JURNAL Inspirasi – Kementerian Pertanian terus mendorong upaya peningkatan produktivitas padi nasional, salah satunya melalui program Indonesian Millenial for Modern Agriculture Corporation (IMMACo). IMMACo merupakan inisiatif Kementerian Pertanian untuk memperluas lahan produktif padi dan mengintegrasikan sub sektor terkait.
Menggandeng Pemerintah Kabupaten Indramayu-Jawa Barat, IMMACo melakukan pengembangan kawasan seluas 10.000 hektar sawah melalui pengembangan Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) menuju profesional dan mandiri.
Pengembangan UPJA tersebut tidak mengambil alih kepemilikan usaha yang telah ada melainkan pengelolaan usaha yang lebih profesional dan mandiri dengan berbasis korporasi.
UPJA sendiri merupakan rangkaian upaya untuk memfasilitasi, melayani dan mendorong berkembangnya usaha agribisnis berbasis usahatani tanaman pangan, khususnya padi sawah melalui jasa (sewa) alat dan mesin pertanian (alsintan). Adanya UPJA diharapkan dapat memperluas lahan yang dapat dibantu, peningkatan produksi padi serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani setempat.
Terbaru, saat ini Kementan tengah menggelorakan target swasembada pangan hingga menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia di tahun 2029.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman dalam kesempatan perayaan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Ke-79 Republik Indonesia di IKN baru-baru ini mengatakan Indonesia harus bangkit menjadi lumbung pangan dunia
“Mari kita jadikan hari kemerdekaan ini sebagai momentum bagi sektor pertanian untuk bangkit menjadi lumbung pangan dunia,” ujar Menteri Amran.
Terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Idha Widi Arsanti mengatakan, isu ketahanan pangan menjadi perhatian khusus pemerintah melalui agenda pembangunan nasional 2020-2024 dengan prioritas program peningkatan ketersediaan, akses dan kualitas konsumsi pangan.
Pengembangan UPJA merupakan salah satu implementasi dari pilar program IMMACo, yaitu konsolidasi manajemen usaha melalui penguatan kelembagaan dan manajemen usaha, integrasi usaha hulu–hilir (corporate value/culture, enterpreneur) sampai pada pendampingan dan kemitraan.
Adapun pilar-pilar lainnya dalam IMMACo, meliputi konsolidasi petani, inovasi dan kesesuaian teknologi, dukungan infrastruktur dan logistik, akses pembiayaan, off taker, digitalisasi, dan sinergi.
Staf Khusus Menteri bidang Kebijakan Pertanian Sam Herodian menyebutkan IMMACo merupakan salah satu kunci dalam hubungan internasional melalui pangan.
Kepala Balai Besar Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (BBPMKP), Sukim Supandi, penanggungjawab lokasi pengembangan UPJA di Indramayu menyebutkan alasan pemilihan lokasi pengembangan UPJA.
“Indramayu memiliki potensi luas lahan dalam satu hamparan di beberapa kecamatan yang bersebelahan lebih dari 10.000 hektar dan potensi UPJA untuk dikembangkan. Kita akan maksimalkan itu”, ujar Sukim dalam kesempatan rapat koordinasi dengan pemerintah Kabupaten Indramayu, Senin (19/08) di Indramayu.
Lebih lanjut Sukim menyebutkan SDM pertanian yang akan berperan dalam pendampingan UPJA diantaranya Mahasiswa Polbangtan dan PEPI , Siswa SMKPP Kementan/ Kemendikbud- ristek, Alumni, serta Petani Milenial.
Peran mereka di lapangan meliputi pendampingan pengembangan korporasi IMMACo, pengawalan pemanfaatan program dan bantuan pemerintah, dan pelaporan aktivitas harian, mingguan dan bulanan.
(yev/bbpmkp-rls)