Home Health Penyakit Tropis Terabaikan jadi Fokus Utama NTDz Day 2024

Penyakit Tropis Terabaikan jadi Fokus Utama NTDz Day 2024

Kemenkes memberikan penghargaan kepada walikota atas pencapaian bebas frambusia.

jurnalinspirasi.co.id – Penyakit Tropis Terabaikan atau Neglected Tropical Disease (NTDs) seperti kusta, frambusia, kaki gajah, demam keong (schistosomiasis), dan cacingan menjadi fokus utama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam peringatan NTDs Day 2024 di Jakarta pada Rabu (6/3/2024).

Dilansir dari kemkes.go.id pada Kamis (7/3/2024), Penyakit Tropis Terabaikan adalah jenis penyakit menular yang umumnya dialami oleh individu dengan kondisi sosial-ekonomi yang rendah dan jarang mendapat perhatian yang memadai.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa secara global ada 21 jenis Penyakit Tropis Terabaikan atau NTD yang disebabkan oleh berbagai macam patogen, seperti virus, bakteri, protozoa, dan cacing parasit.

“NTD menyebabkan tingginya angka kesakitan, kecacatan, dan stigma, terutama mempengaruhi populasi yang paling miskin dan marjinal, termasuk anak-anak, perempuan, dan lansia,” ujar Momoe Takeuchi, selaku Deputy WHO Representative to Indonesia dalam sambutannya pada Neglected Tropical Disease (NTDs) Day 2024 dikutip dari kemkes.go.id pada Kamis (7/3/2024).

Menteri Kesehatan RI (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, memberikan pesan kepada para kepala daerah yang hadir untuk menciptakan lingkungan yang sehat bagi masyarakat guna mengatasi berbagai Penyakit Tropis Terabaikan.

Menurutnya, upaya untuk mengeliminasi penyakit tropis terabaikan bisa tercapai jika masyarakat dapat menjaga kebersihan lingkungan agar hewan dan binatang yang hidup di sekitarnya tidak membawa virus, bakteri, atau patogen penyakit.

“Memang, cara yang paling bagus dan paling benar, walaupun susah, adalah jaga lingkungannya. Kalau lingkungannya nggak banyak nyamuk, segala penyakit yang dibawa nyamuk pasti menurun,” ucap Menkes RI, Budi.

Menurut Budi, usaha untuk menyingkirkan Penyakit Tropis Terabaikan adalah program kesehatan yang berkelanjutan dan tidak dapat diselesaikan dalam waktu singkat seperti satu atau dua tahun. Proses penghapusan penyakit-penyakit ini memerlukan kerjasama yang kokoh dalam menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan.

“Jadi, itu saja Bapak, Ibu, jangka panjang, kalau mau sustainable yang mesti diberesin, bikin lingkungan yang bersih. Lingkungan bersih apa aja? Rajin cuci tangan sebelum makan, buang air besar jangan sembarangan, kemudian kalau jalan-jalan di luar pakai sandal, terutama anak-anak. Kemudian, kalau ada genangan air yang bisa jadi sarang nyamuk itu dibersihkan. Nah, harusnya kalau itu beres, turun jauh tuh NTD-nya,” tegas Menkes Budi dalam acara tersebut.

Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Maria Endang Sumiwi, mengungkapkan bahwa di Indonesia terdapat 8 dari 21 Penyakit Tropis Terabaikan, termasuk kusta, frambusia, kecacingan, filariasis, dan schistosomiasis atau demam keong.

Dirjen Maria juga menyampaikan bahwa pada tahun 2023, terdapat 14.376 kasus baru kusta yang dilaporkan, dengan 11 provinsi dan 124 kabupaten/kota memiliki prevalensi di atas 1 orang per 10.000 penduduk. Selain itu, ditemukan 69 kasus baru frambusia pada tahun 2024, tersebar di beberapa wilayah seperti Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, Papua Barat Daya, dan Papua Tengah.

Meskipun demikian, pemerintah terus melakukan upaya eradikasi atau pemberantasan dan eliminasi frambusia dengan melibatkan berbagai pihak. Hingga tahun 2023, sebanyak 158 kabupaten/kota telah mencapai status bebas frambusia, termasuk 10 daerah endemis dan 148 daerah non-endemis. Pada tahun 2024, sebanyak 99 kabupaten/kota telah lolos asesmen eradikasi frambusia dan berhak menerima Sertifikat Bebas Frambusia.

“Hingga saat ini, terdapat 6 provinsi yang sudah 100% kabupaten/kota-nya bebas frambusia, yaitu provinsi Lampung, Banten, Jateng, Bali, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur,” jelas Dirjen Maria Endang.

Saat ini, upaya eliminasi filariasis sedang dilakukan secara bertahap di 236 kabupaten/kota yang terjangkit. Hingga tahun 2023, sebanyak 37 kabupaten/kota telah mencapai status eliminasi filariasis dan menerima sertifikat pengakuan dari Menteri Kesehatan. Lebih lanjut, pada peringatan NTDs Day 2024, tiga kabupaten telah dinyatakan bebas dari filariasis dan menerima sertifikat eliminasi, yaitu Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Mukomuko, dan Kabupaten Keerom.

Sementara itu, schistosomiasis atau penyakit demam keong hanya terdeteksi di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Poso dan Sigi di Provinsi Sulawesi Tengah. Meskipun demikian, pemerintah tetap memberikan perhatian khusus karena schistosomiasis belum sepenuhnya berhasil dieliminasi dari Indonesia.

Untuk Penyakit Tropis Terabaikan seperti cacingan, pemerintah memberikan perhatian besar dan mengajak semua kabupaten/kota untuk bersama-sama mengurangi tingkat prevalensi cacingan menjadi kurang dari 10 persen.

“Demikian juga dengan cacingan yang tersebar di seluruh kabupaten/kota, menjadi tugas kita bersama untuk menurunkan angka prevalensi cacingan menjadi kurang dari 10%,” ujar Maria Endang.

Selain itu, dalam acara tersebut, Kemenkes memberikan apresiasi penghargaan kepada 99 bupati/walikota atas prestasi dalam mencapai status bebas frambusia, serta kepada 3 bupati atas upaya eliminasi filariasis atau kaki gajah.

(lia puspitasari/mg-uik)

Exit mobile version