Leuwiliang| Jurnal Bogor
Pembongkaran atap Pasar Leuwiliang pascakebakaran beberapa waktu lalu, di blok B di protes para pedagang. Pasalnya, pembongkaran yang dilakukan oleh CV Langgeng Dohir Batin (LDB) dinilai telah merugikan para pedagang.
Salah satu pedagang di Pasar Leuwiliang H Intan mengaku kecewa atas pembongkaran besi karena berdampak kerusakan pada bangunan milik pedagang.
Menurut Intan, minimnya sosialisasi dan kecerobohan pekerja dari pemborong sehingga menyebabkan terjadinya insiden yang merugikan kegiatan para pedagang. Pembongkaran besi itu, berdampak bagi para pedagang sehingga mereka tidak dapat beraktivitas mencari nafkah seperti biasanya.
“Sebetulnya, besi-besi yang ada di dalam pasar pedagang pun mempunyai hak, bukan hanya oleh pihak ketiga. Ini ada indikasi mencari keuntungan pribadi. Kompensasi dari pihak pemborong itu nihil,” keluhnya.
Intan menyebut, sebanyak 16 pedagang, terdampak auning itu tertimpa atap beton yang roboh dan kerusakan auning itu membuat para pedagang tidak bisa berniaga seperti semula.
“Bahkan insiden itu, menimpa satu orang menjadi korban dan mengalami luka di bagian kepala dan lengan,” paparnya.
Dia pun menerangkan dengan keprihatinan kondisi para pedagang pasar saat ini. Sebab belum sembuh dan pulih kondisi para pedagang, terjadi lagi musibah yang membuat pedagang trauma.
“Seberapa dalam kami harus merogoh kantong, sedih kami, dimanakah keadilan buat kami, hukum dan pasal apa yang adil untuk kami,” ucapnya.
Sementara Kepala Unit PD Pasar Leuwiliang Toha Mulyadi mengatakan, pembongkaran besi pascakebakaran distop dulu.
“Setelah dikeluhkan sejumlah pedagang, sebelum ada perbaikan sanggah auning milik pedagang maka pembongkaran besi itu di stop dan tidak dilanjutkan,” kata Mulyadi saat dikonfirmasi Jurnal Bogor.
“Harus diperbaiki dulu auning milik pedagang, maka itu pembongkaran besi bangunan di stop dulu,” tukasnya.
(arip ekon/endres)