasi melalui pengelolaan air yang efektif dan teknologi pompanisasi menjadi solusi nyata dalam upaya mempertahankan Indramayu sebagai lumbung pangan nasional,” ujarnya.

Lebih jauh Santi menuturkan pompanisasi diharapkan dapat bermanfaat bagi petani untuk mengairi sawah, sehingga proses pertanaman dapat berjalan lancar.

Sementara itu, Kepala BBPMKP, Sukim Supandi, yang diwakili oleh Kepala Bagian Umum BBPMKP, Sutrisno Sipahutar, dalam sambutannya menyatakan harapan besar agar pelatihan ini dapat memberikan dampak nyata bagi para penyuluh dan petani di lapangan.

“Kami berharap para penyuluh dapat mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh untuk membantu petani dalam mengelola air secara lebih efisien. Keberhasilan program pompanisasi ini sangat bergantung pada peran aktif penyuluh dalam mentransfer pengetahuan kepada petani,” ujar Sutrisno.

Salah satu hal yang membedakan pelatihan ini adalah pendekatan yang berbasis pada praktik langsung. Peserta pelatihan, yang terdiri dari 30 Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), diberikan kesempatan untuk mempelajari berbagai jenis pompa air dan cara-cara merawat serta mengoperasikannya.

Edi Harnadi salah satu peserta pelatihan, mengungkapkan antusiasmenya setelah mengikuti kegiatan ini.

“Pelatihan ini sangat bermanfaat, karena kami bisa langsung belajar cara mengoperasikan berbagai jenis pompa, merawatnya, bahkan mengatasi masalah yang sering terjadi di lapangan,” ujarnya.

(Regi/BBPMKP)

Related Articles

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles