30.9 C
Bogor
Thursday, November 21, 2024

Buy now

spot_img

Memorial Ongaku Haji Baidar, Saudagar Yang Baik dan Sukses

JURNAL Inspirasi – Dimana dan kapan dimakamkan onga H.Baidar, itu salah satu pertanyaan yang terbaca di WAG Arsyad Family.

Saran dan usulan saya onsu AA kepada anakda Roni, yaitu jenazah onga H.Baidar disholatkan dulu jenazahnya di masjid Al Mukmin Kp Baru Timur, yang almarhum pernah mengabdi membangun masjid jamiak tersebut.

Dan masjid Al Mukmin itu adalah tempat sholat fardu berjemaahnya almarhum yang tak pernah tinggal, alm selalu sholat di masjid Al Mukmin. Kampung Baru, setelah sholat berjemaah sholat zhuhur dilanjutkan dengan sholat jenazah. Demikian itu saran terbaik untuk jalannya prosesi pemakaman alm. ongaku H.Baidar.

Insya Allah banyak warga yang mensholatkan almarhum. Setelah itu acara pelepasan jenazah dgn sambutan dari abang ustadz H.Abbas Main (Ketua Pemangku Masyarakat Adat Cerenti). Kemudian peti jenazahnya  dibawa ke lokasi pemakamannya di tanah wakaf pemakaman warga Desa Kp.Baru. Jika saya tak salah almarhum onga Baidar yang ikut aktif mempelopori pembelian tanah wakaf tsb sekitar pada thn 1980an.

Selanjutnya di lokasi makam, warga pengantar berdoa dipimpin abang iparku Ustadz H.Abbas Main, kakak iparku, dengan prosesi pemakaman Islami yang khusyuk dan tawadduh, serta bertawaqal illallah.

Innalillahi wainna illahi roojiun..Allahummagh firlahu warhamhu, wa’aafii wa’fuanhu wanuzhulahu.

Kita doakan, almarhum wafat dalam keadaan husnul khotimah. Kita doakan juga agar arwahnya ditempatkan pada golongan orang-orang yang sholeh, berada di Syurgajannatunnaim. Aamiin aamiin aamin ya rabbal ‘alamiin.

Kepergian ongaku ini saya sungguh sedih dan mengingat kebaikannya selama hidupnya, terutama terhadap saya salah satu adiknya, yang ia didik. Saya begitu banyak kesan kebaikannya yang saya rasakan.

Onga Baidar adalah orangnya baik dan sholeh, rajin beribadah, suka menolong kerabatnya, beliau telah berjasa di tengah keluarga kami alm Haji Arsyad Kahar sebagai penyokong dan tulung punggung ekonomi keluarga, membantu omaknya Hj.Darana bintI Djamin dalam menghidupi anak yatim, setelah kita ditinggal wafat ayah H Arsyad, Selasa mala .tgl 21 Maret 1971, persis sakaratul maut dan wafat ayah dan ibuku, meningal dunia dan dimakamkan pada hari Rabu. Katanya termasuk hari yang baik, insya Allah.

Alhamdulillah, kita anaknya omak alm Hj.Daranah, kini hidup selamat, tidak ada yang miskin dan terlantar rasanya. Insya Allah. Itu berkat bantuan salah satunya jasa alm onga H.Baidar semasa hidupnya.

Untuk diketahui, bahwa ayah onga Baidar, informasi dari ibundaku ayahnya bernama Lazim, wafat ketika onga Baidar berusia balita, umur lk 8 bulan. Omakku kematian suami, menjanda sambil bersekolah agama Islam Madrasyah Tsanawiyah Tsamaratul Azhar Desa Koto Praku. ibuku sejak gadis dan janda muda desa, ketika itu hingga wafatnya memang cantik, cerdas dan pintar mengaji membaca kitab suci Al Quran.

Cerita ibuku kepadaku semasa hidupnya, ayahku H.Arsyad Kahar, orangnnya juga “parlente”, hobbynya menembak burung arau binatang seperti Tupai di lahan perkebunan Desa Pulang Jambu, rumah nenekku Maitah.

Ketika ayahku berjalan mencari burung-burung liar di pepohonan itu, ayahku melihat ibuku yang janda cantik di pelataran rumah nenekku. Beliau menyapa, dan kemudian bertegur sapa, akhirnya singkat cerita mereka menikah. Padahal  ayahku berprofesi saudagar karet waktu itu adalah suami orang namanya Hj.Fatimah, beranak 3 orang, salah seorang diantaranya ongaku H Edward Arfa.SH, pensiunan hakim PN dan pengacara di Kota Tg Pinang.

Sewaktu usia balita ongku Baidar dipelihara oleh nenekku Ino Maitah di Desa Pulang Jambu Kec.Cerenti, karena ibu janda muda bersekolah agama. Setelah ibuku berumah tangga yang disunting H Arsyad, onga Baidar kembali kepangkuan ibuku, dipelihara ibu/omakku Hj.Darana.

Kata omakku, ayahku sangat sayang kepada anak tirinya Baidar, sehingga ayahku mendidiknya secara disiplin dan sabar agar menjadi saudagar karet, berketrampilan “mamboli gotah” dari para penyadap karet di beberapa desa spt di Candi, Topiang Komang dll, kemudian dijual ke Tauke orang China di kampung. 

Dalam perjalannya berdagang, mengalami jatuh-bangun, pernah bangkrut usaha ongaku, disebabkan waktu itu, dia pola hidupnya agak “nakal” suka main judi, tetapi ayahku sabar mendidiknya. Akhirnya singkat cerita ibuku, ongaku Baidar bertaubat tidak nakal dan tidak berjudi serta minum-minum yang memabukan lagi, berkeluarga menyunting gadis desa yang cantik bernama Ramona, dan selanjutnya sukses berusaha, menjadi saudagar ghotah.

Orangnya jujur, sehingga para Tauke China sangat senang.berteman bisnis dengan ongaku itu, para Tauke sering memberikan pinjaman modal untuk membeli karet berton-ton per minggu. Ongaku sukses menjadi “induk xomang” dengan panakiiak gotah, urang kampung yang berlangganan, yang menjadi “anak somangnya” thn1970 sd 1990an, masa jayanya.

Kata ibuku, pernah orang lain, memanggilnya Baidar anak Lazim, dia ongaku marah kepada orang tersebut, karena di masa usia belita, beliau hanya  mengetahui, mengenal dan mengakui bahwa ayahnya adalah Haji Arsyad, ayah kandungku yang ganteng itu.

Begitulah ceritanya bahwa saya memang berlain ayah dengan ongaku itu. Walaupun demikian faktanya, tetapi saya juga merasakan bahwa ongaku Haji Baidar adadalah kakak kandung saya yang sesungguhnya, dan beliau berhak dipanggil juga H.Baidar Arsyad, jika saya menulis surat kepadanya ketika saya berstatus sebagai siswa SMA di Pekanbaru  dan mahasiswa IPB, berkuliah di Bogor.

Alm ongaku Baidar Arsyad ini sangat hormat dan memuliakan ibunya, omak kandungnnya Hj.Daranah bin Djamin, terutama makanan, beliau selalu tidak lupa, jika membeli ikan Patin sungai yang enak, atau ikan Tapah, Belida, Bawung dll, atau daging sapi atau kerbau atau tunjang kaki sapi untuk istri dan makanan anak-anaknya, beliau selalu menitipkan dan mengirim untuk ibunya di rumah di Kp Bukit Gudang Desa Kp.Baru Cerenti.

Makanya saya berkeyakinan, bahwa anak yang memuliakan ibunya seperti alm.ongaku akan banyak rezeki melimpah oleh Allah SWT itu yang saya amati pada sosok ongaku Baidar yang pernah berjaya bisnisnya. Saya adiknya belajar kehidupan kepadanya, dia adalah guru Kehidupanku dan panutanku (role model) berkeluarga.

Onga Baidar adalah seorang sosok “pengganti” alm ayahku, yang wafat thn 1971, ketika aku baru duduk di bangku SDN.No.1 Cerenti, kelas 2. Dialah orang, dunsanakku, yang mendidik dan mengajar menjalani hidup dengan bekerja keras, prihatin, disiplin dan berdagang untuk mendapatkan pengghasilan (income) yang cukup agar hidupku layak.

Saya lama numpang hidup bersama keluarga almarhum, belasan tahun sejak thn 1973 bekerja degannya, titipan omakku di keluarganya, membantu bisnis ghotah, menjadi asisten beliau, bekerja banyak rupa baik di rumah tangganya, menjaga kedai “toko kelontong”, beternak memelihara sapi dan kerbau areal pengembalaan di Sianyir ikuak Desa Sikakak, berdagang membeli gotah siang/sore hari, membantu bongkar muat, terkadang berurusan dengan Tauke Ghotah, dan lain-lain.

Sekolah saya dari sejak SD kls 4, 5 dan.6, SMPN Cerenti, SMAN di Pekanbaru, hingga masuk ke IPB Bogor ditanggung biayanya oleh Beliau, dan sebahagian besar dari beliau, dan sebagian lagi dari kakakku yang lain seperti andak Nurmi Arsyad dll.

Setelah beberapa semester kuliah di.IPB Bogor Thn 1982, saya dibantu oleh ongaku H.Edward Arfa SH, pak hakim mukim di kota Tg Pinang Kepulauan Riau, sampai selesai studi Sarjana di prodi Sosek Faperikan  IPB, riset di kawasan Barelang. Onga Baidar usahanya pun mulai agak menyusut ketika saya akan menamatkan kuliah S1 Faperikan di.IPB University.

