Jurnalinspirasi.co.id- Satu juta anak Indonesia, terlindungi dari risiko paparan berbagai penyakit, ketika pola hidup masyarakat membiasakan diri dengan perilaku hidup sehat.
“Anak-anak akan tumbuh sehat dan tak mudah terserang risiko penyakit, andai saja semua elemen masyarakat, utamanya keluarga membiasakan diri berperilaku hidup sehat,” kata Mahmud Fauzi, SKM, M.Kes., Ketua Tim Kerja Standar Kecukupan Gizi dan Mutu Pelayanan Gizi KIA, Direktorat Gizi dan KIA, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Rabu (28/02/2024) dalam acara diskusi terkait program Keluarga Siaga Dukung Kesehatan, Siap Hadapi Masa Depan (SIGAP).
Program keluarga SIGAP kata Mahfud Fauzi, merupakan agenda pemerintah Indonesia yang diluncurkan tahun 2022 lalu, sebagai upaya memasyaratkan budaya dan perilaku hidup sehat melalui edukasi kesehatan.
“Program keluarga SIGAP ini berfokus pada pada imunisasi yang rutin, lengkap, dan sesuai jadwal, melakukan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), dan pemberian makanan bergizi pada anak usia 0-24 bulan,” ujar Mahfud.
Sebagai informasi, program keluarga SIGAP merupakan hasil kolaborasi berkelanjutan antara Gavi, Unilever Indonesia, dan The Power of Nutrition.
Program keluarga SIGAP ini sudah dijalankan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dan Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
Program keluarga SIGAP ini merupakan replikasi dari keberhasilan program serupa di India (2017-2021) dengan nama “Safal Shuruaat” (Successful Beginning).
“Salah satu inisiatif dari Kementerian Kesehatan, untuk menjalankan keluarga SIGAP dengan program GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat). Program GERMAS mempromosikan budaya hidup dan praktik hidup sehat, yang kemudian akan berdampak pada peningkatan kualitas hidup masyarakat, khususnya anak-anak,” jelas Mahfud.
Selain itu Kementerian Kesehatan, sebut Mahfud, terus berupaya meningkatkan gizi masyarakat, terutama pada anak balita agar kedepan menjadi generasi penerus yang lebih berkualitas.
“Kami mengapresiasi inisiatif program ini, yang dapat meningkatkan kesehatan dan gizi masyarakat melalui pendorongan positif praktik hidup sehat,” kata Mahmud Fauzi.
Sekedar informasi, tahun 2021, lebih dari seperempat kematian pada anak-anak disebabkan oleh pneumonia dan diare, penyakit-penyakit ini sebenarnya dapat dicegah melalui perilaku hidup bersih dan sehat seperti menjaga kebersihan tangan, imunisasi lengkap yang tepat waktu, dan disertai dengan pola makan yang baik.
“Unilever Indonesia sangat senang berkolaborasi dengan Gavi dan The Power of Nutrition untuk memberikan anak-anak di Indonesia langkah awal yang terbaik dalam hidup mereka. Program ini selaras dengan komitmen kami untuk meningkatkan kesehatan keluarga Indonesia melalui pola hidup bersih dan sehat, salah satunya dengan cuci tangan pakai sabun di momen penting,” ujar drg. Ratu Mirah Afifah GCClinDent., MDSc, Head of Professional Marketing Personal Care Unilever Indonesia. Saat ini, kata drg. Mirah, Unilever sudah berhasil melakukan edukasi cuci tangan pakai sabun hingga lebih dari 100 juta orang di indonesia melalui program-program yang berfokus pada kebersihan tangan.
Program Keluarga SIGAP saat ini tengah berada dalam fase percontohan (pilot program) yang akan berjalan hingga bulan Juni 2024 dengan harapan kedepannya dapat dilakukan dalam skala yang lebih besar (scale up program).
“Kami sangat bahagia bisa terpilih sebagai wilayah pelaksanaan pilot program ini dan berharap bisa mendapatkan hasil yang diharapkan yaitu peningkatan kesadaran dan juga praktik perilaku kesehatan,” cap drg. Yasna Khairina, Kepala Dinas Kesehatan Kab. Banjar
Sementara itu, baik di Kabupaten Bogor maupun Kabupaten Banjar, melalui Program Keluarga SIGAP, kader-kader kesehatan dilatih untuk memberikan sosialisasi yang efektif menggunakan berbagai media yang interaktif untuk menarik perhatian masyarakat, khususnya orang tua.
“Pelatihan kepada kader kesehatan itu bertujuan agar mereka bisa menyampaikan pesan secara efektif kepada keluarga, kami sadar bahwa sekedar mendidik secara konvensional saja tidak cukup. Makanya, kami menyediakan materi-materi interaktif yang bisa menarik perhatian dan tentunya mendidik para orang tua secara lebih efektif,” jelas Ardi Prastowo, Team Leader Program Keluarga SIGAP.
Fransisca Lambe, Program Manager Program Keluarga SIGAP, menambahkan bahwa program ini tidak hanya menargetkan orang tua sebagai sasaran yang ingin dididik, tetapi juga menargetkan komunitas di lingkungan tersebut.
“Komunitas juga memegang peran penting dalam mempengaruhi pola pikir masyarakat. Dengan berinteraksi dengan kepala desa, pemuka agama, dan lainnya, kami dapat memastikan pesan perilaku kesehatan positif dapat tersampaikan tidak hanya dari kami, melainkan dari para pemimpin di wilayah tersebut,” katanya.
Kepala Bidang Keseahatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor dr. Intan Widayati, MA menambahkan bahwa metode pendekatan sosialisasi yang holistik akan meningkatkan efektifitas dari program ini.
“Dengan cara tersebut, kita bisa memastikan semua dapat mengirimkan pesan kesehatan yang sama baik itu dari kader kesehatan dan juga dari para pemimpin di wilayah tersebut,” kata dr. Intan menutupi. Aga ALamanda*