Home Politik Begini Solusi Dokter Rayendra Memanusiakan PKL

Begini Solusi Dokter Rayendra Memanusiakan PKL

jurnalinspirasi.co.id – Dokter Rayendra kembali melaksanakan Nguriling. Kali ini, Dokter Rayendra Nguriling di pasar Anya Bogor pada Selasa (1/10/2024).

Nguriling sendiri sama halnya dengan blusukan. Nguriling menjadi aktivitas utama Dokter Rayendra dan Eka Maulana sepanjang kontestasi Pilwalkot Bogor.

Dengan nguruling, mereka merasakan langsung kehidupan warga Kota Bogor.

Utamanya mereka yang tinggal di gang-gang sempit dan perkampungan pinggiran Kota Bogor.

Dalam Nguriling tersebut, Dokter Rayendra menyoroti pentingnya mengakomodasi keberadaan para pedagang kaki lima (PKL).

Dokter Rayendra menekankan bahwa penataan yang baik bukan berarti menghilangkan mereka dari ruang publik, melainkan menciptakan kesepakatan bersama agar Bogor menjadi kota yang lebih rapi tanpa mengorbankan perekonomian pedagang kecil.

“PKL seharusnya tetap bisa berdagang, tapi kita juga harus kompromi bahwa Kota Bogor ini harus lebih rapi lagi. Bagi saya, bukan soal membinasakan mereka, tetapi bagaimana memfasilitasi mereka sesuai aturan yang berlaku,” jelasnya.

Salah satu solusi yang diusulkan adalah mencari lokasi kantong-kantong baru yang strategis agar para PKL tetap bisa berdagang tanpa mengganggu ketertiban umum.

Dokter Rayendra menekankan bahwa penataan bukanlah untuk menyingkirkan para PKL, melainkan untuk menciptakan keseimbangan antara keteraturan kota dan keberlangsungan ekonomi.

“Jika kita buat kantong jauh dari keramaian, percuma juga, karena mereka tidak bisa mendapatkan penghasilan,” ucap Dokter Rayendra.

Artinya, lanjut Dokter Rayendra penataan harus dilakukan tanpa menghilangkan keberadaan mereka, agar perekonomian di Kota Bogor tetap terjaga dan maju.

“Kalau mereka tidak ada, saya rasa perekonomian di Kota Bogor akan terdampak, dan angka pengangguran serta kemiskinan bisa meningkat,” pungkas Rayendra.

Melalui langkah ini, Rayendra berharap perekonomian Kota Bogor dapat tumbuh seimbang, IPM meningkat, dan Kota Bogor bisa menjadi lebih rapi tanpa mengabaikan para pelaku usaha kecil.

** Fredy Kristianto

Exit mobile version