Walaupun saya mendapat beasiswa, antara lain dari Yayasan Al Ghifari IPB dll, tetapi saya berterus terang kurang mencukupi kebutuhan hidup yang normal pada waktu itu dan alhamdulillah saya dibantu onga H. Edward Arfa SH, hakim  di PN Tg Pinang dalam penyelesaian riset  untuk penyusunan karya ilmiah Skripsi, studi di pulau Bintan, Penyengat, Karas, Pangkil, Rempang, dan pulau-pulau kecil dan perairan di sekitarnya di Provinsi Kep.Riau.

Saya bersyukur kepada Allah SWT  atas kemurahan hati para dusanak saudaraku, kerabatku telah berkemauan menyisihkan sebagian rezekinya untuk studi lanjutan adiknya di SMAN dan PTN.  Mereka adalah ongaku H.Baidar (85 thn), ongaku H. Edward (82 thn). Dan mereka berdua sungguh besar jasanya, juga para dunsanak/kerabat yg lain yang telah membantu baik material dan moril, dan terima kasih saya ucapkan kepada mereka-mereka, khususnya kepada onga Baidar bin Lazim, yang hari ini berpulang ke rahmahtullah.

Semoga segala kebaikan almarhum selama hidupnya terhadap saya adiknya, insya Allah menjadi amal sholeh dan dianugerahi  pahala yang.melimpah, sehingga memudahkannya menghadap Allah SWT, sang Maha Pencipta dan Pemilik Alam semesta beserta isinya.

Saya bersama keluargaku dari Kota Bogor, mendoakan, semoga arwah ongaku H.Baidar ditempatkan di Syurgajannatunnaim, Aamiin aamiin aamiin ya rabbal ‘alamiin.

Almarhum ongaku Baidar, saya berkeyakinan adalah orang sholeh, rajin dan taat beribadah, juga berakhlaq mulia, suka membantu orang lain dan sanak family yang butuh dan susah hidup.

Ongaku orangnya jujur, berpuluh tahun menjadi bendahara Masjid Al Mukmin Desa Kp Baru, keuangan masjid sehat (maaf tidak dikorupsi) dan pembangunan masjid berjalan terus, sekarang masjidnya membesar dan indah, karena ongaku dipercaya jemaah masjid, orangnya amanah dan mau berkorban.

Kesan dan pengalamanku yang lain bersamanya, onga Baidar adalah pekerja keras, berdagang (saudagar) gotah (karet) dan berusaha ternak dan perkebunan yang sukses di Kecamatan Cerenti.

Dalam berdagang karet/ghotah, dia ongaku dipercaya oleh beberapa Tauke Gotah, keturunan China-Tiongkok yang ada di daerah kami, Kecamatan Cerenti Inhu Riau. Salah satu teman bisnisnya bang Senci, nama WNInya Ibrahim. Saking akrabnya mereka berkongsi dagang, akhirnya mereka berdunsanak adat (sanak Gito) berdua bersama omakku Hj.Daranah bin.Djamin (wafat 2021, usia 106 thn). Sehingga omakku menjadi ibu angkat secara adat Melayu abang Senci dan ibuku menjadi cucu angkat dari anak kandung bang Senci.

Hingga sekarang, saya dengan “keponakanku” anak bang Senci yakni Ayun, Acai, Singkiang, Acin, Akuang, Lihua dll, masih bersambung. Faktanya ada beberapa diantara putra-putra bang Senci (nama WNI-nya, Ibrahim) mempestakan anak-anaknya. Saya diundang, alhamdulillah saya pun beserta keluarga hadir dalam pesta perkawinan di Jakarta dan Bandung.

Itulah watak almarhum ongaku Baidar pandai bergaul dengan siapapun, terutama dengan para penyadap karet yang menjadi “anak semang” langganan jual-beli hasil perkebunan karet di daerah perdesaan, kampungku. Alhamdulillah, ongaku Baidar,termasuk saudagar pribumi karet yang sukses di zamannya thn 1970an, murah rezeki dan hartanya pun banyak, termasuk “orang kaya” di kampungku di masa itu.

Saya tahu, karena beberapa tahun, saya membantunya, dan dipercaya memegang kunci brangkas uangnya di warung yang saya jaga, ketika beliau pergi.keluar kota, urusan dagang (jual dan beli barang) dan atau berdarma-wisata (touring) di Kota Padang, Bukit Tinggi, Rengat dan Pekanbaru pada masa itu. Sayalah orang kepercayaannya yg mengendalikan bisnisnya buat sementara, dan saya dididik jujur dengan kepercayaan penuh oleh beliau.

