jurnalinspirasi.co.id – Syukron, hatur nuhun kang Asep Saefuddin atas cap jempol yang diacungkan pada postingan saya, Senin 12-02-2024 di media sosial, berjudul “Syukuran mengakhiri kampanye Pilpres RI 2024 bagi-bagi pisang Kepok kepada para tetangga..wass.AA”, dengan gambar Pisang Kepok yang sudah matang, menguning dan buahan itu kebetulan hasil kebun sendiri, yang ada di belakang rumahku, Kp.Wangun Atas RT 06 RW 01 KelurahanSindangsari Kota Bogor Timur.
Alhamdulillah cukup banyak juga teman-teman, para Sahabat yg meresponnya dengan ungkapan bahasa “lucu-lucu”, lebih banyak banyolan, maksudnya iseng-iseng memberikan hiburan.
Salah seorang yang menarik, yang perlu saya tanggapi adalah acungan cap jempol dari senior saya di KAHMI, Kang Prof.Asep Saefuddin, Rektor Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Jakarta. Beberapa hari lalu, saya mendapat postingan japri dari beliau tentang sikap kita yang bijak menghadapi hasil Pilpres RI Rabu 14 Pebruari 2024 nanti.
Saya sudah selesai mendatangi para tetangga yang dekat rumahku untuk berbagi pisang Kepok, alhamdulillah. barusan selesai. Walaupun di sore hari daerah Ciawi Bogor diguyur hujan lebat. Pikiranku, ini momentum yang tepat pisang diberikan, dan disumbangkan, sehingga para tetangga bisa menikmati “gorpis” sambil ngopi-ngopi, di suasana udara yang sejuk di alam pegunungan kawasan Puncak Bogor.
Ketika saya menyerahkan pisang Kepok, tak lupa, sambil berpesan, menyampaikan pesan moral kang Rektor UAI yang bijaksana, yang saya terima beberapa hari lalu, bunyinya kira-kira begini:
…”Seandainya Allah SWT mengizinkan bpk Anis menang..maka itu akan berbuah Manis seperti Pisang Kepok, yang saya bagikan ini… he he ge-er geer (gede rasa).
Jika bpk Prabowo menang dalam Pilpres 2024 harap kita “Legowo” saja, maksudnya berjiwa besar dan lapang dada, jika pelaksanaan Pemilu 2024 memang betul-betul jujur dan adil (jurdil).
Akan tetapi seandainya bpk Ganjar yang menang pilpres RI atas takdir dan kodrat illahi, Rabu 14 Februari 2024, maka kita teruslah Belajar”.
Maksudnya belajar disitu adalah berlatih Kesabaran dan Beristighfar agar mentalnya normal kembali. Sebab sudah agak lama juga, lk 2 bulan kita mengalami “hiruk pikuk” kampanye, yang menguras energi tenaga dan pikiran, sehingga nyaris terjadi ketidakseimbangan sikap mental dan spiritual, disorientasi dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga mengganggu pola relasi kehidupan berbangsa dan bernegara di dalam wadah NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Kita bersabar, belajar dan berlatih berbudaya demokrasi Pancasila dengan hikmah kebijaksanaan/sistem perwakilan, mau dan mampu menghargai perbedaan pendapat dengan penuh rahmat dan karuniaNya, tidak dibenarkan saling membenci. Kita sebagai warga bangsa, ralyat Indonesia adalah bersaudara,, menurut sejarahnya hidup “senasip dan sepenanggungan” meminjam istilah E Renan, dengan ekosistem alamnya .”satu nusa satu bangsa, satu tanah air dan satu bahasa persatuan yakni Indonesia.
Pasca Pemilu Pilpres RI tgl 14 Pebruari 2024, hendaknya kita bersatu, hidup toleran, rukun dan damai sesuai semboyan, yang digelorakan bpk.bangsa Bung Karno “Binneka Tunggal.Ika”. Kita berbeda-beda, tetapi tetap satu jua (nations unity in diversity), saling menghargai perbedaan, legowo dalam kesabaran.
Mendengar pesan Sang Profesor tersebut, Warga bengong saja, ..”aya naon oy.” ? tetapi mereka bansos sembako pisang Kepok dari saya ikhlas, karena Allah “lillahitaalah”, diterima mereka dengan senang hati.
