Ciawi | Jurnal Bogor
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sampah (PS) Wilayah III Ciawi, akan melakukan penutupan lokasi pembuangan sampah di Desa Banjarsari, Ciawi. Tindakan tegas itu upaya terakhir unit dibawah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor, dalam menyelesaikan permasalahan sampah rumah tangga tersebut.
Kepala UPT PS Wilayah III Ciawi Enceng mengatakan, untuk menyelesaikan persoalan sampah di Desa Banjarsari persisnya di bahu Jalan Veteran Banjarwaru – Cibedug dengan cara melakukan penutupan.
“Agar lokasi bahu jalan itu tidak dijadikan lagi tempat pembuangan sampah, saya akan menutup nya dengan seng,” ungkapnya kepada Jurnal Bogor belum lama ini di kantornya di komplek pemerintah Ciawi.
Untuk penutupan lokasi pembuangan sampah rumah tangga yang didominasi warga Desa Banjarsari itu, Enceng menegaskan, pihaknya akan berkoordinasi terlebih dulu dengan pihak desa.
“Setelah berkoordinasi dengan desa, secepatnya saya akan tutup,” tegasnya.
Menurutnya, ada ketidak keterbukaan dari pihak Badan Usaha Milik Desa (BumDes) Banjarsari selaku penanggungjawab dalam pengelolaan sampah yang banyak dikeluhkan pengguna jalan itu. Dimana, untuk retribusi yang dibayarkan pihak BumDes tidak sebanding dengan volume sampah.
“Bayangkan saja, untuk sekali menarik sampah di Banjarsari, harus menggunakan kendaraan besar. Walau sudah menggunakan armada tronton, tetap saja di lokasi sampah masih ada sisa, lantaran tidak bisa ke angkut semua,” jelas Enceng.
Enceng menyayangkan dengan sikap Pemerintah Desa (Pemdes) Banjarsari yang terkesan lepas tanggungjawab. Hal itu dapat dilihat dengan melakukan pembiaran terhadap penggurus BumDes tanpa ada panggilan musyawarah maupun rapat untuk menyelesaikan persoalan sampah.
“Harusnya kepala desa langsung turun tangan, ajak kami bersama BumDes musyawarah. Karena kalau kepala desa nya diam saja, masalah sampah ini sampai kapanpun tidak akan selesai,” paparnya.
Meski begitu, Enceng mengaku untuk pengangkutan sampah di lokasi bahu jalan veteran di Desa Banjarsari, masih tetap dilakukan para petugasnya saat malam hari.
Kepala UPT yang beberapa bulan lagi akan masuk masa pensiun dari Aparatur Sipil Negara (ASN) itu menjelaskan, kegiatan pengangkutan dilakukan di malam hari oleh para petugasnya, agar bisa fokus bekerja mengangkut tumpukan sampah tanpa ada gangguan.
“Kalau dilakukan pagi atau siang hari, kuatir akan menggangu pengendara lain. Dan pastinya bisa mengakibatkan kemacetan,” papar Enceng.
Sementara, Kepala Desa (Kades) Banjarsari, Misbah saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya, sedang tidak aktif.
Sebelumnya, para pengguna jalan mengeluhkan kondisi bau tidak sedap yang berasal dari sampah. Selain mengeluarkan aroma bau menyengat, kondisi jalan veteran pun menjadi kotor akibat banyak sampah yang berserakan.
“Kenapa sih tempat pembuangan sampah ini tidak ditutup saja. Bukan hanya bau saja saat melintas, wilayah juga jadi kelihatan kumuh dan jorok,” tukas Iwan, warga Kecamatan Ciawi.
(dede suhendar)