Home Health Musim Pancaroba, DBD Mesti Diwaspadai

Musim Pancaroba, DBD Mesti Diwaspadai

JURNAL Inspirasi – Intensitas hujan dan pergantian musim kemarau ke musim hujan atau musim pancaroba, wabah Demam Berdarah (DBD) menjadi ancaman kesehatan warga Kabupaten Bogor. Sebaran kasusnya terjadi tidak hanya di wilayah perkampungan dan pedesaan namun juga di perkotaan.

Kepala Puskesmas Sirnagalih dr. Netty Susilawati mengatakan, untuk di Puskesmas Sirnagalih pada umumnya kasus yang meningkat yakni ISPA dan batuk pilek.

“Kasus demam berdarah (DBD) di Sirnagalih ada, tetapi tidak begitu signifikan,” ujarnya.

Sementara Kabid P2P Dinas kesehatan Kabupaten Bogor, Adang Mulyana mengatakan, di Kabupaten Bogor sebaran DBD yang dilaporkan terjadi di Kecamatan Cileungsi, Jonggol, Gunung Putri, dan Cibinong.

“Di Kecamatan Cileungsi 135 kasus, Kecamatan Jonggol 133 kasus, Kecamatan Gunung putri 81 kasus, Kecamatan Cibinong 79 kasus,” jelas Adang, Rabu (17/4/2024).

Selain itu pasien DBD yang meninggal terdata di Kecamatan Caringin 1 kasus, Cijeruk 1 kasus, Parung 1 kasus, Rancabungur 1 kasus, Gunung Sindur 1 kasus, Cibinong 1 kasus, Sukaraja 2 kasus, Jonggol 1 kasus, Gunung putri 2 kasus, Ciomas 1 kasus, Cileungsi 1 kasus, dan Cigombong 1 kasus.

Sepanjang akhir 2023 hingga awal 2024 tercatat 1.253 kasus DBD di Kabupaten Bogor dan 15 pasein meninggal dunia.

“Semua kasus meninggal sudah menjalani perawat di RS, dan upaya yang dilakukan di lokasi kasus meninggal yakni penyuluhan, PSN, larvasida dan fogging fokus,” tegasnya.

Faktor cuaca hujan dan panas (pancaroba) menyuburkan tempat bertelur sarang nyamuk, terlebih jika masyarakat tidak menjaga prilaku hidup bersih dan sehat di lingkungannya. Banyaknya genangan air yang menjadi sarang nyamuk DBD  menetas bersamaan.

“Kalau fogging dengan populasi yang cukup tinggi dan sebaran luas hampir semua wilayah, sepertinya tidak akan optimal mengendalikan populasi nyamuk tersebut,” tandasnya.

(yudi)

Exit mobile version