Akan tetapi soal pilihan pilpres tunggu dulu. Mereka mikir-mikir dahulu, ketiga paslon Pipres RI thn 2024, yang mana yang paling cerdas (wabil tulus) visi dan misinya paling menarik, rialistik, relevan dengan tantangan zaman dan rasional-masuk diakal (common sense) Dan paslon capres yg mana? yang pernah dan suka berbagi sembako menggunakan dana APBN, berbuat kesalahan dan curang serta menggunakan fasilitas negara yang melanggar UU Pemilu (abuse of power and authority). Bahasa populernya pelaksanaan kampanye Pilpres RI 2024 dengan cara dan pendekatan money politik (wabil fulus), dan mengakal-akali praktik UU Pemilu, alias akal busuk “wabil bulus”.
Setelah itu ketiga paslon Capres dan Cawapres RI 01, 02 dan 03 dipelajari dan dinilai rekam jejaknya (track recordnya), yang mana yang unggul dan relatif bersih dari perbuatan tercela spt korupsi, kolusi, nepotisme (KKN) dan pelanggaran HAM serta perbuatan tak senonoh lainnya spt film porno, grafitasi kasus KTP di parlemen, etc.
Insya Allah bagi rakyat melek politik dan cerdas, sudah bisa menentukan sikap yang tepat untuk menemukan Presiden RI 2024-2029 yang terbaik. Akan tetapi kekhawatiran kita mayoritas penduduk Indonesia “kurang melek politik” karena rendahnya pendidikan dan kehidupan sosial-ekonomi. Jadi, golongan ini sangat rentan dengan pemberian paket bantuan sosial Sembako dan dana BLT, yang pernah dikerjakan Presiden Jokowi dan para Menteri Negara spt Zulhas dan Airlangga menggunakan fasilitas negara untuk berkampanye mendukung Paslon 02, badnews ini publik tahu sebab sudah viral di medsos.
Kata rakyat itu jelas dan terang-benderang perbuatan tercela itu, hukum agamanya haram. Demikian itu perbuatan manusia yang abnormal, tidak waras, itu mudarat dan berdampak buruk bagi perjalananan kepemimpinannya 5 tahun ke depan, jika beliau terpilih menjadi Presiden RI 2024-2029 yang penuh tantangan.
Mendengar “celotehan” cerdas dan keluh-kesah warga masyarakat, tetangga saya tersebut, saya berkeyakinan bahwa Pemilu Pilpres 2024 bisa berjalan aman dan damai, rukun, jika penyelenggaraan Pemilu 2024 konsisten dan konsekwen sesuai berdasarkan azas Luber dan Jurdil.
Semoga Allah SWT menganugerahi rahmat, karunia dan hidayah-Nya dalam penyelenggarakan Pemilu 2024 dengan hasil Paslon Presiden dan Wakil Presiden RI pilihan terbaik yg tulus dari rakyat Indonesia, yang insya Allah Presiden dan Wapresnya berwatak siddiq, amanah, fathonah dan tabliq, AMIN Ya Rabbul alamin.
Mohon maaf, jika ada hal-hal ungkapan yang tak berkenan di hati dalam tulisan ini “Berbagi Pisang Kepok, sebagai rasa Syukur kepada Allah atas Suksesnya Kampanye Pilpres 2024 yang baru selesai. Alhamdulillah pelaksanaan agenda kampanye pemilu 2024 telah berlangsung aman dan lancar, nihil konflik sosial. Hal ini pertanda bahwa Rakyat Indonesia sudah sangat dewasa dalam praktik berdemokrasi.
Mudah-mudahan juga diikuti, dicontoh oleh para elite politik (the ruling party), khususnya mereka-mereka yang menjadi konstestan Pilpres RI 2024 yang masih menjabat Penyelenggara Negara, harus dan wajib bersikap “fairness”, jangan lakukan “abuse of power and authority” dengan akal fulus dan bulusnya, jika itu dilakukan akan mendatangkan “risiko tinggi” bagi keselamatan bangsa dan negara. Harapan kita sebagai WNI yang masih waras, Insya Allah mudah-mudahan penyimpangan konstitusi tidak terjadi dalam praktik Pemilu Piilpres 2024. Jangan curangi dan nodai demokrasi Pancasila melalui Pemilu 2024 yang merupakan wadah penyaluran aspirasi Rakyat yang berdaulat dan bermartabat (dignity of peoples). Syukron barakallah
Wassalam
====✅✅✅
Penulis: Dr.Ir.H Apendi Arsyad, M.Si
(Dosen, Konsultan, Pegiat dan Pengamat serta Kritikus Sosial)