Apa yang saya lakukan tersebut adalah amanah yg harus saya jaga baik-baik, saya tak mau mengambil uang perusahaan dagang karet dan barang kelontong di kedai untuk kepentingan pribadiku, kecuali atas sepengetahuan dan izin ongaku.

Alhamdulillah, saya dididik almarhum onga Baidar dengan berlatih kerja keras, disiplin dan diberi kesempatan mengelola warung barang-barang jlontongnya, berdagang karet (ghotah boku dan kopiang) serta dipercaya memegang uang kas dan brangkasnya, alhamdulilah saya memiliki pengalaman berharga dan modal sosial yang baik, untuk saya bisa hidup susah di rantau orang selama bersekolah, menuntut ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang seiring dan sejalan dengan peningkatan kualitas keimanan dan ketaqwaan (imtaq) kepada Allah SWT.

Dalam perjalanan hidup selama sekolah SMPPN No.49 Pekanbaru, dan berkuliah di IPB Bogor, hidupku sehari-hari “pas-pasan” saja baik dalam pola makan maupun berpakaian, jika malu dikatakan sulit, miskin dan agak memprihatinkan.

Akan tetapi alhamdulillah dari ujian hidup yang pahit tersebut, karena saya sudah dididik oleh ongaku dengan ilmu candradimukanya, berpengalaman bisnis atas didikan almarhum ayahku, berkat Rahmat Allah SWT, saya kini menjadi begini, subhanallah, walhamdulillah wallhuakbar.

Saya selalu teringat firman Allah surat Ar Rahman, yang maknanya…”Nikmat Tuhan yang manakah yang akan kamu dustakan?”.

Hasil didikan ongaku Baidar selama saya membantunya, terlatih hidup bekerja keras, belajar keras, prihatin, berdisiplin dan hidup jujur, sehingga nasib hidupku menjadi begini, terselamatkan dari kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan, dan alhamdulillah Allah SWT memberikan nikmat-Nya yang cukup banyak, dimana kami hidup senang dan berbahagia bersama keluarga dan para Dunsanak (kerabat) the Arsyad Family yang populasi kian membesar.

Hari itu Rabu 12 September 2023, ketika itu langit Cerenti “mendung” indikasi berduka dan kami pun juga sangat berduka, kehilangan sosok, seorang kakak yang baik hati, telah menjadi panutan dan pejuang.kami dalam keluarga besar the Arsyad Family, insyaAllah almarhum akan dimakamkan disamping istrinya kakak Hj.Ramona di TPU tanah wakaf Desa Kp.Baru Cerenti. Saya dan kita hanya bisa berdoa, semoga arwah almarhum ongaku H.Baidar Arsyad diterima.disisiNys di tempat.mulia Syurgajannatunnaim Aamiin aamiin aamiin ya rabbal ‘alamiin.

Dan keluarga yang ditinggalkannya, diberikan kesabaran dan bertawaqalillah. Saya sendiri, ingin dekali melihat wajah ongaku yang terakhir kali dan ikut mengantarkan ke pusara, tempat istirahat terakhirnya di TPU Wakaf Desa Kp Baru Cerenti.

Akan tetapi hal demikian itu, tidak bisa saya kerjakan saat ini untuk pulang ke kampung halaman, berangkat dari Kota Bogor menuju Cerenti, insya Allah beberapa waktu lagi ke depan, saya bisa pulang kampung untuk berziarah ke pemakaman ongaku yang aku cintai.

Saya sudah menelpon anakku Roni Baidar SP, yang pernah studi S1 Agribisnis Faperta-Unida di Bogor, tinggal bersamaku di Ciawi Bogor, dan adikku Latifah Arsyad, bahwa saya memberitahu dan minta izin belum bisa pulang kampung, karena putriku ke-2 Inna Rahmawati akan operasi sakit usus buntu, dan juga ada tugas mengajar di kampus, memasuki awal semester TA 2023/2024. Mohon doanya dan harap maklum.

Demikian narasi memorial ongaku Haji Baidar, sebagai curahan kasih sayang dan menghormati kepergian almarhum ongaku, saya pun menulis agar mereka yang membaca tahu bahwa almarhum ongaku itu adalah orang baik, sholeh insya Allah husnul khotimah.

Wabillahit taufiq walhidayah wr wb
Wassalam

====✅✅✅

Dr.Ir.H.Apendi Arsyad, M.Si (Dosen Senior/Assoc Profesor, dan Pendiri Universitas Djuanda Bogor thn 1986, Pendiri ICMI di Malang thn 1990 dan Wasek Wankar ICMI Pusat.merangkap Ketua Wanhat MPW ICMI  Orwil Khusus Bogor, Konsultan proyek-proyek K/L negara, Pegiat dan Pengamat serta Kritikus Sosial melalui tulisan di media sosial)

Related Articles

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles